Pelaksanaan Tindakan Siklus II

76 keberhasilan 75 dari jumlah yang mengikuti proses pembelajaran telah mencapai taraf keberhasilan minimal lebih atau sama dengan 72 belum tercapai. Oleh karena itu, peneliti dan guru sepakat mengadakan perbaikan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS pada siklus II supaya mencapai kriteria keberhasilan yaitu 75 dari jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran telah mencapai taraf keberhasilan minimal lebih dari atau sama dengan 72.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan siklus II dilakukan dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 9 dan 10 Juni 2016 dengan wakti 2 jam pelajaran setiap 1 pertemuan 2x35 menit dengan KD memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah. Indikator pada pertemuan 1 yaitu 8 menyabutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membeli suatu barang, 9 menjelaskan perbedaan pasar tradisional dan pasar swalayan, 10 menjelaskan keuntungan dan kerugian jual beli di pasar tradisional. Sedangkan indikator pada pertemuan 2 yaitu 11 menjelaskan keuntungan dan kerugian jual beli di pasar swalayan, 12 menjelaskan dengan yang dimaksud barter, 13 menjelaskan kegiatan jual beli di sekolah. 1 Perencanaan Berdasarkan hasil siklus I, perencanaan pada siklus II berpedoman pada hasil refleksi siklus I. Peneliti dan guru kelas III saling berdiskusi dalam merencanakan pembelajaran selanjutnya agar 77 hasil yang akan diperoleh pada siklus II meningkat. Sebelum melakukan tindakan, peneliti terlebih dahulu menyusun rencanaperbaikan pembelajarang yang akan dilakukan pada siklus II ini. Hasil perencanaan pada siklus II adalah sebagai berikut: a Peneliti dan guru berdiskusi untuk menyamakan persepsi sebagai bahan rumusan tindakan yang akan dilakukan pada siklus kedua. b Peneliti dan guru sepakat untuk menciptakan suasana pembelajaan yang santai dan menyenangkan. c Guru menjelaskan kembali secara detail tahapan metode Role Playing dengan menambah waktu dalan tiap-tiap tahap. d Peneliti dan guru sepakat untuk lebih melakukan pendekatan kepada siswa supaya mengetahui kesulitan yang dialami. e Guru dan peneliti meningkatkan interaksi dan komunikasi dengan siswa supaya siswa lebih mudah dalam menerima pelajaran. f Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan arahan dari dosen pembimbing. g Menyusun dan mempersiapkan soal tes untuk siswa. Tes diberikan setiap akhir siklus. Soal tes disusun oleh peneliti sesuai dengan arahan dosen pembimbing. h Mempersiapkan sarana dan fasilitas yang akan digunakan pada tindakan siklus II. i Perbedaan siklus I dan siklus II adalah pada jumlah kelompok dan setting tempat bermain peran. 78 2 Tindakan Siklus II Proses pelaksanaan tindakan pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari kamis tanggal 9 Juni 2016 mulai pukul 07.35 sampai 08.45 selama 2 jam pelajaran 2x35 menit. Sedangkan pada pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari jum‟at tanggal 10 Mei 2016 mulai pukul 09.10 sampai 10.20 selama 2 jam pelajaran 2x35 menit. a Pertemuan I Pelaksanaan tindakan ini merupakan tindak lanjut, perbaikan, dan penyempurnaan proses pembelajaran dari tindakan sebelumnya. Tindakan pada siklus II di pertemuan I ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 9 Juni 2016 mulai pukul 07.35 sampai 08. 45 selama 2 jam pelajaran 2x35 menit. Pelaksanaan bermain peran pada siklus II berbeda dengan siklus I. Pada siklus I permainan disetting seperti warung dan pasar sedangkan pada siklus II disetting seperti swalayan. Hal ini dilakukan atas persetujuan siswa. Kegiatan Awal a. Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan salam dan doa. b. Guru melakukan presensi kelas dengan menanyakan tempat duduk siapa yang kosong dan menanyakan kabar. 79 c. Siswa menanggapi pertanyaan dari guru secara klasikal tentang perbedaan pasar tradisional dan pasar swalayan kemudian dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari. d. Siswa diberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran dan manfaat yang akan dicapai setelah mempelajari materi yang akan dipelajari dalam pertemuan ini. Kegiatan Inti a. Tahap Pemanasan Kegiatan pertama yang dilakukan guru pada adalah melakukan langkah pertama dalam langkah-langkah metode Role Playing yaitu tahap pemanasan. Pada tahap ini guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi jual beli pada indikator 8 menyabutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membeli suatu barang, 9 menjelaskan perbedaan pasar tradisional dan pasar swalayan, 10 menjelaskan keuntungan dan kerugian jual beli di pasar tradisional. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai materi tersebut. Guru juga menjalaskan secara detail langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing yang akan dilakukan oleh siswa. b. Tahap memilih siswa yang akan berperan Tahap kedua yaitu tahap pemilihan siswa yang akan berperan. Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok. Siswapun 80 bergabung dengan kelompoknya. Kelompok pertama terdiri dari 5 siswa dan kelompok kedua terdiri dari 5 siswa. Kelompok dipilih secara acak supaya berbeda dengan kelompok pada siklus I. Setiap kelompok memerankan peran supaya memahami materi. c. Tahap menyiapkan penonton yanga akan mengobservasi Pada tahap ketiga yaitu tahap menyiapkan penonton dan observer yang akan mengobservasi. Guru memberikan penjelasan kepada siswa yang menonton yaitu kelompok kedua. Siswa yang menjadi penonton mendapatkan penugasan untuk mengamati kelompok yang sedang bermain. Begitu juga nanti sebaliknya, jika kelompok kedua bermain peran maka kelompok pertama menjadi penonton. Siswa penonton juga mendapatkan LKS untuk dikerjakan pada waktu kelompok pertama sedang barmain peran. Siswa memahami maksud dan perintah guru sehingga tidak ada yang bertanya mengenai tugas sebagai penonton. Siswa yang menjadi penonton memperhatikan dengan seksama. d. Tahap Mengatur Panggung Pada tahap ini guru meminta siswa untuk berkumpul dengan kelompok masing-masing. Guru dan peneliti juga melakukan persiapan seperti mensetting tempat. Tempat akan disetting seperti swalayan dapat dilihat pada lampiran 7 Gb 10. 81 Disiapkan dua buah meja untuk meletakkan media yang akan dipakai. Guru menata media dengan sedemikian rupa mirip seperti swalayan. Kemudian guru mengecek kesiapan siswa yang akan bermain dalam permainan yang pertama. e. Tahap Permainan Pada tahap permainan ini kelompok pertama memainkan peran yang sudah ditetapkan sebelumnya yaitu proses jual beli di swalayan. Permainan dilakukan dengan durasi 10 menit. Materi lebih dikonsentrasikan pada indikator menyebutkan hal- hal yang harus diperhatikan dalam membeli suatu barang. Satu siswa sebagai kasir dan 4 siswa sebagai pembeli. Pada tahap ini guru tidak memberikan batasan terhadap bagaimana siswa memainkan peran. Hal ini bertujuan agar pembelajaran terasa santai dan menyenangkan. Sedangkan siswa yang menjadi penonton memperhatikan dengan seksama sambil mengerjakan LKS secara bersama-sama. f. Tahap Diskusi dan evaluasi Tahap diskusi dan evaluasi ini dilakukan oleh guru dan siswa. Guru dan siswa berdiskusi mengenai jalannya penampilan pertama. Dalam berdiskusi guru lebih meningkatkan interaksi dan kosunikasi dengan siswa supaya terjadi keakraban antara guru dan siswa. Hal ini sangat berdampak positif karena siswa lebih aktif dalam berdiskusi. Siswa juga mulai percaya 82 diri dalam mengemukakan pendapat. Ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang mengemukakan pendapatnya pada saat tanya jawab dapat dilihat pada lampiran 7 Gb 11. Guru juga membahas LKS yang dikerjakan siswa yang menjadi penonton. Guru juga melakukan evalusi mengenai jalannya permainan. Beberapa siswa memberikan komentar dan saran bagi kelompok yang maju. Guru membimbing diskusi dan evaluasi ini sehingga berjalan dengan lancar. g. Tahap Permainan Berikutnya Pada tahap ini, permaianan dilakukan oleh kelompok kedua. Guru meminta siswa kelompok kedua untuk bersiap-siap. Siswa kelompok kedua kemudian menyiapkan diri untuk bermain peran. Kelompok kedua diberi waktu untuk berperan selama 10 menit. Pada permainan kedua ini siswa memainkan peran dengan setting swalayan. Materi lebih dikonsentrasikan pada indikator perbedaan pasar tadisional dan pasar swalayan. Satu siswa sebagai penjaga kasir dan empat siswa sebagai pembeli dapat dilihat pada lampiran 7 Gb 12. Siswa yang kelompok pertama memperhatikan jalannya penampilan dengan seksama sambil mengerjakan LKS secara bersama-sama. h. Tahap diskusi lebih lanjut Pada tahap ini siswa dan guru melakukan tanya jawab dan diskusi membahas LKS yang dikerjakan siswa yang menjadi 83 penonton. Guru melakukan diskusi dan evaluasi dengan tanya jawab. Siswa berpartisipasi aktif dalamberdiskusi dan mengevaluasi baik penampilan maupun jalannya cerita permainan peran. Ketika guru melakukan evaluasi banyak siswa yang mengomentari dan memberi saran. Guru juga berdiskusi dengan siswa mengenai runtutan cerita dari awal sampai akhir. Diskusi berjalan dengan baik. Guru memberikan pertanyaan kepada setiap siswa sebagai upaya untuk mengetahui kesulitan atau materi yang belum dipahami siswa. i. Tahap Generalisasi Pada tahap ini siswa dan guru menyamakan persepsi dari awal hingga akhir kemudian mengambil kesimpulan umum mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Guru melakukan generalisasi dengan bertanya jawab dengan siswa. Siswa nampak antusias dalam berdiskusi. Mereka aktif mengutarakan pendapat apabila diberi pertanyaan oleh guru. Materi yang telah diajarkan kemudian dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Selanjutnya, siswa mengerjakan soal evaluasi yang dibagikan oleh guru. Setelah selesai kemudian dibahas bersama- sama. Kegiatan Akhir a. Kegiatan akhir dilakukan dengan tanya jawab mengenai kesimpulan tentang materi yang baru saja dipelajari. 84 b. Guru melakuakn refleksi dan memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan proses jual beli di sekitar rumah dan memceritakannya pada pertemuan berikutnya. c. Setelah selesai, pelajaran ditutup dan siswa bersiap untuk pulang. d. Sebelum pulang siswa dan guru berdoa terlebih dahulu kemudian siswa pulang ke rumah masing-masing. b Pertemuan II Pada pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan kedua ini merupakan tidak lanjut, perbaikan dan penyempurnaan dari tindakan siklus II pertemuan pertama. Tindakan siklusII pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari jum‟at tanggal 10 Juni 2016 mulai pukul 09.10 sampai 10.20 selama 2 jam pelajaran 2x35 menit. Kegiatan Awal a. Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan salam dan doa. b. Guru melakukan presensi kelas dengan meminta siswa melihat bangku yang kosong dan menanyakan kabar. c. Siswa menjawab pertanyaan dari guru secara klasikal sebagai apersepsi tentang disebut apa kegiatan tukar menukar barang pada zaman dahulu kemudian dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari. 85 d. Guru juga memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran dan manfaat yang akan dicapai setelah mempelajari materi yang akan dipelajari dalam pertemuan ini. Kegiatan Inti a. Tahap Pemanasan Kegiatan pertama yang dilakukan guru pada adalah melakukan langkah pertama dalam langkah-langkah metode Role Playing yaitu tahap pemanasan. Pada tahap ini guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi jual beli yaitu pada indikator 11 menjelaskan keuntungan dan kerugian jual beli di pasar swalayan, 12 menjelaskan dengan yang dimaksud barter, 13 menjelaskan kegiatan jual beli di sekolah. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai materi tersebut. Guru juga menjalaskan secara detail langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing yang akan dilakukan oleh siswa. b. Tahap memilih siswa yang akan berperan Tahap kedua yaitu tahap pemilihan siswa yang akan berperan. Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok. Siswapun bergabung dengan kelompoknya. Kelompok pertama terdiri dari 5 siswa dan kelompok kedua terdiri dari 5 siswa. Kelompok dibagi secara acak agar semua siswa dapat berbaur dengan temannya. Setiap kelompok memerankan peran supaya memahami materi. 86 c. Tahap menyiapkan penonton yang akan mengobservasi Pada tahap ini guru memberikan penjelasan kepada siswa yang menonton. Siswa yang menjadi penonton adalah siswa yang belum tampil pada permainanpertama. Siswa yang menjadi penonton juga mendapatkan penugasan untuk mengamati kelompok yang sedang bermain. Siswa juga mendapatkan LKS untuk dikerjakan pada waktu kelompok pertama sedang barmain peran. Siswa memahami maksud dan perintah guru sehingga tidak ada yang bertanya mengenai tugas sebagai penonton. Siswa yang menjadi penonton memperhatikan dengan seksama. Guru membimbing pelaksanaan bermain peran agar berjalan dengan lancar. d. Tahap Mengatur Panggung Pada tahap ini guru meminta siswa untuk berkumpul dengan kelompok masing-masing. Guru dan peneliti kemudian menata tempat seperti yang sudah direncanakan. Permainan yang akan digunakan adalah barter sehingga tempat ditata sesuai dengan jaman dahulu. Guru kemudian mengecek kesiapan siswa yang akan bermain dalam permainan yang pertama. e. Tahap Permainan Pada tahap permainan ini guru meminta siswa yang telah ditunjuk untuk memainkan peran yang sudah ditetapkan. Pada permainan pertama siswa memainkan peran materi jual beli 87 dengan setting seperti di swalayan. Durasi permainan pada kelompok pertama adalah 10 menit. Materi lebih dikonsentrasikan pada indikator keuntungan berbelanja di pasar swalayan. Satu siswa sebagai kasir dan empat siswa sebagai pembeli dapat dilihat pada lampiran 7 Gb 13. Pada tahap ini guru tidak memberikan batasan terhadap bagaimana siswa memainkan peran. Hal ini bertujuan agar pembelajaran terasa santai dan menyenangkan. Penampilan pertama berjalan dengan baik dan menyenangkan. Sedangkan siswa yang menjadi penonton diminta untuk memperhatikan dengan seksama sambil mengerjakan LKS secara bersama-sama. f. Tahap Diskusi dan evaluasi Dalam berdiskusi guru lebih meningkatkan interaksi dan komunikasi dengan siswa supaya terjadi keakraban antara guru dan siswa. Hasilnya pada saat guru berdiskusi dan melakukan tanya jawab mengenai bagaimana jalannya pemainan yang baru saja diperankan banyak siswa yang aktif menjawab. Diskusi berjalan dengan baik dan lancar. Guru melakukan evalusi mengenai jalannya permainan kelompok pertama melalui tanya jawab bersama siswa. Beberapa siswa memberikan komentar, kritik, dan saran bagi kelompok yang maju. Guru membimbing diskusi dan evaluasi ini sehingga berjalan dengan lancar. Guru 88 juga membahas LKS yang dikerjakan siswa yang menjadi penonton dapat dilihat pada lampiran 7 Gb 14. g. Tahap Permainan Berikutnya Pada tahap ini, guru meminta siswa kelompok kedua untuk bersiap-siap. Para siswa kelompok kedua menyiapkan diri kemudian melakukan permainan. Permainan kedua ini dilakukan dengan durasi 10 menit. Pada permainan kedua siswa memainkan peran dengan setting swalayan. Materi lebih dikonsentrasikan pada indikator kerugian berbelanja dipasar swalayan. Satu siswa sebagai kasir dan empat siswa sebagai pembeli. Sedang siswa yang lain memperhatikan dengan seksama sambil mengerjakan LKS secara bersama-sama dapat dilihat pada lampiran 7 Gb 15. h. Tahap diskusi lebih lanjut Pada tahap ini siswa dan guru melakukan tanya jawab dan diskusi membahas LKS yang dikerjakan siswa yang menjadi penonton secara bersama-sama. Guru melakukan diskusi dan evaluasi mengenai jalannya penampilan yang baru saja diperankan oleh kelompok 1 dan kelompok 2 dengan tanya jawab. Siswa berpartisipasi aktif dalam berdiskusi dan mengevaluasi jalannya permainan peran. Siswa nampak percaya diri dan bersuara lantang dalam mengemukakan pendapatnya. Pada saau guru melakukan evaluasi mengenai jalannya permainan banyak siswa yang mengomentari serta memberikan saran. Guru 89 kemudian berdiskusi mengenai runtutan jalannya permainan dari awal sampai akhir. Siswa berani menyampaikan pendapat sehingga proses diskusi berjalan dengan baik. Siswa juga memahami jalannya cerita secara keseluruhan. Hal ini terbukti pada saat Guru memberikan pertanyaan kepada setiap siswa, semua siswa menjawab dengan benar pertanyaan mengenai urutan cerita permainan pertama maupum permainan kedua. i. Tahap Generalisasi Pada tahap ini siswa dan guru menyamakan persepsi dari awal hingga akhir dan mengambil kesimpulan umum mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Guru melakukan generalisasi dengan bertanya jawab dengan siswa. Siswa sangat aktif dalam mengutarakan pendapat apabila diberi pertanyaan oleh guru. Siswa juga lebih percaya diri dan senang dalam mengikuti diskusi. Materi yang telah diajarkan kemudian dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Selanjutnya, siswa mengerjakan soal siklus II yang dibagikan oleh guru dapat dilihat pada lampiran 7 Gb 16. Setelah selesai kemudian dibahas bersama-sama. Kegiatan Akhir a. Kegiatan akhir dilakukan dengan tanya jawab mengenai kesimpulan tentang materi yang baru saja dipelajari. b. Guru melakukan refleksi dan memberikan nasihat kepada siswa agar berhati-hati saat pulang kerumah. 90 c. Setelah selesai, pelajaran ditutup dan siswa bersiap untuk pulang. d. Sebelum pulang siswa dan guru berdoa terlebih dahulu kemudian siswa pulang ke rumah masing-masing Pada Akhir siklus II diadakan tes dengan mengerjakan soal dengan jumlah 20 soal. Tujuan dari diberikannya tes ini adalah agar siswa dapat mengasah kemampuan individu medeka dan menguji pemahaman materi sehingga pemahaman siswa yang diperoleh selama mengikuti proses pembelajaran semakin kuat. Apabila pemahaman siswa sudah kuat maka siswa tidak akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes pada akhir siklus. Nilai yang diperoleh siswa pada akhir siklus II termasuk kedalam hasil belajar kognitif. Hasil belajar dapat dinyatakan dalam bentuk persentase , sehingga akan diperoleh persentase perolehan hasil belajar pascatindakan siklus II yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 10 Persentase Perolehan Hasil Belajar pada Siklus II No Nilai Frekuensi Persentase Keterangan 1 100 1 10 Tuntas 2 95 3 30 Tuntas 3 90 2 20 Tuntas 4 85 2 20 Tuntas 5 75 1 10 Tuntas 6 70 1 10 Belum Tuntas Jumlah 10 100 Nilai Rata-Rata 88,0 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 70 Sumber: Nilai tes siklus II siswa kelas III SD Negeri Banjaran, Kokap, Kulon Progo. 91 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada tes pascatindakan siklus II yang diikuti oleh 10 siswa hasilnya adalah 1 dari 10 siswa mendapatkan nilai 100, jika dipersentase 10 dengan keterangan tuntas, 3 dari 10 siswa mendapat nilai 95, jika dipersentase 30 dengan keterangan tuntas, 2 mendapat nilai 90, jika dipersentase 20 dengan keterangan tuntas, 2 siswa mendapat nilai 85, jika dipersentase 20 dengan keterangan tuntas, 1 siswa mendapat nilai 75, jika dipersentase 10 dengan keterangan tuntas. Sedangkan 1 dari 10 siswa mendapatkan nilai 70, jika dipersentase 10 dengan keterangan belum tuntas. Nilai rata-rata 88,0 dan nilai tertinggi adalah 100 sedangkan nilai terendah 70. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 1 siswa yang belum tuntas dan 9 siswa yang sudah tuntas. Untuk lebih jelasnya dapat dibuat dibuat diagram batang seperti berikut ini. Gambar 3 Diagram Batang Persentase Hasil Belajar pada Siklus II 5 10 15 20 25 30 35 70 75 85 90 95 100 92 Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar siklus I dan hasil tes pratindakan. Peningkatan tersebut sudah mencapai kriteria keberhasilan, 75 dari jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran telah mencapai taraf keberhasilan minimal lebih dari atau tama dengan 72. Adapun perbandingan hasil belajar IPS siswa kelas III SD N Banjaran pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 11 Perbandingan Hasil Belajar pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II. Tahap Rata-rata Nilai Frekuensi Tuntas Belum Tuntas Pratindakan 63,7 2 20 8 80 Siklus I 68,5 3 70 7 70 Siklus II 88,0 9 90 1 10 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar IPS kelas III SD Negeri Banjaran. Data awal yang diperoleh sebelum tindakan adalah 2 siswa 20 tuntas, 8 siswa 80 belum tuntas, rata-rata nilai pratindakan adalah 63,7. Sedangkan pada siklus I diperoleh hasil 3 siswa 30 tuntas, 7 siswa 70. belum tuntas, rata-rata nilai siklus I adalah 68,5. Siklus II diperoleh hasil 9 siswa 90 tuntas, 1 siswa 10 belum tuntas, rata-rata nilai siklus II adalah 88,0. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa mengalami peningkatan secara signifikansi. Pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 10 dari 20 menjadi 30. Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 60 dari 30 93 menjadi 90. Peningkatan hasil belajar siswa dari pratindakan sampai siklus II diakumulasi sebesar 70. 3 Hasil Observasi Tahap ketiga dari penelitian ini adalah tahap pengamatan atau observasi. Observasi dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya tindakan pada siklus II. Observasi dilakukan terhadap guru menggunakan observasi aktivitas guru di kelas dan lembar observasi siswa. Kegiatan observasi ini dilakukan baik sebelum, saat, maupun sesudah implementasi tindakan dalam pembelajaran di kelas. Observasi dilakukan untuk memantau guru dan siswa dalam pembelajaran serta pengelolaan pembelajaran sesuai dengan perencanaan. Adapun hasil observasi siswa pada saat proses pembelajaran IPS menggunakan metode Role Playing diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan observer selama proses pembelajaran dengan mengisi lembar observasi siswa. Hasil yang diperoleh tersebut kemudian diakumulasi dan dimasukkan kedalam interval sehingga diperoleh hasil yang dapat dinyatakan dalam bentuk persentase serta dinyatakan kedalam keterangan sangat baik, baik, cukup dan kurang. Adapun data hasil observasi siswa padam pembelajaran yang diperoleh dapat dilihat dalam tabel berikut ini. 94 Tabel 12 Hasil observasi siswa pada siklus II Interval Aspek yang diamati Ket TJ Ker Kea MP Par 31-40 34 35 33,5 34 35 SB 21-30 - - - - - B 11-20 - - - - - C ≥ 10 - - - - - K Jumlah 40 40 40 40 40 Persen tase 85 87,5 83,75 85 87,5 Ket: SB: Sangat Baik; B: Baik; C: Cukup; K: Kurang. Aspek yang diamati : TJ : Tanggung Jawab Ker : Kerjasama Kea : Keaktifan MP : Mengajukan Pertanyaan Par : Partisipasi Berdasarkan tabel hasil observasi siswa pascatindakan siklus II di atas, dapat diketahui bahwa pada aspek tanggung jawab mendapat skor 34 dari jumlah skor 40. Jika dipersentase 85 dengan keterangan sangat baik. Aspek kerjasama mendapat skor 35 dari jumlah skor 40. Jika dipersentase 87,5 dengan keterangan sangat baik. Aspek keaktifan mendapat skor 33,5 dari jumlah skor 40. Jika dipersentase 83,75 dengan keterangan sangat baik. Aspek mengajukan pertanyaan mendapat skor 34 dari jumlah skor 40. Jika dipersentase 85 dengan keterangan sangat baik. Aspek partisipasi mendapat skor 35 dari jumlah skor 40. Jika dipersentase 87,5 dengan keterangan sangat baik. Dari hasil pengamatan pada siklus II ini, suasana pembelajaran sudah lebih efektif dari pada siklus I. Sebagian besar siswa sudah mulai aktif baik dalam proses pembelajaran maupun dalam bermain peran. 95 Siswa juga lebih cepat memahami materi pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran IPS menggunakan metode Role Playing ini dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang lebih kondusif dan efektif. Berdasarkan indikasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas III materi jual beli. Dengan demikian, keberhasilan prosespun tercapai. 4 Refleksi Pada penelitian tindakan kelas ini tahapan yang keempat adalah refleksi. Dalam kegiatan refleksi, guru dan peneliti mengevaluasi implementasi dan menganalisis dampak implementasi tindakan yang telah dilaksanakan dalam dua pertemuan tersebut. Refleksi ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas III dan keberhasilan pembelajaran dengan mengunakan metode Role Playing. Berdasarkan hasil refleksi dapat dikatakan hampir semua langkah yang disusun dalam rencana pembelajaran RPP telah terlaksana. Pada siklus II, permasalahan yang muncul pada siklus I dapat teratasi meskipun masih ada sati siswa yang belum tuntas. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai tuntas juga telah mencapai peningkatan yaitu 90 dari jumlah seluruh siswa kelas III, dan telah melebihi kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu ≥ 75 siswa tuntas. Berdasarkan hasil tersebut, maka penelitian ini dihentikan. 96

3. Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa kelas III menggunakan Metode