17 menentukan proses pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, faktor
utama dalam penelitian ini merupakan faktor instrumental, khususnya faktor guru dalam menggunakan metode Role Playing agar dapat
meningkatkan hasil belajar IPS.
B. Kajian tentang Metode Role Playing
1. Pengertian Metode Role Playing
a. Pengertian Metode
Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Hidayati 2002: 63 metode
adalah cara yang dianggap efisien yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa, agar tujuan
yang telah dirumuskan sebelumnya dalam proses kegiatan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif. Sedangkan menurut Nana
Sudjana 2004: 29 mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses, yakni mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa
sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar. Dapat dikatakan pula bahwa belajar adalah proses
memberikan bimbinganbantuan kepada siswa dalam melakukan proses belajar.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah suatu cara yang digunakan oleh guru pada saat proses
pembelajaran supaya tujuan dapat tersampaikan dengan baik. Maka
18 dari itu peran guru sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang efektif. Guru harus pandai memilih metode yang tepat sesuai dengan pelajaran yang diajarkan mengingat ada berbagai
jenis metode pembelajaran yang ada. Dengan demikian seorang guru harus memiliki keterampilan dalam memilih metode pembelajaran
yang sesuai agar tujuan dari pembelajaran dapat tersampaikan dengan efektif.
b. Pengertian Metode Role Playing
Ahmad Susanto 2014: 57 Role Playing adalah permainan peranan yang dilakukan untuk mengkreasi kembali peristiwa masa
lampau, mengkreasi kemungkinan-kemungkinan masa depan dan mengekspos kejadian-kejadian masa kini.
Menurut Nana Sudjana 2005: 84 metode sosiodrama dan Role Playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakaiaannya
sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Sedangkan
menurut Djamarah dan Aswin Zain 2014: 88 metode sosiodrama dan Role Playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakaiannya
sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.
Sejalan dengan pendapat di atas D. Sudjana 2005: 134 menyebutkan Role Playing adalah sebuah cara dalam pembelajaran
yang menekankan pada kemampuan penampilan peserta didik untuk
19 memerankan status dan fungsi pihak-pihak lain yang terdapat pada
kehidupan nyata. Menurut Hidayati 2002: 91 Role Playing merupakan suatu cara agar para guru dan siswa memperoleh
penghayatan nilai-nilai dan perasaan. Berdasarkan
beberapa pendapat
tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa metode Role Playing atau bermain peran adalah
suatu cara yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran melalui permainan peran agar memperoleh penghayatan nilai-nilai dan
perasaan. Kegiatan permainan peran dilakukan dengan berpura-pura namun tetap tidak melupakan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini,
siswa memamerkan sebuah karakter dari seorang tokoh yang diperankan.
Metode Role
Playing merupakan
salah satu
metode pembelajaran dalam IPS, menurut D. Sudjana 2005: 134 tujuan
penggunaan Role Playing adalah untuk mengenalkan peran-peran dalam dunia nyata kepada peserta didik. Roestiyah N.K 2012: 90
mengemukakan bahwa tujuan dari Role Playing adalah agar siswa dapat menghayati peranan yang dimainkan, mampu menempatkan diri
dalam situasi orang lain yang dikehendaki guru. Selain pendapat tersebut Nana Sudjana 2005: 85 menyatakan
tujuan penerapan metode Role Playing adalah agar siswa dapat memahami perasaan orang lain. Menurut Djamarah dan Aswin Zain
20 2014: 88 tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode Role
Playing antara lain adalah: a.
Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasan orang lain. b.
Dapat belajar begaimana membagi tanggung jawab. c.
Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situai kelompok secara spontan.
d. Merangsang kelas untuk berfikir dan memecahkan masalah.
Adapun tujuan dan manfaat Role Playing menurut Shaftel Hidayati, 2002: 92 adalah sebagai berikut:
a. Agar menghayati suatu kejadian atau hal yang sebenarnya dalam
realitas hidup. b.
Agar memahami apa yang menjadi sebab dari sesuatu serta bagaimana akibatnya.
c. Untuk mempertajam indra dan rasa terhadap sesuatu.
d. Sebagai penyaluran pelepasan ketegangan dan perasaan-
perasaan. e.
Sebagai alat mendiagnosa keadaan kemampuan siswa. f.
Pembentukan konsep secara mandiri. g.
Mengenali peranan-peranan dari pada seseorang dalam suatu kehidupan kejadian keadaan.
h. Membina siswa dalam kemampuan memecahkan masalah, berfikir
kritis analisis, berkomunikasi, hidup dalam kelompok dan lain-lain.
21 i.
Melatih anak ke arah mengendalikan dan memperbarui perasaannya, cara berfikir dan perbuatannya.
Metode Role Playing sering dipilih karena memilki beberapa keunggulan. Menurut D. Sudjana 2005: 136 tujuan dari metode Role
Playing adalah sebagai berikut: a.
Peran yang ditampilkan peserta didik dengan menarik akan segera dapat perhatian peserta didik lainnya.
b. Teknik ini dapat digunakan baik dalam kelompok besar maupun
dalam kelompok kecil. c.
Dapat membantu peserta didik untuk memahami pengalamn orang lain yang melakukan peran.
d. Dapat membantu peserta didik untuk menganalisis dan memahami
situasi serta memikirkan masalah yang terjadi dalam bermain peran.
e. Menumbuhkan rasa kemampuan dan kepercayaaan diri peserta
didik untuk berperan dan menghadapi masalah. Sejalan dengan pendapat tersebut Roestiyah N. K 2012: 93
juga berpendapat bahwa metode Role Playing memiliki keunggulan, antara lain:
a. Siswa lebih tertarik perhatiannya pada pelajaran, karena masalah-
masalah sosial sangat berguna bagi mereka. b.
Lebih mudah memahami masalah-masalah sosial karena siswa bermain peran sendiri.
22 c.
Bagi siswa yang bermain peran, ia dapat merasakan perasaan orang lain yang diperankan sehingga dapat menumbuhkan sikap saling
pengertian, tenggang rasa, toleransi dan cinta terhadap sesama makhluk.
d. Bagi kelompok penonton juga tidak pasif, tetapi aktif mengamati
dan mengajukan saran da kritik.
2. Langkah-langkah Role Playing