Pelaksanaan Tindakan Siklus I

58 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar IPS Pratindakan adalah 2 dari 10 siswa mendapat nilai ≥ 72, jika dipersentase 20 dengan keterangan tuntas dan 8 dari 10 siswa mendapat nilai 72, jika dipersentase 80 dengan keterangan belum tuntas. Nilai tertinggi yaitu 82 dan nilai terendah yaitu 45. Sedangkan nilai rata-ratanya yaitu 63,7.

2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran IPS

dengan Metode Role Playing. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama terdiri dari dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 26 dan 27 Mei 2016 dengan waktu 2 jam pelajaran setiap 1 pertemuan. Pada siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 9 dan 10 Juni 2016. Setiap pertemuan masing- masing selama 70 menit sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Prosedur penelitian dalam penelitian ini mencakup empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat tahapan tersebut dilaksanakan pada setiap siklus.

a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu tanggal 26 dan 27 Mei 2016. Setiap pertemuan selama 2 jam pelajaran setiap 1 pertemuan 2x35 dengan KD memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah. Indikator pada pertemuan 1 yaitu 1 Mejelaskan pengertian jual beli, 2 Mejelaskan tujuan jual beli, 3 Menjelaskan pengertian penjual, 4 Menjelaskan pengertian pembeli. Dan indikator pada pertemuan 2 59 yaitu 5 Menyebutkan syarat terjadinya jual beli, 6 Menyebutkan tempat kegiatan jual beli, 7 Mengidentifikasi kebutuhan sehari-hari. 1 Perencanaan Tindakan Pada tahap ini langkah pertama yang dilakukan adalah perencanaan. Dalam tahap perencanaan siklus I ini, peneliti berdiskusi dengan guru kelas III mengenai hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk tindakan penelitian. Persiapan-persiapan yang dilakukan antara lain: a Mengindentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar. b Menetapkan indikator dan tujuan pembelajaran. c Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan arahan dari guru dan dosen pembimbing. d Mempersiapkan lembar observasi pengamatan guru dan siswa sesuai dengan arahan dosen pembimbing. e Menyusun dan mempersiapkan soal tes untuk siswa. Tes diberikan setiap akhir siklus. Soal tes disusun oleh peneliti sesuai dengan arahan guru dan dosen pembimbing. f Mendiskusikan dengan guru mengenai metode Role Playing. g Menyamakan persepsi dengan observer. h Mempersiapkan sarana dan fasilitas yang akan digunakan pada tindakan siklus I pertemuan I dan II. 2 Tindakan Siklus I Proses pelaksanaan tindakan pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari kamis tanggal 26 Mei 2016 mulai pukul 11.00 60 sampai 12.10 selama 2 jam pelajaran 2x35 menit. Sedangkan pada pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari jum‟at tanggal 27 Mei 2016 mulai pukul 09.10 sampai 10.20 selama 2 jam pelajaran 2x35 menit. a Pertemuan I Kegiatan Awal a. Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa. b. Guru melakukan presensi kelas dengan cara mengabsen serta menanyakan kabar siswa. c. Siswa mendengarkan cerita guru pada saat guru membeli gula diwarung. Guru melakukan apersepsi dengan mengkaitkan cerita yang baru saja diceritakan dengan materi yang akan dipelajari. d. Siswa diberikan penjelasan tentang tujuan yang akan dicapai dan manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari materi yang dipelajari dalam pertemuan ini. Kegiatan Inti a. Tahap Pemanasan Pada tahap ini, guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi yang akan dipelajari. Kemudian siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai materi yang akan dipelajari yaitu materi jual beli dengan indikator 1 61 mejelaskan pengertian jual beli, 2 mejelaskan tujuan jual beli, 3 menjelaskan pengertian penjual, 4 menyebutkan tempat kegiatan jual beli. Guru juga menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Role Playing yang akan dilakukan siswa dapat dilihat pada lampiran 7 Gb 1. b. Tahap memilih siswa yang akan berperan Pada tahap pemilihan siswa yang akan berperan. Siswa dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri dari 5 siswa sebagai pemain dan kelompok kedua terdiri dari 5 siswa sebagai penonton. Setiap kelompok memerankan peran supaya memahami materi. c. Tahap menyiapkan penonton yang akan mengobservasi Pada tahap ketiga yaitu tahap menyiapkan penonton dan observer yang akan mengobservasi. Guru memberikan penjelasan kepada siswa yang menonton. Siswa yang menjadi penonton mendapatkan penugasan untuk mengamati kelompok yang sedang bermain. Siswa juga mendapatkan LKS untuk dikerjakan pada waktu kelompok pertama sedang barmain peran. d. Tahap Mengatur Panggung Guru meminta siswa untuk berkumpul dengan kelompok masing-masing dan melalukan persiapan seperti mensetting 62 tempat. Kemudian guru mengecek kesiapan siswa yang akan bermain dalam permainan yang pertama. e. Tahap Permainan Pada tahap permainan, guru meminta siswa yang telah ditunjuk untuk memainkan peran yang sudah ditetapkan. Pada permainan pertama siswa memainkan peran materi jual beli dengan setting seperti di warung. Materi lebih difokuskan pada indikator menjelaskan tujuan jual beli. Satu siswa sebagai penjual dan empat siswa sebagai pembeli dapat dilihat pada lampiran 7 Gb 3. Sedangkan siswa yang menjadi penonton memperhatikan dengan seksama sambil mengerjakan LKS secara bersama-sama dengan kelompoknya. f. Tahap Diskusi dan evaluasi Guru berdiskusi dan melakukan tanya jawab mengenai bagaimana jalannya pemainan yang baru saja diperankan dan membahas LKS yang dikerjakan siswa yang menjadi penonton. Guru juga melakukan evalusi mengenai jalannya permainan. g. Tahap Permainan Berikutnya Pada tahap ini, guru meminta siswa kelompok kedua untuk bersiap-siap. Para siswa kelompok kedua menyiapkan diri kemudian melakukan permainan. Pada permainan kedua ini siswa memainkan peran dengan setting warung. Materi lebih 63 difokuskan pada indikator menyebutkan tempat kegiatan jual beli. Satu siswa sebagai penjual dan empat siswa sebagai pembeli. Sedang siswa yang lain memperhatikan dengan seksama sambil mengerjakan LKS secara bersama-sama. h. Tahap diskusi lebih lanjut Pada tahap ini siswa dan guru melakukan tanya jawab dan diskusi membahas LKS yang dikerjakan siswa yang menjadi penonton. Guru melakukan diskusi dan evaluasi mengenai jalannya penampilan yang barusaja diperankan oleh kelompok 1 dan kelompok 2 dengan tanya jawab. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami, namun tidak ada siswa yang bertanya. i. Tahap Generalisasi Pada tahap ini siswa dan guru menyamakan persepsi dari awal hingga akhir dan mengambil kesimpulan umum mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Materi yang telah diajarkan kemudian dikaitkan dengan kehidupan sehari- hari siswa. Selanjutnya, siswa mengerjakan soal evaluasi yang dibagikan oleh guru. Setelah selesai kemudian dibahas bersama-sama. Kegiatan Akhir a. Kegiatan akhir dilakukan dengan tanya jawab mengenai kesimpulan tentang materi yang baru saja dipelajari. 64 b. Guru melakukan refleksi memberikan pesan kepada siswa supaya berhati-hati ketika membeli barang. c. Setelah selesai, pelajaran ditutup dan siswa bersiap untuk pulang. d. Sebelum pulang siswa dan guru berdoa terlebih dahulu kemudian siswa pulang ke rumah masing-masing. b Pertemuan II Kegiatan Awal a. Pada tahap ini guru membuka pelajaran dengan salam. b. Guru melakukan apersepsi dengan bercerita bahwa guru membeli beberapa kebutuhan pokok di warung. Dari cerita tersebut kemudian guru mengkaitkannya dengan materi yang akan dipelajari. c. Guru memberikan penjelasan mengenai tujuan yang akan dicapai dan manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari materi yang dipelajari dalam pertemuan ini. Kegiatan Inti a. Tahap Pemanasan Pada kegiatan inti ini guru melakukan langkah pertama dalam langkah-langkah metode Role Playing yaitu tahap pemanasan. Pada tahap ini siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari yaitu materi jual 65 beli dengan indikator 5 menyebutkan syarat terjadinya jual beli, 6 menjelaskan pengertian pembeli, 7 mengidentifikasi kebutuhan sehari-hari. Guru juga menyinggung materi yang sudah diajarkan sebelumnya. Guru menjelaskan kembali bahwa pembelajaran akan dilakukan dengan metode Role Playing. b. Tahap memilih siswa yang akan berperan Pada tahap pemilihan siswa yang akan berperan. Siswa dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri dari 5 siswa sebagai pemain dan kelompok kedua terdiri dari 5 siswa sebagai penonton. Kelompok tersebut berbeda anggota dengan kelompok sebelumnya. Setiap kelompok memerankan peran supaya memahami materi. c. Tahap menyiapkan penonton yanga akan mengobservasi Pada tahap ketiga yaitu tahap menyiapkan penonton. Guru memberikan penjelasan kepada siswa yang menjadi penonton dalam mengobservasi permainan peran. Siswa yang menjadi penonton yaitu siswa yang tidak bermain peran. Pada saat kelompok pertama bermain maka kelompok kedua menjadi penonton, begitu juga sebaliknya. Siswa yang menjadi penonton mendapatkan penugasan untuk mengamati kelompok yang sedang bermain. Siswa juga mendapatkan LKS untuk 66 dikerjakan pada waktu kelompok pertama sedang barmain peran. d. Tahap Mengatur Panggung Pada tahap ini guru meminta siswa untuk berkumpul dengan kelompok masing-masing. Guru juga melalukan persiapan seperti mensetting tempat. Tempat akan disetting seperti warung. Kemudian guru mengecek kesiapan siswa yang akan bermain dalam permainan yang pertama. e. Tahap Permainan Pada tahap permainan ini siswa kelompok pertama memainkan peran. Siswa yang telah ditunjuk untuk memainkan peran yang sudah ditetapkan yakni melakukan transaksi jual beli dapat dilihat pada lampiran 7 Gb 4. Pada permainan pertama siswa memainkan peran materi jual beli dengan setting seperti di warung. Materi lebih dikonsentrasikan pada indikator menyebutkan syarat terjadinya jual beli. Satu siswa sebagai penjual dan 4 siswa sebagai pembeli. Sedangkan siswa yang menjadi penonton memperhatikan dengan seksama sambil mengerjakan LKS secara bersama-sama, sehingga suasana kelas menjadi tenang dapat dilihat pada lampiran 7 Gb 6. 67 f. Tahap Diskusi dan evaluasi Guru berdiskusi dan melakukan tanya jawab mengenai bagaimana jalannya pemainan yang baru saja diperankan. Guru juga membahas LKS yang dikerjakan siswa yang menjadi penonton. Hasil LKS dibahas oleh guru bersama siswa secara bersama-sama. Guru juga melakukan diskusi jalannya permainan kelompok pertama. Siswa aktif berdiskusi walaupun masih ada beberapa yang kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapatnya. Guru juga melakukan evalusi mengenai jalannya permainan. g. Tahap Permainan Berikutnya Pada tahap ini dilakukan oleh kelompok kedua. Sebelumnya guru meminta siswa kelompok kedua untuk bersiap-siap. Para siswa kelompok kedua menyiapkan diri kemudian melakukan permainan. Pada permainan kedua ini siswa memainkan peran dengan setting warung. Materi lebih di fokuskan pada mengindentifikasi kebutuhan sehari-hari. Satu siswa sebagai penjual dan empat siswa sebagai pembeli. Siswa bermain peran dengan baik walaupun ada beberapa siswa yang masih malu-malu dan kurang memperhatikan. Sedang siswa yang menjadi penonton memperhatikan dengan seksama sambil mengerjakan LKS secara bersama-sama. 68 h. Tahap diskusi lebih lanjut Pada tahap ini siswa dan guru melakukan tanya jawab dan diskusi membahas LKS yang dikerjakan siswa yang menjadi penonton. Guru melakukan diskusi dan evaluasi mengenai jalannya penampilan yang baru saja diperankan oleh kelompok 1 dan kelompok 2 dengan tanya jawab. Siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru sehingga diskusi berjalan dengan baik. i. Tahap Generalisasi Pada tahap ini siswa dan guru menyamakan persepsi dan mengambil kesimpulan umum mengenai pembelajaran yang telah dilakukan dengan tanya jawab. Mereka aktif dalam mengutarakan pendapat apabila diberi pertanyaan oleh guru. Materi yang telah diajarkan kemudian dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Selanjutnya siswa mengerjakan soal siklus I dapat dilihat pada lampiran 7 Gb 7. Setelah selesai, jawaban dibahas secara bersama-sama. Kegiatan Akhir a. Pada kegiatan akhir siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai kesimpulan tentang materi yang akan dipelajari. b. Guru melakukan refleksi dan memberi tugas untuk mempelajari materi selanjutnya. Setelah selesai, pelajaran ditutup dan siswa bersiap untuk pulang. 69 c. Sebelum pulang siswa dan guru berdoa terlebih dahulu kemudian siswa pulang ke rumah masing-masing. Tes berupa pemberian soal pada akhir siklus I diatas bertujuan agar siswa dapat mengasah kemampuan individu mereka, menguji seberapa tinggi tingkat pemahaman materi selama mengikuti proses pembelajaran. Dengan bekal pemahaman yang tinggi siswa tidak akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes pada akhir siklus. Nilai yang diperoleh siswa setelah mengerjakan tes pada akhir siklus ini termasuk dalam hasil belajar. Hasil belajar dapat dinyatakan dalam bentuk persentase , sehingga akan diperoleh persentase perolehan hasil belajar pascatindakan I. Hasil belajar bersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6 Persentase Perolehan Hasil Belajar pada Siklus I No Nilai Frekuensi Persentase Keterangan 1 85 1 10 Tuntas 2 80 1 10 Tuntas 3 75 1 10 Tuntas 4 70 4 40 Belum Tuntas 5 65 1 10 Belum Tuntas 6 55 1 10 Belum Tuntas 7 45 1 10 Belum Tuntas Jumlah 10 100 Nilai Rata-Rata 68,5 Nilai Tertinggi 85 Nilai Terendah 45 Sumber: Nilai tes siklus I siswa kelas III SD Negeri Banjaran, Kokap, Kulon Progo. 70 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada tes pascatindakan siklus I yang diikuti oleh 10 siswa hasilnya adalah 1 dari 10 siswa mendapatkan nilai 85, jika dipersentase 10 dengan keterangan tuntas, 1 dari 10 siswa mendapat nilai 80, jika dipersentase 10 dengan keterangan tuntas, 1 siswa mendapat nilai 75, jika dipersentase 10 dengan keterangan tuntas. Sedangkan 4 dari 10 siswa mendapatkan nilai 70, jika dipersentase 40 dengan keterangan belum tuntas, 1 dari 10 siswa mendapatkan nilai 65, jika dipersentase 10 dengan keterangan belum tuntas, 1 dari 10 siswa mendapatkan nilai 55, jika dipersentase 10 dengan keterangan belum tuntas, dan 1 dari 10 siswa mendapatkan nilai 45, jika dipersentase 10 dengan keterangan belum tuntas. Nilai rata-rata 68,5 dan nilai tertinggi adalah 85 sedangkan nilai terendah 45. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 7 siswa yang belum tuntas dan 3 siswa yang sudah tuntas. Untuk lebih jelasnya dapat dibuat dibuat diagram batang seperti berikut ini. 71 Gambar 2 Diagram Batang Persentase Hasil Belajar pada Siklus I Dari hasil belajar IPS siswa pada siklus I dapat dikatakan mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan hasil tes siklus I dengan hasil tes pra tindakan. Akan tetapi peningkatan tersebut belum sesuai dengan kriteria yang ditentukan yaitu mencapai 75 dari jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran telah mencapai nilai KKM yaitu 72. Adapun peningkatan hasil belajar IPS siswa Kelas III SD Negeri Banjaran dapat dilihat dari tabel berikut ini. Tabel 7 Perbandingan Hasil Belajar IPS pada Pratindakan dan Siklus I Tahap Rata-rata Nilai Frekuansi Tuntas Belum Tuntas Pratindakan 63,7 2 20 8 80 Siklus I 68,5 3 30 7 70 5 10 15 20 25 30 35 40 45 45 55 65 70 75 80 85 72 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar IPS kelas III SD Negeri Banjaran. Data awal yang diperoleh sebelum tindakan adalah 2 siswa 20 tuntas, 8 siswa 80 belum tuntas, rata-rata hasil belajar pratindakan adalah 63,7. Sedangkan pada siklus I diperoleh hasil 3 siswa 30 tuntas, 7 siswa 70 belum tuntas, rata-rata hasil belajar siklus I adalah 68,5. Berdasarkan dari tes siklus I diperoleh peningkatan sebesar 10 dari 20 menjadi 30. Sementara pada tes pascatindakan siklus I, siswa telah mencapai taraf keberhasilan minimal yaitu 30, sehingga dalam penelitian ini belum dikatakan berhasil. Selain itu masih terdapat kendala-kendala yang dialami siswa selama proses pembelajaran siklus I. 3 Hasil Observasi Tahap ketiga dari penelitian ini adalah tahap pengamatan atau observasi. Observasi dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya tindakan. Observasi dilakukan oleh guru, peneliti dan bantuan teman sejawat yang bernama Setiyoko. Observasi dilakukan terhadap guru menggunakan observasi aktivitas guru di kelas dan lembar observasi siswa. Kegiatan observasi ini dilakukan baik sebelum, saat, maupun sesudah implementasi tindakan dala pembelajaran di kelas. Observasi dilakukan untuk memantau siswa dan guru dalam pembelajaran serta pengelolaan pembelajaran sesuai dengan perencanaan. 73 Adapun hasil observasi siswa pada saat proses pembelajaran IPS menggunakan metode Role Playing diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan observer selama proses pembelajaran dengan mengisi lembar observasi siswa. Hasil yang diperoleh tersebut kemudian diakumulasi dan dimasukkan kedalam interval sehingga diperoleh hasil yang dapat dinyatakan dalam bentuk persentase serta dinyatakan kedalam keterangan sangat baik, baik, cukup dan kurang. Adapun data hasil observasi siswa pada pembelajaran yang diperoleh dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 8 Hasil observasi siswa pada siklus I Interval Aspek yang diamati Ket TJ Ker Kea MP Par 31-40 - - - - - SB 21-30 27 28 25 25,5 24 B 11-20 - - - - - C ≥ 10 - - - - - K Jumlah 40 40 40 40 40 Persen tase 67,5 70 62,5 63,75 60 Ket: SB: Sangat Baik; B: Baik; C: Cukup; K: Kurang. Aspek yang diamati : TJ : Tanggung Jawab Ker : Kerjasama Kea : Keaktifan MP : Mengajukan Pertanyaan Par : Partisipasi Berdasarkan tabel hasil observasi siswa pascatindakan siklus I di atas, dapat diketahui bahwa pada aspek tanggung jawab mendapat skor 27 dari jumlah skor 40. Jika dipersentase 67,5 dengan keterangan baik. Aspek kerjasama mendapat skor 28 dari jumlah skor 74 40. Jika dipersentase 70 dengan keterangan baik. Aspek keaktifan mendapat skor 25 dari jumlah skor 40. Jika dipersentase 62,5 dengan keterangan baik. Aspek mengajukan pertanyaan mendapat skor 25,5 dari jumlah skor 40. Jika dipersentase 63,75 dengan keterangan baik. Aspek partisipasi mendapat skor 24 dari jumlah skor 40. Jika dipersentase 60 dengan keterangan baik. Dari hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa siswa mulai nampak menikmati proses pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing. Dengan digunakannya metode ini keaktifan, pemahaman, dan respon siswa dalam mengikuti pembelajaran menjadi lebih optimal daripada menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Selain itu juga dengan digunakannya metode ini juga menciptakan kegiatan pembelajaran yang lebih efektif dan kondusif. Namun dalam pelaksanaannya, masih ada siswa yang malu-malu dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan indikasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas III materi jual beli. Dengan demikian, keberhasilan prosespun tercapai. 4 Refleksi Pada penelitian tindakan kelas ini tahapan yang keempat adalah refleksi. Berdasarkan hasil observasi, kendala-kendala yang dialami siswa selama proses pembelajaran IPS adalah sebagai berikut: ada beberapa siswa yang belum memahami pembelajaran dengan 75 menggunakan metode Role Playing, siswa kurang terbuka dengan guru apabila menemui kesulitan, siswa kurang percaya diri pada saat bermain peran dan guru kurang komunikatif sehingga siswa masih kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Kendala-kendala tersebut harus segera diatasi agar upaya meningkatkan hasil belajar IPS menggunakan metode Role Playing dapat sesuai dengan rencana. Berdasarkan hasil pengamatan, hasil tes yang diperoleh serta hasil reflesi yang dilakukan, hasil yang diperoleh dirasa kurang maksimal. Maka dari itu disusun rencana perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II. Rencana perbaikan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 9 Hasil Refleksi Siklus I dan Rekomendasi Siklus II No Hasil Refleksi Siklus I Rekomendasi Siklus II 1 Guru kurang detail dalam menjelaskan pembelajaran dengan metode Role Playing. Guru menjelaskan secara detail tahapan metode Role Playing. 2 Siswa kurang terbuka bila menemui kesulitan. Melakukan pendekatan kepada siswa agar siswa mau terbuka mengenai kesulitannya. 3 Siswa kurang percaya diri saat bermain peran. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. 4 Guru kurang komunikatif. Meningkatkan interaksi dan komunikasi dengan siswa. Hasil belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil tes pratindakan. Namun penilaian tersebut dirasa belum baik oleh guru dan peneliti karena dalam kriteria 76 keberhasilan 75 dari jumlah yang mengikuti proses pembelajaran telah mencapai taraf keberhasilan minimal lebih atau sama dengan 72 belum tercapai. Oleh karena itu, peneliti dan guru sepakat mengadakan perbaikan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS pada siklus II supaya mencapai kriteria keberhasilan yaitu 75 dari jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran telah mencapai taraf keberhasilan minimal lebih dari atau sama dengan 72.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II