Penilaian Pada Variabel KeterbukaanTransparansi

70 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Untuk indikator kepastian pembiayaan mendapatkan penilaian bagus, terlihat dari 83 responden menyatakan pasti dan 11 responden mengatakan sangat pasti. Responden mengatakan pembiayaan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Instalasi Rawat Jalan ini sudah termasuk dalam iuran bulanan yang dibayarkan mereka pada BPJS Kesehatan. Indikator kepastian petugas juga mendapatkan penilaian bagus dari responden, terlihat dari 74 responden menyatakan pasti, 15 responden menyatakan sangat pasti dan ada 11 responden yang menyatakan kurang pasti. Responden berpendapat petugas pemberi pelayanan selalu berada di tempatnya untuk memberikan pelayanan kecuali dokter. Bobot nilai untuk variabel kepastian dan kejelasan pelayanan adalah 8.44 dengan kategori bagus.

5.4 Penilaian Pada Variabel KeterbukaanTransparansi

Untuk variabel ini terdiri atas 3 indikator, yaitu indikator keterbukaan informasi, indikator transparansi biaya dan indikator kewajaran biaya. Indikator transparansi informasi menilai sejauh mana keterbukaan pihak rumah sakit memberikan informasi pada pasien, indikator transparansi biaya menilai sejauh mana informasi terkait rincian biaya disampaikan oleh rumah sakit, sedangkan indikator kewajaran biaya menilai apakah biaya yang dikeluarkan sebanding dengan pelayanan yang didapatkan. Menurut Muninjaya 2011 informasi terbatas yang diterima oleh pasien dan keluarganya tentang jenis perawatan atau pengobatan yang diterimanya serta besaran biaya tarif pelayanan yang dikenakan disbalance information bisa menjadi sumber keluhan pasien bila tidak dikelola secara transparan dan objektif. Universitas Sumatera Utara 71 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Berdasarkan hal tersebut maka informasi tentang jenis pelayanan, sistem pelayanan, waktu dimulainya pelayanan hingga besaran tarif pelayanan haruslah disampaikan dengan jelas dan rinci agar tak muncul rasa ketidakpuasan bagi pasien. Pelayanan publik yang profesional juga dicirikan dengan adanya keterbukaan informasi, hal-hal yang berkaitan dengan proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta ataupun tidak diminta. Berdasarkan hasil penelitian dan olahan data indikator transparansi informasi dan transparansi pembiayaan mendapatkan penilaian kurang bagus dari responden, hasil penelitian menunjukkan 53 responden menyatakan penyampaian informasi kurang terbuka dan 48 responden menyatakan informasi rincian biaya kurang terbuka. Keduanya mendapatkan penilaian kurang bagus karena mayoritas responden mengeluhkan kurangnya informasi yang didapat ketika mendapatkan pelayanan, informasi tersebut diantaranya rincian informasi mengenai penyakit apa yang dideritanya, kemudian jadwal dimulainya pelayanan dan jadwal kedatangan dokter yang susah untuk diketahui oleh responden. Responden juga mengeluhkan tidak adanya rincian pembiayaan yang diterimanya, walaupun sebenarnya mayoritas responden adalah peserta BPJS Kesehatan, namun mereka menyatakan juga ingin mengetahui berapa rincian biaya yang dikenakan untuk pelayanan tersebut. Menanggapi hal ini kepala instalasi mengatakan bagi pasien yang terdaftar sebagai anggota BPJS Kesehatan pihak rumah sakit tak bisa memberikan berapa rincian biaya yang dikenakan, sebab rincian pembiayaan ada pada pihak BPJS Kesehatan, pihak rumah sakit Universitas Sumatera Utara 72 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA hanya menlakukan anamesa dan klaim pada BPJS Kesehatan. Namun bagi pasien non-BPJS Kesehatan pihak rumah sakit akan memberikan rincian biaya yang dikenakan karena pelayanan yang didapat oleh peserta itu tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Penelitian yang dilakukan oleh Farsida dkk 2012 tentang kualitas layanan tuberkulosis di rumah sakit pemerintah dan swasta di Jakarta Utara juga menunjukkan hal yang sama. Pada penelitian tersebut penyampaian informasi yang tidak rinci dan tidak jelas menjadi hal yang sangat dikeluhkan pasien, Padahal pasien merasa aspek penyampaian informasi tersebut adalah aspek yang termasuk penting untuk dipenuhi. Begitu juga penelitian oleh Bata 2013 di RSUD Lakipadada, responden mengeluhkan petugas pemberi pelayanan tidak memberikan informasi yang jelas tentang keadaan penyakit yang mereka derita serta informasi tentang pelayanan di rumah sakit. Kemudian untuk indikator kewajaran biaya, responden menilai biaya iuran yang mereka bayarkan perbulan pada BPJS Kesehatan dirasa sudah wajar dengan pelayanan yang mereka terima. Bobot nilai untuk variabel ini adalah 8.07 dengan kategori bagus.

5.5 Penilaian Pada Variabel Sumber Daya Manusia