Jurnal Kimia Unand ISSN No. 2303-3401, Volume 2 Nomor 3, Agustus 2013
68
OPTIMASI TRANSPOR ASAM SALISILAT MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH
Velly Yulistia, Djufri Mustafa, Refinel
Laboratorium FotoElektrokimia, Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Andalas e-mail: vellyiugmail.com
Jurusan Kimia FMIPA Unand, Kampus Limau Manis, 25163
Abstract
Transport of salicylic acid can be done through bulk liquid membrane technique phase consisted of a solution of salicylic acid 1.5 x 10-4 M as the source phase, NaOH solution as feed phase and
chloroform as the membrane phase. Concentration of salicylic acid that   transport  to  feed  phase and remaining in the source phase remaining was determined using UV-VIS spectrophotometer
at  296.19  nm.  The  phenol  concentration  was  also  determined  using  UV-VIS  spectrophotometer with  reagent  4-aminoantipirin  at  510  nm.  Technical  operations  assisted  experiments  with  a
magnetic  stirrer  stirring  at  340  rpm.  The  result  showed  that  the  optimum  conditions  for  the transport  of  salicylic  acid  at  pH  2  in  the  source  phase,  0.2  M  NaOH  concentration  for  the  feed
phase,  the  transport  time    60  minutes  and  salicylic  acid  which  transport  to  feed  phase  was 78.17, while remaining in source phase of 10.89. Phenol is transported at optimum conditions
where the source phase containing phenol at pH 2 with concentration of 2.1276 x 10-4 M, 0.1 M NaOH  feed  phase,  the  transport  time  of  120  minutes,  stirring  speed  at  340  rpm  and  time  of  15
minutes  equilibrium  percentage  obtained  phenol  phase  transport  to  receiving  92  and  the percentage of remaining phenol in source phase of 3.21.
Keywords: Salicylic acid, Phenol, Through Bulk Liquid Membrane Technique
I. Pendahuluan
Asam  salisilat  merupakan  senyawa  yang memberikan  efek  yang  kurang  baik  pada
kesehatan. Menurut hasil statistik Mortalitas di  Inggris  tahun  1992  asam  salisilat  dalam
obat  merupakan  urutan  ketujuh  terbesar penyebab kematian akibat kelebihan dosis
keracunan
1
. Walaupun  dalam  dosis  yang  tinggi  asam
salisilat  sangat  berbahaya,  tetapi  dalam dosis
yang telah
ditentukan atau
disesuaikan  asam  salisilat  mempunyai manfaat  yang    banyak  .  Asam  salilat
digunakan sebagai bahan  baku utama pada industri  pembuatan  karet  dan  resin  kimia.
Dan  Indonesia  masih  termasuk  negara pengimpor  asam  salisilat,  maka  dari  itu
diperlukan  cara  untuk  memisahkan  asam salisiltat  dari  limbah  cair  dan  maupun
limbah padat
2
. Asam  salisilat  merupakan  turunan  dari
fenol. Fenol  merupakan salah satu senyawa organik  yang  berasal  dari  buangan  industri
yang  berbahaya  bagi  lingkungan  dan manusia.
Dalam konsentrasi
tertentu senyawa  ini  dapat  memberikan  efek  yang
buruk  bagi  manusia,  antara  lain  berupa kerusakan  hati  dan  ginjal,  penurunan
tekanan  darah,  pelemahan  detak  jantung, bahkan
kematian
3
. Limbah
yang mengandung  fenol  antara  lain  dihasilkan
oleh  industri  minyak  bumi  dan  gas,  pabrik
Jurnal Kimia Unand ISSN No. 2303-3401, Volume 2 Nomor 3, Agustus 2013
69
resin  sintestik,  pemurnian  minyak  bumi, industri  tekstil,  industri  kimia,  dan  industri
pengolahan dan pengawetan kayu
4.
Didalam perairan, jumlah fenol yang tinggi dapat  menurunkan  kadar  oksigen  terlarut
sehingga  fenol  dianggap  sebagai  polutan. Pada  proses  klorinasi,  fenol  dapat  berubah
menjadi  klorofenol  yang  menyebabkan  bau dan  rasa  air  minum  tidak  enak.  Untuk  itu
diperlukan  sekali  suatu  teknik  pemisahan agar  dapat memisahkan senyawa fenol dari
air limbah baik sebagai air buangan industri ataupun  pencemaran  lingkungan  lainnya
5
. Kandungan fenol yang dibolehkan untuk air
minum yaitu 2 ppb, sedangkan pada limbah industri  obat
–  obatan  berkisar  antara  10- 1000 ppb
6
. Pada  hakikatnya  senyawa  fenol  dan
turunannya  di  alam  ditemukan  dalam keadaan  bercampur.  Untuk  memisahkan
senyawa  fenol  dan  turunannya
dari perairan
dilakukan suatu
pemisahan terhadap
campuran tersebut.
Metoda pemisahan  senyawa  fenol  dan  turunannya
dari  larutan  air  atau  campurannya  telah banyak  dilakukan  dan  lazim  digunakan
adalah metoda ekstraksi pelarut. Metoda ini didasarkan  pada  pemisahan  ion  atau
molekul  dengan  cara  mengekstraknya  dari pelarut  air  ke  dalam  pelarut  organik  dan
kemudian  diekstraksi  kembali  ke  dalam pelarut  air
7
.  Bila  ditinjau  dari  aspek ekonomis  metoda  ini  kurang  efektif  karena
selain  membutuhkan  bahan-bahan  kimia relatif  banyak  juga  waktu  pemisahan  yang
lama.  Oleh  hal  tersebut  maka  dicari  suatu alternatif    lain  untuk  proses  pemisahan,
yang  salah  satunya  adalah  dengan  teknik membran cair fasa ruah.
Fenol  merupakan  senyawa  dengan  rumus Ar-OH  dimana  Ar  merupakan  fenil  yang
tersubstitusi. Senyawa ini mempunyai berat molekul  94  gmol  dengan  rumus  kimianya
C
6
H
5
OH.  Dalam  keadaan  murni  fenol mempunyai  titik  leleh  43
o
C,  titik  didih 132
o
C,  serta  kelarutan  dalam  air  pada  suhu 25
o
C  8.2  g100  mL.  Reaksi  yang  terjadi antara  senyawa  fenol  dalam  pelarut  air
dengan  pereaksi  4-aminoantipirin  oleh adanya  garam  kalium  ferisianida  terjadi
pada  pH  =  10
8
.  Asam  salisilat  yang merupakan  turunan  fenol  memiliki  rumus
molekul C
7
H
6
O
3
dengan berat molekul berat molekul  138,123  gmol  berwarna  putih
dalam bentuk powder  bubuk dimana titik lelehnya  157-159
o
C  dan  titik  didihnya  211
o
C.  Kelarutan  Asam  salisilat  di  dalam  air yaitu  2  gL  dimana  densitasnya  1,443
gcm
3
. Asam  salisilat  disintesis  dengan  proses
karboksilasi  dengan  bahan  baku  fenol, NaOH, CO
2
, dan H
2
SO
4.
Proses Karboksilasi masih  merupakan  proses  tunggal  hingga
saat ini
karena merupakan
proses pembuatan  paling  murah
9
.  Rumus  kimia dari  senyawa  ini  adalah  C
7
H
6
O
3
,  termasuk turunan
senyawa aromatik
yang mempunyai  2  gugus  fungsi,  yaitu:  gugus
hidroksi  dan  gugus  karboksilat  dengan struktur yang dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 1
.
Struktur Asam Salisilat Asam  salisilat  bersifat  hidrofil,  berkhasiat
fungisit  terhadap  banyak  fungi  pada konsentrasi  3-6    dalam  salep.  Sedangkan
persyaratan kadar asam salisilat dalam krim anti  jerawat  berdasarkan  Surat  keputusan
Kepala  Badan  POM  RI  No.  HK.00.05.4.1745 tanggal  5  Mei  2003  yaitu  tidak  boleh  dari  2
10,11,12,13,14
.
Penentuan senyawa
asam salisilat
ditentukan dengan
menggunakan spektrofotometer
UV pada
panjang gelombang  296,16  nm.  Dimana  setiap
sampel  yang  tertranspor  ke  fasa  penerima pH  nya  diatur  kembali  sehingga  sama
dengan fasa
sumber. Membran
cair merupakan  suatu  fasa  cair  yang  membatasi
Jurnal Kimia Unand ISSN No. 2303-3401, Volume 2 Nomor 3, Agustus 2013
70
dua  fasa  cair  yang  lain  yang  saling melarutkan,  sedangkan  membran  cair  itu
sendiri  tidak  larut  dalam  kedua  fasa  cair yang  dibatasinya
15
.  Keselektifan  membran cair  untuk  teknik  pemisahan  dapat  diatur
dari  perbedaan  koefisien  distribusi  atau perbedaan  kelarutan  komponen  diantar
muka membran.
Keuntungan metode
dengan  sistem  membran  cair  adalah mempunyai selektivitas dan efisiensi sistem
tinggi,  penggunaan  pelarut,  pemisahan  ion yang  yang  dapat  dilakukan  secara  kontinu
dalam  satu  unit  operasi,  pengoperasian sederhana,  dan  biaya  pengoperasian  yang
murah
16
.
II. Metodologi Penelitian 2.1. Bahan kimia, peralatan dan instrumentasi