Metodologi Penelitian 2.1. Bahan kimia dan peralatan

80 Jenis elektroda yang digunakan adalah karbon dan semikonduktor CuO. Karbon memiliki struktur kristal grafit terhibridisasi secara trigonal membentuk ikatan phi dan sigma. Struktur ini memungkinkan terjadinya pergerakaan elektron sehingga dapat menghantarkan arus listrik. Elektroda ini memiliki keunggulan yaitu sifat inert sehingga tidak mudah teroksidasi ataupun tereduksi. 14-15 Karakteristik spesifik dari grafit adalah resistivitas listrik yang rendah, sifat lubrikasi yang baik, konduktivitas termal yang tinggi dan stabil secara kimia. 16 Sedangkan CuO memiliki sifat unik yaitu merupakan semikonduktor tipe-p dengan band gap rendah 1,2-2,0 eV yang menjadikannya sebagai semikonduktor oksida logam dengan bandgap terendah. 17-18 Penelitian sebelumnya telah dilakukan penggunaan pasangan elektroda CuO-C yang kestabilan sel hanya berlangsung 3 hari dan menggunakan elektrolit NaCl yang menghasilkan gas Cl 2 sehingga pada penelitian ini akan dilihat kondisi optimum elektroda dan konsentrasi agar dalam elektrolit yang dapat menghasilkan peforma sel fotovoltaik yang baik serta dapat diaplikasikan sebagai alternative

II. Metodologi Penelitian 2.1. Bahan kimia dan peralatan

Alat- alat yang digunakan yaitu kaca yang dirancang berbentuk tabung U, neraca analitik, penangas, alat – alat gelas, multimeter, resistor 10 Kohm, kabel , pisau. Bahan yang digunakan yaitu lem kaca, lem pipa , pensil 2b merek faber castell karbon, lempengan tembaga, Na 2 SO 4 anhidrat, agar swallow dan aquades. 2.2. Prosedur penelitian 2.2.1 Preparasi Elektroda Percobaan ini menggunakan pasangan elektroda CuOC. Logam Cu diperoleh dari tembaga berupa lempengan yang panjangnya 14,5 cm dan lebar 4,5 cm. Logam tersebut kemudian dibakar menggunakan furnace. Elektroda CuO digunakan sebagai anoda. Elektroda karbon diperoleh dari pensil 2b merek faber castell dengan cara membuka kayu yang melapisi karbon kemudian bagian permukaan karbon di bersihkan dari sisa lem perekat. 2.2.2 Preparasi Larutan Elektrolit Na 2 SO 4 dalam Gel Agar Larutan elektrolit yang digunakan dengan konsentrasi 0,5 N merupakan kondisi optimum dari penelitian sebelumnya. 19 Kemudian dilakukan variasi terhadap konsentrasi agar dalam 50 mL elektrolit yaitu 0,5 , 1 dan 2 . Elektrolit dipanaskan hingga mendidih, kemudian ditambahkan agar secara perlahan dan terus diaduk sampai semua agar larut sempurna. Larutan dimasukan ke dalam sel dalam keadaan panas dan dibiarkan memadat sempurna elektroda CuO yang digunakan dibakar pada suhu 300 o C. 2.2.3 Perakitan sel fotovoltaik Pasangan elektroda dan elektrolit gel agar yang telah dipersiapkan ditempatkan di dalam tabung U berbahan dasar kaca sedemikian rupa. 2.2.4 Pengukuran Arus dan Tegangan Pengukuran kuat arus dan tegangan dilakukan di dalam ruangan. Sel surya dihubungkan dengan kabel multimeter pada kedua sisinya, dengan kutub + adalah elektoda pembanding, dan kutub - adalah elektroda kerja mengunakan alat multimeter. Pengkuran dilakukan siang hari dari rentang waktu pukul 11.00 – 14.00 WIB. Pengukuran dilakukan setiap jamnya. Hasil pengukuran dialurkan dalam grafik. Selanjutnya ditentukan kondisi optimum dari berbagai variasi yang dilakukan dalam menghasilkan arus dan tegangan serta dilihat pengaruh lamanya penyinaran terhadap kinerja sel fotovoltaik. 2.2.5 Variasi Suhu Pembakaran Elektroda Pada parameter ini, sel fotovoltaik menggunakan komposisi agar optimum yang didapat dari langkah kerja sebelumnya. Kemudian 3 lempengan tembaga dibersihkan dari pengotor, masing - masing dibakar menggunakan furnace dengan variasi suhu 300 o C, 400 o C, dan 500 o C. Dilakukan pengukuran arus dan tegangan pada kondisi yang sama. 81 2.2.6 Variasi Lama Pembakaran Elektroda pada Suhu Optimum Pada parameter ini, sel fotovoltaik menggunakan komposisi agar dan suhu pembakaran optimum yang didapat dari langkah kerja sebelumnya. Kemudian 3 lempengan tembaga dibersihkan dari pengotor, masing - masing dibakar menggunakan furnace dengan waktu 30 menit, 60 menit, dan 120 menit. Dilakukan pengukuran arus dan tegangan pada kondisi yang sama. 2.2.7 Penentuan Kestabilan Sel Fotovoltaik pada Rangkaian Seri dan Paralel 3 buah sel surya dengan elektroda dan kandungan agar dalam elektrolit yang optimum dirangkai seri dan paralel sehingga dapat diamati kinerja sel fotovoltaik dalam menghasilkan arus dan tegangan serta kestabilan sel. Arus dan tegangan di amati setiap harinya pada jam yang sama. 2.2.8 Karakterisasi Performa Sel Fotovoltaik Karakteristik dari tegangan- arus dikenal dengan kurva I-V. Nilai arus dan tegangan sel surya diukur pada setiap posisi reostat yang divariasikan mula-mula pada resistansi maksimum hingga nilai minimumnya. Hasil pengukuran yang diperoleh dibuat kurva I- V untuk menentukan performa energy sel surya.

III. Hasil dan Pembahasan 3.1.