80
Jenis  elektroda  yang  digunakan  adalah karbon  dan  semikonduktor  CuO.  Karbon
memiliki struktur kristal grafit terhibridisasi secara  trigonal  membentuk  ikatan  phi  dan
sigma.
Struktur ini
memungkinkan terjadinya  pergerakaan  elektron  sehingga
dapat menghantarkan arus listrik. Elektroda ini  memiliki  keunggulan  yaitu  sifat  inert
sehingga  tidak  mudah  teroksidasi  ataupun tereduksi.
14-15
Karakteristik  spesifik  dari grafit adalah resistivitas listrik yang rendah,
sifat  lubrikasi  yang  baik,  konduktivitas termal yang tinggi dan stabil secara kimia.
16
Sedangkan  CuO  memiliki  sifat  unik  yaitu merupakan  semikonduktor  tipe-p  dengan
band  gap  rendah  1,2-2,0  eV  yang menjadikannya  sebagai    semikonduktor
oksida logam dengan bandgap terendah.
17-18
Penelitian  sebelumnya  telah  dilakukan penggunaan  pasangan  elektroda  CuO-C
yang  kestabilan  sel  hanya  berlangsung  3 hari dan menggunakan elektrolit NaCl yang
menghasilkan  gas  Cl
2
sehingga  pada penelitian ini akan dilihat  kondisi  optimum
elektroda  dan  konsentrasi  agar  dalam elektrolit yang dapat menghasilkan peforma
sel  fotovoltaik  yang  baik  serta  dapat diaplikasikan sebagai  alternative
II. Metodologi Penelitian 2.1. Bahan kimia dan peralatan
Alat-  alat  yang  digunakan  yaitu  kaca  yang dirancang  berbentuk  tabung  U,  neraca
analitik,  penangas,  alat
–  alat  gelas, multimeter, resistor 10 Kohm, kabel , pisau.
Bahan  yang  digunakan  yaitu  lem  kaca,  lem pipa , pensil 2b merek faber castell karbon,
lempengan tembaga,  Na
2
SO
4
anhidrat, agar swallow dan aquades.
2.2. Prosedur penelitian 2.2.1 Preparasi Elektroda
Percobaan  ini  menggunakan  pasangan elektroda CuOC. Logam Cu diperoleh dari
tembaga
berupa lempengan
yang panjangnya  14,5  cm  dan  lebar  4,5  cm.
Logam tersebut
kemudian dibakar
menggunakan  furnace.  Elektroda  CuO digunakan sebagai anoda.
Elektroda  karbon  diperoleh  dari  pensil  2b merek  faber  castell  dengan  cara  membuka
kayu  yang  melapisi  karbon  kemudian bagian permukaan karbon di bersihkan dari
sisa lem perekat. 2.2.2  Preparasi  Larutan  Elektrolit  Na
2
SO
4
dalam Gel Agar Larutan  elektrolit  yang  digunakan  dengan
konsentrasi  0,5  N  merupakan  kondisi optimum  dari  penelitian  sebelumnya.
19
Kemudian  dilakukan  variasi  terhadap konsentrasi  agar  dalam  50  mL  elektrolit
yaitu  0,5  ,  1    dan  2  .  Elektrolit dipanaskan  hingga  mendidih,  kemudian
ditambahkan  agar  secara  perlahan    dan terus  diaduk  sampai  semua  agar  larut
sempurna. Larutan dimasukan ke dalam sel dalam  keadaan  panas  dan  dibiarkan
memadat  sempurna  elektroda  CuO  yang digunakan dibakar pada suhu 300
o
C. 2.2.3 Perakitan sel fotovoltaik
Pasangan  elektroda  dan  elektrolit  gel  agar yang telah dipersiapkan ditempatkan di
dalam  tabung  U  berbahan  dasar  kaca sedemikian rupa.
2.2.4 Pengukuran Arus dan Tegangan Pengukuran  kuat  arus  dan  tegangan
dilakukan  di  dalam  ruangan.    Sel  surya dihubungkan  dengan  kabel  multimeter
pada  kedua  sisinya,  dengan  kutub  + adalah  elektoda  pembanding,  dan  kutub  -
adalah  elektroda  kerja  mengunakan  alat multimeter. Pengkuran dilakukan siang hari
dari rentang waktu pukul 11.00
– 14.00 WIB. Pengukuran dilakukan setiap  jamnya. Hasil
pengukuran dialurkan
dalam grafik.
Selanjutnya    ditentukan  kondisi  optimum dari berbagai variasi yang dilakukan dalam
menghasilkan  arus  dan  tegangan  serta dilihat  pengaruh  lamanya  penyinaran
terhadap kinerja sel fotovoltaik. 2.2.5 Variasi Suhu Pembakaran Elektroda
Pada
parameter ini,
sel fotovoltaik
menggunakan  komposisi  agar  optimum yang
didapat dari
langkah kerja
sebelumnya. Kemudian
3 lempengan
tembaga  dibersihkan  dari  pengotor,  masing -  masing  dibakar  menggunakan  furnace
dengan  variasi  suhu  300
o
C,  400
o
C,  dan 500
o
C.  Dilakukan  pengukuran  arus  dan tegangan pada kondisi yang sama.
81
2.2.6  Variasi  Lama  Pembakaran  Elektroda pada Suhu Optimum
Pada parameter
ini, sel
fotovoltaik menggunakan  komposisi  agar  dan  suhu
pembakaran  optimum  yang  didapat  dari langkah  kerja  sebelumnya.  Kemudian  3
lempengan tembaga
dibersihkan dari
pengotor, masing
- masing
dibakar menggunakan  furnace  dengan  waktu  30
menit,  60  menit,  dan  120  menit.    Dilakukan pengukuran  arus  dan  tegangan  pada
kondisi yang sama.
2.2.7  Penentuan  Kestabilan  Sel  Fotovoltaik pada Rangkaian Seri dan Paralel
3  buah  sel  surya  dengan  elektroda  dan kandungan  agar  dalam  elektrolit  yang
optimum dirangkai
seri dan
paralel sehingga
dapat diamati
kinerja sel
fotovoltaik  dalam  menghasilkan  arus  dan tegangan  serta  kestabilan  sel.    Arus  dan
tegangan  di  amati  setiap  harinya  pada  jam yang sama.
2.2.8 Karakterisasi Performa Sel Fotovoltaik Karakteristik  dari  tegangan-  arus  dikenal
dengan kurva I-V.
Nilai  arus  dan  tegangan  sel  surya  diukur pada setiap posisi reostat yang divariasikan
mula-mula  pada  resistansi  maksimum hingga
nilai minimumnya.
Hasil pengukuran yang diperoleh dibuat kurva I-
V  untuk  menentukan  performa  energy  sel surya.
III. Hasil dan Pembahasan 3.1.