Hasil dan Pembahasan 3.1. Pelczar, M. J. dan Chan, E. C. S., 1986.

81 2.2.6 Variasi Lama Pembakaran Elektroda pada Suhu Optimum Pada parameter ini, sel fotovoltaik menggunakan komposisi agar dan suhu pembakaran optimum yang didapat dari langkah kerja sebelumnya. Kemudian 3 lempengan tembaga dibersihkan dari pengotor, masing - masing dibakar menggunakan furnace dengan waktu 30 menit, 60 menit, dan 120 menit. Dilakukan pengukuran arus dan tegangan pada kondisi yang sama. 2.2.7 Penentuan Kestabilan Sel Fotovoltaik pada Rangkaian Seri dan Paralel 3 buah sel surya dengan elektroda dan kandungan agar dalam elektrolit yang optimum dirangkai seri dan paralel sehingga dapat diamati kinerja sel fotovoltaik dalam menghasilkan arus dan tegangan serta kestabilan sel. Arus dan tegangan di amati setiap harinya pada jam yang sama. 2.2.8 Karakterisasi Performa Sel Fotovoltaik Karakteristik dari tegangan- arus dikenal dengan kurva I-V. Nilai arus dan tegangan sel surya diukur pada setiap posisi reostat yang divariasikan mula-mula pada resistansi maksimum hingga nilai minimumnya. Hasil pengukuran yang diperoleh dibuat kurva I- V untuk menentukan performa energy sel surya.

III. Hasil dan Pembahasan 3.1.

Pengaruh Konsentrasi Agar terhadap Besarnya Arus dan Tegangan. Gambar 1.a menunjukan arus yang dihasilkan oleh sel fotovoltaik yang mengandung 0,5 - 2 agar. Terlihat bahwa arus meningkat dengan bertambahnya konsentrasi agar sampai dengan 1 , dan menurun ketika konsentrasi agar ditingkatkan. Pada konsentrasi agar rendah, larutan elektrolit Na 2 SO 4 dalam gel agar lebih bersifat konduktor sehingga ada elektron yang tereksitasi yang ditangkap langsung oleh ion- ion positif yang ada dalam larutan disekitar CuO. Hal ini menyebabkan elektron yang bergerak melalui sikuit eksternal luar menjadi berkurang. Bila kandungan agar ditingkatkan maka sifat elektrolit sifat konduktor elektrolit berkurang dan elektron arus melalui sirkuit eksternal meningkat optimum pada konsentrasi agar 1 . Namun bila konsentrasi agar ditingkatkan lebih lanjut besar dari 1 partikel elektrolit menjadi lebih rapat sehingga pergerakan elektrolit sedikit lambat dan arus yang dihantarkan menjadi rendah Pada gambar 1.b dapat juga terlihat tegangan akan meningkat secara signifikan seiring dengan kenaikan konsentrasi agar dari 0,5 sampai 2 . Secara teori nilai tegangan di hubungkan dengan band gap atau tingkat energi pada bahan semikonduktor, pada penelitian ini menggunakan semikonduktor CuO. Seperti yang telah diketahui bahwa akumulasi elektron berasal dari eksitasi elektron pada pita konduksi CuO. Semakin tinggi kandungan agar maka sifat konduktor dari larutan elektrolit semakin berkurang dan akan menghalangi rekombinasi elektron dari pita konduksi ke pita valensi. Hal ini sekaligus akan meningkatkan tegangan antara kedua pita tersebut. Gambar 1.c menunjukan kondisi optimum sel fotovoltaik menghasilkan daya tersebesar yaitu pada jam 13.00 WIB dengan konsentrasi agar 1 dalam elektrolit. Daya yang dihasilkan sebesar 72,6 m Watt. 82 a b c Gambar 1. Pengaruh konsentrasi agar terhadap besarnya a Arus , b Tegangan , c Daya dari sel fotovoltaik, di ukur pada berbagai waktu . 3.2. Pengaruh Suhu Pembakaran pada Pembuatan Lapisan Semikonduktor CuO terhadap Arus dan Tegangan. Tujuan dilakukan pembakaran untuk membentuk lapisan oksida yang berperan sebagai elektroda semikonduktor, tempat terjadinya eksitasi elektron pada sel fotovoltaik. Lempengan tembaga yang dibakar membentuk lapisan hitam berupa lapisan oksida tembaga CuO sedangkan pada bagian dalam elektroda masih membentuk tembaga sebagai konduktor elektron. a b c Gambar 2. Pengaruh suhu pembakaran pada pembuatan elektroda CuO terhadap besarnya a Arus, b Tegangan , c Daya, diukur pada berbagai waktu. Setiap lapisan oksida yang terbentuk CuO dengan variasi suhu pembakaran menunjukan pembentukan kristal yang berbeda – beda sehingga mempengaruhi kemampuan logam tersebut dalam menghantarkan arus listrik. Pada gambar 2 dapat disimpulkan bahwa suhu pembakaran optimum dicapai pada 400 o C . Daya terbesar yang dihasilkan adalah 62,7 mWatt pada jam 12.00 WIB. 3.3 Pengaruh Lama Pembakaran pada Pembuatan Lapisan Semikonduktor CuO Terhadap Arus dan Tegangan 83 a b c Gambar 3. Pengaruh lama pembakaran pada pembuatan lapisan CuO terhadap besarnya a Arus , b Tegangan dan c Daya yang diukur pada berbagai waktu . Dengan menggunakan kondisi optimum konsentrasi agar yaitu 1 dan suhu pembakaran yaitu 400 o C, dari gambar 3 dapat disimpulkan pada variasi pembakaran, kondisi optimum elektroda didapatkan pada lama pembakaran 60 menit, yang menghasilkan arus dan tegangan yang paling besar. Hal ini memperngaruhi bentuk dan ketebalan dari lapisan CuO yang sekalipun akan mempengaruhi peforma dari semikonduktor itu sendiri. Daya paling besar 62,7 mWatt pada jam 12.00 wib. 3.4 Perbandingan Arus dan Tegangan Fotovoltaik Cair dan Fotovoltaik Gel Agar a b Gambar 4.Perbandingan performa sel fotovoltaik cair dan sel fotovoltaik gel agar terhadap a Arus dan b Tegangan , diukur pada berbagai waktu. Gambar 4 menunjukan jika di bandingkan performa fotovoltaik yang nenggunakan elektrolit cair dengan fotovoltaik yang menggunakan elektrolit dalam gel agar maka dari arus yang dihasilkan tidak terlihat perbedaan yang begitu signifikan sehingga dapat disimpulkan kemampuan 2 84 jenis fotovoltaik ini dalam menghantarkan arus adalah sama . Berbeda dengan arus, hasil pengukuran menunjukan fotovoltaik dengan elektrolit dalam gel agar memiliki nilai tegangan yang lebih tinggi dari pada fotovoltaik dengan elektrolit cair. Hal ini dikarenakan bertambah besarnya nilai hambatan dengan adanya kandungan agar sebagai gel yang menyebabkan tegangan bertambah tinggi 3.5 Kestabilan sel fotovoltaik Kestabilan sel fotovoltaik dilihat dari kestabilan arus dan tegangan yang diukur dan diamati selama lebih dari 1 bulan. Hasil pengukuran dari rangkaian dapat terlihat pada gambar 5 yang menunjukan sel relative cukup stabil pada pengukuran hari ke 30. a b 3.6 Karakteristik Arus-Tegangan Sel Surya Berdasarkan hasil pengukuran nilai arus dan tegangan yang telah dibuat dalam bentuk kurva arus-tegangan IV, diperoleh parameter-parameter keluaran sel surya yang ditunjukan oleh gambar 6. Gambar 4. Kurva karakteristik I-V Gambar 5. Ketahanan Elektroda Kestabilan Fotovoltaik A Rangkaian Seri B Rangkaian Paralel 85 Tegangan rangkaian buka V OC sel surya mencapai 0,032 V. Arus rangkaian pendek I SC sebesar 0,23 mA, sedangkan arus maksimum

IV. Kesimpulan Sel fotovoltaik telah dibuat menggunakan