Arnason, J. T., S. 1993, Insecticides in Ruskin, F. R., 1993, Neem : a tree for Luo, X. D., Wu, S. H dan Wu, D. G., 2000, Siddiqui, B. S, and Munawwer, R., 2001, Meyer, B. N., 1982, Brine Shrimp: a

90 3.4 Hasil Uji Toksisitas dan LC 50 Fraksi MeOH, n-heksana dan fraksi EtOAc ekstrak daun mimba dilakukan uji toksisitasnya sebagai skrining awal adanya aktifitas sitotoksik dengan menggunakan metoda uji Brine Shrimps. Dari pegolahan data maka didapatkanlah nilai dari LC 50 tiap tiap fraksi, dapat dilihat pada tabel 3 Tabel 3. LC 50 dari fraksi n-heksan, EtOAc, dan MeOH Dari hasil perhitungan nilai LC 50 diketahui bahwa, ketiga fraksi yang diujikan yaitu fraksi MeOH, n-heksan dan EtOAc. Hanya fraksi EtOAc dan n-heksan yang memberikan respon yang aktif terhadap uji ini dengan nilai LC 50 yaitu 126,55 μgml dan 80,43 μgml. Berdasarkan literatur diketahui bahwa secara umum ekstrak tumbuhan yang memiliki nilai LC 50 1000 μgml termasuk aktif biologis dan farmakologis. kedua fraksi ini bersifat toksik karena memiliki nilai LC 50 1000 μgml 7,8 . Fraksi yang paling aktif sebagai sitotoksik dalam pengujian ini adalah fraksi n-heksana, sehingga frksi ini yang dilanjutkan pemisahannya sesuai dengan yang tercantum pada subbab 2.2 rosedur penelitian dengan nilai LC 50 = 179.43 μgml.

IV. Kesimpulan Fraksi n-heksana dari daun Azadirachta

indica memiliki respon yang paling aktif terhadap aktifitas sitotoksik dibandingkan dengan fraksi metanol dan fraksi etil asetat. Senyawa hasil isolasi merupakan senyawa triterpenoid yang diketahui dari terdapatnya noda tunggal dengan penampak noda Lieberman Burchard dan tidak berfluoresensi di bawah lampu UV 254 dan 365 nm. Senyawa hasil isolasi mempunyai titik leleh dengan kisaran 151,8-152,3 o C. Dari spektrum Ultraviolet diketahui bahwa senyawa ini tidak menunjukkan serapan yang membuktikan adanya ikatan rangkap konjugasi. Dari spektrum Inframerah, diketahui bahwa senyawa ini memiliki gugus fungsi O-H, C-H stretching, C=O, dan geminal dimetil.

V. Ucapan terima kasih Penulis ingin mengucapkan terimakasih

kepada ibu Mitralena selaku analis Laboratorium Kimia Organik Bahan Alam yang telah memfasilitasi penulis selama penelitian. Referensi

1. Arnason, J. T., S. 1993, Insecticides in

tropical plants with non-neurotoxic modes of action. Stafford eds. Phytochemical Potentia of Tropical Plants.. Plenum Press. New York .

2. Ruskin, F. R., 1993, Neem : a tree for

solving global problems . National Academy Press. Washington, D.C. 3. Maragathavalli, S., Brindha, S., Kaviyarasi, N. S., Annadurai, b. Dan Gangwar, S. K., 2012, Antimicrobial Activity In Leaf Extract Of Neem Azadirachta Indica Linn.. International Journal of Science and Nature .. Vol 3. No 1 p. 110-113. 4. Ndione R. D., Faye, O., Ndiaye, M., Dieye, A., and Afoutou, J. M., 2007, Toxic effects of neem products Azadirachta indica A. Juss on Aedes aegypti Linnaeus 1762 larvae. In African Journal of Biotechnology. . Vol 6 No.24 p. 2846-2854. 5. Koul, O., Multani, J. S., Singh, G., Daniewski, W. M and Berlozecki, K., 2003, 6 α-Hydroxygedunin from Azadirachta indica. Its Potentiation Effects with Some Non-azadirachtin Limonoids in Neem against Lepidopteran Larvae. Insect Biopesticide Research Centre and Institute of Organic Chemistry, Polish Academy of Sciences.

6. Luo, X. D., Wu, S. H dan Wu, D. G., 2000,

A new triterpenoid from Azadirachta indica. Laboratory of Phytochemistry, Kunming Institute of Botany. Fitoterapia.. Vol 71 p. 668-672.

7. Siddiqui, B. S, and Munawwer, R., 2001,

Three New Triterpenoids from Azadirachta indica. H.E.J. Research Institute of Chemistry. Helvetica Chimica Acta . Vol. 84 p.1962-1969. 91 8. Gopalakhrisnan, S. Singh, N. D. P., Kasinath, V., 2002, Photooxygenation of Nimonol, a tetranortriterpenoid from Azadirachta indica. Molecules. Vol 7 p. 112-118.

9. Meyer, B. N., 1982, Brine Shrimp: a

Convient General Bioassay for Active Plant Constituents. Plant Medica. Vol 45 No 5 p. 31-34.

10. Hubert, J. J., 1979, Bioassay. Kendall Hunt