90
3.4 Hasil Uji Toksisitas dan LC
50
Fraksi MeOH, n-heksana dan fraksi EtOAc ekstrak
daun mimba
dilakukan uji
toksisitasnya sebagai skrining awal adanya aktifitas sitotoksik dengan menggunakan
metoda uji Brine Shrimps. Dari pegolahan data maka didapatkanlah nilai dari LC
50
tiap tiap fraksi, dapat dilihat pada tabel 3
Tabel 3. LC
50
dari fraksi n-heksan, EtOAc, dan MeOH
Dari hasil perhitungan nilai LC
50
diketahui bahwa, ketiga fraksi yang diujikan yaitu
fraksi MeOH, n-heksan dan EtOAc. Hanya fraksi
EtOAc dan
n-heksan yang
memberikan respon yang aktif terhadap uji ini dengan nilai LC
50
yaitu 126,55 μgml dan 80,43
μgml. Berdasarkan literatur diketahui bahwa secara umum ekstrak
tumbuhan yang memiliki nilai LC
50
1000 μgml termasuk aktif biologis dan
farmakologis. kedua fraksi ini bersifat toksik karena memiliki nilai LC
50
1000 μgml
7,8
. Fraksi yang paling aktif sebagai
sitotoksik dalam pengujian ini adalah fraksi n-heksana,
sehingga frksi
ini yang
dilanjutkan pemisahannya sesuai dengan yang tercantum pada subbab 2.2 rosedur
penelitian dengan nilai LC
50
= 179.43 μgml.
IV. Kesimpulan Fraksi n-heksana dari daun Azadirachta
indica memiliki respon yang paling aktif terhadap aktifitas sitotoksik dibandingkan
dengan fraksi metanol dan fraksi etil asetat. Senyawa hasil isolasi merupakan senyawa
triterpenoid
yang diketahui
dari terdapatnya
noda tunggal
dengan penampak noda Lieberman Burchard dan
tidak berfluoresensi di bawah lampu UV 254 dan 365 nm.
Senyawa hasil isolasi mempunyai titik leleh dengan
kisaran 151,8-152,3
o
C. Dari
spektrum Ultraviolet diketahui bahwa senyawa ini tidak menunjukkan serapan
yang membuktikan adanya ikatan rangkap konjugasi.
Dari spektrum
Inframerah, diketahui bahwa senyawa ini memiliki
gugus fungsi O-H, C-H stretching, C=O, dan geminal dimetil.
V. Ucapan terima kasih Penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada
ibu Mitralena
selaku analis
Laboratorium Kimia Organik Bahan Alam yang telah memfasilitasi penulis selama
penelitian. Referensi
1. Arnason, J. T., S. 1993, Insecticides in
tropical plants with non-neurotoxic modes of action. Stafford
eds. Phytochemical Potentia of Tropical Plants.. Plenum
Press. New York .
2. Ruskin, F. R., 1993, Neem : a tree for
solving global problems . National Academy
Press. Washington, D.C. 3. Maragathavalli,
S., Brindha,
S., Kaviyarasi, N. S., Annadurai, b. Dan
Gangwar, S. K., 2012, Antimicrobial Activity In Leaf Extract Of Neem
Azadirachta Indica Linn.. International Journal of Science and Nature
.. Vol 3. No 1 p. 110-113.
4. Ndione R. D., Faye, O., Ndiaye, M.,
Dieye, A., and Afoutou, J. M., 2007, Toxic effects of neem products Azadirachta
indica A. Juss on Aedes aegypti Linnaeus 1762 larvae. In African Journal of
Biotechnology.
. Vol 6 No.24 p. 2846-2854. 5. Koul, O., Multani, J. S., Singh, G.,
Daniewski, W. M and Berlozecki, K., 2003,
6 α-Hydroxygedunin
from Azadirachta indica. Its Potentiation
Effects with Some Non-azadirachtin Limonoids
in Neem
against Lepidopteran Larvae. Insect Biopesticide
Research Centre and Institute of Organic Chemistry, Polish Academy of Sciences.
6. Luo, X. D., Wu, S. H dan Wu, D. G., 2000,
A new triterpenoid from Azadirachta indica. Laboratory of Phytochemistry,
Kunming Institute of Botany. Fitoterapia.. Vol 71 p. 668-672.
7. Siddiqui, B. S, and Munawwer, R., 2001,
Three New
Triterpenoids from
Azadirachta indica. H.E.J. Research Institute of Chemistry. Helvetica Chimica
Acta . Vol. 84 p.1962-1969.
91
8. Gopalakhrisnan, S. Singh, N. D. P.,
Kasinath, V., 2002, Photooxygenation of Nimonol, a tetranortriterpenoid from
Azadirachta indica. Molecules. Vol 7 p. 112-118.
9. Meyer, B. N., 1982, Brine Shrimp: a
Convient General Bioassay for Active Plant Constituents. Plant Medica. Vol 45
No 5 p. 31-34.
10. Hubert, J. J., 1979, Bioassay. Kendall Hunt