Uji Heteroskedastisitas Uji Multikolinearitas

2. Jika nilai Asymp. Sig. 2 tailed 0,05 maka data mengalami gangguan distribusi normal. Tabel 4.11 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 100 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 2.17897294 Most Extreme Differences Absolute .115 Positive .070 Negative -.115 Kolmogorov-Smirnov Z 1.150 Asymp. Sig. 2-tailed .142 a. Test distribution is Normal. Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 Pada Tabel 4.11 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. 2 tailed adalah 0,142 dan diatas nilai signifikan 0,05, dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Dengan kata lain, heteroskedastisitas terjadi jika residual tidak memiliki varian yang konstan. Pemeriksaan terhadap gejala Heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pancar Scatter Plot yaitu grafik yang merupakan diagram pancar residual, yaitu selisih antara nilai Y predisi dan Y observasi, dan juga melalui model Glejser. a. Diagram Pancar Scatter Plot Hipotesis: Universitas Sumatera Utara 1. Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas. 2. Jika diagram pencar tidak membentuk pola yang atau acak maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 Gambar 4.3 Scatterplot Dependent Variable Dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa diagram pencar tidak membentuk pola oleh karena itu tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. b. Model Glejser Menentukan Kriteria Keputusan: 1. Jika nilai signifikan 0,05, maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. Universitas Sumatera Utara 2. Jika nilai signifikan 0,05, maka mengalami gangguan heterokedastisitas. Tabel 4.12 Uji Heteroskedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 2.148 1.021 1.175 .135 Bukti Fisik -.167 .085 -.188 -1.964 .052 Kehandalan -.025 .061 -.039 -.403 .688 Daya Tanggap -.176 .072 -.221 -2.084 .096 Jaminan .013 .131 .012 .102 .919 Empati .157 .120 .138 1.316 .191 a. Dependent Variable: absut Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 Dari Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari setiap variabel Bukti Fisik, Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan, Empati adalah lebih besar dari 0.05, maka oleh karena itu, tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

4.3.3 Uji Multikolinearitas

Gejala Multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Varience Inflation Factor melalui program SPSS 16.0. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance 0,1 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi muttikolinearitas Situmorang et at, 2010: 136. Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics Universitas Sumatera Utara B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 6.228 1.674 1.703 .108 Bukti Fisik .191 .140 .124 1.361 .177 .970 1.031 Kehandalan .080 .101 .074 .797 .427 .935 1.069 Daya Tanggap .495 .201 .252 2.463 .016 .770 1.299 Jaminan .528 .216 .270 2.445 .016 .662 1.511 Empati -.044 .197 -.022 -.221 .826 .808 1.237 a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 Pada Tabel 4.13 menjelaskan mengenai besarnya Tolerance dan VIF untuk masing- masing variabel bebas. Semua variabel bebas mempunyai nilai tolerance 0,1 dan VIF 5, sehingga dapat disimpulkan bahwa masalah multikolinearitas tidak ada.

4.4 Metode Analisis Regresi Berganda