Bahan Tambahan Pangan Makanan Jajanan

makanan pada saat tahap proses pemilihan bahan baku, penyimpanan bahan, persiapan dan pemasakan, pengemasan, penyimpanan makanan jadi, pendistribusian serta pada saat makanan dikonsumsi. c. Cemaran Biologis Cemaran biologis umumnya disebabkan oleh rendahnya kebersihan dan sanitasi. Contoh cemaran biologis yang umum mencemari makanan seperti: 1 Salmonella pada unggas. Salmonella dapat ditularkan dari kulit telur yang kotor 2 E.coli O157-H7 pada sayuran mentah. Kontaminasi dapat berasal dari kotoran hewan maupun pupuk kandang yang digunakan dalam proses penanaman sayur. Cemaran biologis ini dapat mencemari makanan pada berbagai tahapan, mulai dari tahap pemilihan bahan pangan, penyimpanan bahan pangan, persiapan dan pemasakan bahan pangan, pengemasan makanan matang, penyimpanan makanan matang dan pendistribusiannya serta pada saat makanan dikonsumsi.

6. Bahan Tambahan Pangan

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722MenkesPerIX88 dan telah diperbaharui dalam Permenkes RI No. 1168MenkesPerIX1999, BTP adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan atau minuman dan biasanya bukan merupakan ingredient khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk tujuan teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, penyimpanan atau pengangkutan makanan, untuk menghasilkan atau diharapkan menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas pangan tersebut. Berbagai bahan berbahaya terkadang digunakan sebagai bahan tambahan dalam proses pengolahan pangan. Berdasarkan Permenkes RI No. 1168MenkesPerIX1999 dalam Direktorat Bina Gizi 2011, bahan berbahaya yang dimaksud tercantum dalam Tabel 2.1. Tabel 2.1 Berbagai Bahan Berbahaya Berdasarkan Permenkes RI No. 1168MenkesPerIX1999 No. Bahan berbahaya Penggunaan dalam pangan Kegunaan sebenarnya 1. Rhodamin-B pewarna tekstil Pewarna memberi warna merah Pewarna tambahan pada obat, kosmetik, pewarna kain dan sabun 2 Methanyl Yellow pewarna tekstil Pewarna memberi warna kuning Indikator dalam larutan kimia, pewarna obat-obatan yang dipakai di bagian luar tubuh 3. Formalin Pengawet Sebagai desinfektan, perekat kayu, bahan pembuatan plastik, dan pengawet jasad organik mayat 4. Asam salisilat Pengawet Obat luka bakar dan bahan kosmetik perawatan kulit 5. Minyak nabati yang dibrominasi brominated vegetable oils Penstabil rasa dan aroma dalam minuman ringan Awal penemuannya digunakan sebagai penstabil aroma jeruk dalam minuman ringan 6. Asam borat dan turunannya misalnya boraksblengpijer Pengempal atau pemantap adonan bakso Pengawet pada industri kayu dan kaca 7. Dietilpirokarbonat Pengawet makanan Anti bakteri dan anti jamur 8. Kalium klorat Pemutih tepung Pembuatan korek api, mencetak tekstil, desinfektan dan pemutih non pangan 9. Kloramfenikol Pengawet makanan Antimikroba, bahan obat-obatan yang dipakai di bagian luar tubuh 11. Nitrofurazon Pengawet daging Antibakteri untuk hewan 12. Dulsin Pemanis makanan Awal penemuannya memang digunakan sebagai pemanis, kemudian dilarang penggunaannya setelah terbukti menyebabkan kanker Berbagai BTP yang diperbolehkan untuk digunakan berdasarkan Permenkes RI No. 1168MenkesPerX1999 dalam Direktorat Bina Gizi 2011 adalah sebagai berikut: a. Antioksidan Antioksidan merupakan senyawa yang dapat memperlambat oksidasi bahan pangan. Contohnya: asam askorbat, asam eritorbat, butil hidroksianil. b. Antikempal Anticaking Agent Antikempal merupakan bahan tambahan pangan yang dapat mencegah mengempalnya pangan berupa serbuk, juga mencegah mengempalnya bahan tepung. Contohnya: kalsium silikat, Na- silikoaluminat. c. Pengatur Keasaman Acidity Regulator Pengatur keasaman merupakan bahan tambahan pangan yang digunakan untuk mencegah pertumbuhan mikroba dan dapat sebagai pengawet. Contohnya: asam asetat, asam sitrat, asam fumarat. d. Pemanis buatan Artificial Sweetener Pemanis buatan adalah zat yang dapat menimbulkan rasa manis atau dapat membantu penerimaan terhadap rasa manis tersebut, sedangkan kalori yang dihasilkan jauh lebih rendah daripada gula. Contohnya: siklamat dan sakarin. e. Pemutih dan Pematang Tepung Flour Treatment Agent Pemutih dan pematang tepung merupakan bahan tambahan pangan yang digunakan pada bahan tepung dan produk olahannya agar karakteristik warna putih yang merupakan ciri khas tepung yang bermutu baik tetap terjaga. Contohnya: benzoil peroksida. f. Pengemulsi, Pemantap, dan Pengental Emulsifier, Stabilizer, Thickener Pengemulsi, pemantap dan pengental merupakan bahan tambahan pangan yang dapat membantu terbentuknya atau memantapkan sistem dispersi homogen pada makanan. Contohnya: gelatin, polisorbat, pektin. g. Pengawet Preservative Pengawet adalah senyawa yang dapat menghambat dan menghentikan proses fermentasi, pengasaman atau bentuk kerusakan lainnya, atau dapat memberikan perlindungan pangan dari pembusukan. Contohnya: asam benzoat, asam sorbat, asam propionat, nitrit, nitrat. h. Pengeras Firming Agent Pengeras merupakan suatu bahan tambahan pangan yang dapat memperkeras atau mencegah melunaknya pangan. Contohnya aluminium sulfat dan kalsium klorida. i. Pewarna Colour Pewarna adalah bahan tambahan pangan yang dapat memperbaiki warna pada makanan agar terlihat menarik. Contohnya betakaroten dan karamel. j. Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa Flavour, Flavour Enhancer Merupakan bahan tambahan pangan yang memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma. Contohnya: Monosodium glutamate MSG, vetsin, micin, atau penyedap masakan. k. Sekuestran Sequestrant Merupakan bahan penstabil yang digunakan dalam berbagai pengolahan bahan makanan, dapat mengikat logam dalam bentuk ikatan kompleks sehingga dapat mengalahkan sifat dan pengaruh buruk logam tersebut. Contohnya: kalsium dinatrium edetat, asam fosfat dan garamnya.

7. Tanda atau Ciri Pangan Tidak Aman

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATANPENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA DALAM MEMILIH JAJANAN Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Siswa Dalam Memilih Jajanan Sehat.

0 2 12

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DALAM MEMILIH Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Dalam Memilih Makanan Jajanan Terhadap Kejadian Overweight Pada Siswi SMA Assalam Surakarta.

0 3 19

PENGARUH PENYULUHAN MAKANAN JAJANAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI MAKANAN Pengaruh Penyuluhan Makanan Jajanan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Mengenai Makanan Jajanan Pada Siswa SD Negeri Di Surakarta.

1 2 12

PENDAHULUAN Pengaruh Penyuluhan Makanan Jajanan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Mengenai Makanan Jajanan Pada Siswa SD Negeri Di Surakarta.

0 1 4

PENGARUH PENYULUHAN MAKANAN JAJANAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI MAKANAN Pengaruh Penyuluhan Makanan Jajanan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Mengenai Makanan Jajanan Pada Siswa SD Negeri Di Surakarta.

0 3 11

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR Hubungan Pengetahuan Tentang Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Perilaku Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan Di SD N Karangasem III Surakarta.

0 3 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR Hubungan Pengetahuan Tentang Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Perilaku Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan Di SD N Karangasem III Surakarta.

1 1 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK MEMILIH MAKANAN DI SDIT MUHAMMADIYAH AL KAUTSAR GUMPANG KARTASURA.

0 1 93

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN JUMLAH UANG SAKU DENGANPERILAKU SISWA DALAM MEMILIH MAKANAN JAJANAN DI SD Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Jumlah Uang Saku Dengan Perilaku Siswa Dalam Memilih Makanan Jajanan di SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta.

0 0 16

Hubungan pengetahuan gizi dan sikap dalam memilih jajanan pada anak sekolah dasar COVER

0 0 13