usia responden tidak terlalu berhubungan dengan pengetahuan, sikap, maupun perilaku. Anak yang berusia lebih tua tidak
menjadi jaminan ia akan memiliki pengetahuan, sikap, ataupun perilaku yang lebih baik daripada anak yang berusia lebih muda.
Begitu juga sebaliknya.
2. Pengetahuan Siswa mengenai Jajanan Aman
Menurut Notoatmodjo 2010, pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang terhadap suatu objek yang didapatkan melalui panca
indera. Sebagian besar pengetahuan didapat melalui indera penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan yang diteliti dalam
penelitian ini adalah siswa mengetahui hal-hal mengenai jajanan yang aman. Hal-hal tersebut yaitu definisi jajanan aman, kebersihan
dan keutuhan jajanan, BTP berbahaya dan cirinya, akibat dari jajanan tidak aman, serta upaya menjaga kebersihan diri untuk pencegahan
dari ketidakamanan jajanan. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan siswa berjumlah
61 orang 77,2 memiliki pengetahuan yang baik dan 18 orang 22,8 memiliki pengetahuan yang kurang. Dapat disimpulkan
bahwa mayoritas siswa kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok memiliki pengetahuan yang baik mengenai jajanan aman.
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi jawaban responden, pernyataan dengan jawaban benar paling banyak adalah pernyataan
item P1 dan item P14 dengan persentase 100 responden menjawab
benar. Pernyataan item P1 adalah „Jajanan aman adalah jajanan yang tidak mengandung bahan berbahaya serta bebas dari kuman dan
bakteri‟. Pernyataan item P14 adalah „Kebiasaan mencuci tangan sebelum makan adalah salah satu cara menjaga kebersihan diri‟.
Sementara itu pernyataan dengan jawaban benar paling sedikit adalah pernyataan item P8. Jumlah responden yang menjawab benar
pada item P8 yaitu berjumlah 63 orang 79,7. Item pernyataan P8 tersebut adalah „Boraks adalah bahan berbahaya yang membuat
makanan menjadi lebih kenyal‟. Berdasarkan hasil di atas peneliti menyimpulkan bahwa
seluruh responden bisa dikatakan sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang definisi jajanan aman dan upaya menjaga kebersihan
diri dari ketidakamanan jajanan, namun responden masih belum memiliki pengetahuan yang baik mengenai salah satu BTP berbahaya
yaitu boraks. Boraks sendiri merupakan bahan kimia berbahaya yang
disalahgunakan sebagai pengawet dan juga untuk memperbaiki tekstur maupun rasa pada pangan. Boraks biasanya ditemukan pada
makanan bakso, mie basah, lontong, dan kerupuk. Ciri-ciri jajanan yang mengandung boraks yaitu, pada bakso tampak bewarna agak
putih seharusnya berwarna abu kecoklatan dan bertekstur sangat kenyal. Mie basah tampak lebih mengkilap, tidak lengket satu sama
lain dan kenyal. Lontong mempunyai tekstur yang sangat kenyal.
Kerupuk memiliki tekstur yang renyah dan menimbulkan rasa getir saat dimakan Direktorat Bina Gizi, 2011.
Kurangnya pengetahuan siswa tentang boraks dikarenakan kurang terpaparnya informasi mengenai hal tersebut. Siswa bisa saja
hanya sekedar pernah mendengar tentang boraks, namun belum mengetahui secara lebih jelas mengenai kegunaan boraks, ciri-ciri
serta bahayanya. Tidak hanya boraks, pengetahuan mengenai BTP berbahaya yang lainnya seperti formalin, pewarna Rhodamin B dan
Methanyl Yelow sebaiknya perlu diberikan. Mengingat bahwa di SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok ini belum pernah mengadakan
program penyuluhan materi tentang keamanan jajanan, sebaiknya pihak sekolah mulai mengadakan program tersebut agar pengetahuan
siswa, guru, serta penjual jajanan dapat meningkat.
3. Sikap Siswa mengenai Jajanan Aman