83
kebisingan, masa kerja, usia, riwayat merokok, hobi terkait bising, alat pelindung telinga dan dependen gangguan pendengaran yang
diteliti. Hasil analisis ini disajikan dalam bentuk tabel dan narasi singkat.
4.7.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk membuktikan hipotesis penelitian dengan cara mengetahui hubungan antara variabel independen dosis
kebisingan, masa kerja, usia, riwayat merokok, hobi terkait bising, alat pelindung telinga dan variabel dependen gangguan pendengaran.
Analisis data dilakukan dengan uji statistik chi-square dengan tingkat kemaknaan
α = 0,05. Rumus chi-square Sabri, 2014:
X
=
dF = k-1b-1 Keterangan :
X : chi-square
E : nilai ekspektasi
B : jumlah baris
O : nilai observasi
K : jumlah kolom
Derajat signifikansi pada penelitian ini ditetapkan sebesar 5
0.05. Terdapat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apabila hasil perhitungan didapatkan nilai p lebih kecil dari
84
nilai alpha p ≤ . Sebaliknya, apabila didapatkan nilai p lebih besar
dari nilai alpha p , maka tidak terdapat hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Kekuatan hubungan anatara variabel dependen dan independen
dapat dilihat melalui nilai Odd Ratio OR. Bila nilai OR = 1 artinya tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen. Jika nilai OR 1, artinya variabel independen sebagai faktor protektof terhadap variabel dependen dan jika OR 1 artinya
variabel independen sebagai faktor risiko terhadap variabel dependen.
85
BAB V HASIL
5.1 Gambaran Umum Perusahaan
5.1.1 Profil Perusahaan
PT. Dirgantara Indonesia Persero merupakan salah satu perusahaan penerbangan di Asia yang berpengalaman dan
berkompetensi dalam rancang bangun, pengembangan, dan manufacturing pesawat terbang. Diawali dengan membangun
dasar penguasaan teknologi melalui lisensi, perusahaan industri yang berdiri pada 23 Agustus 1976 ini memproduksi helikopter
dan pesawat terbang, diantaranya NBO-105, Super puma NAS- 332
dan NC-212.
Tiga tahun
kemudian perusahaan
mengintegrasikan teknologinya bersama CASA merancang dan memproduksi CN-235.
Kemudian dalam rangka memantapkan kehadirannya dalam industri kedirgantaraan dunia serta meningkatkan kemampuan
sebagai industri pesawat terbang, kerjasama internasional ditandatangani. Kerjasama tersebut antara lain dengan Boeing
Company, menghasilkan komponen pesawat Boeing, serta dengan Bell Helicopter Textron, memproduksi NBELL-412.
Selanjutnya dengan penguasaan teknologi serta keahlian yang terus berkembang, PT. Dirgantara Indonesia merancang