Metode Pengendalian Bising Kebisingan

34 i. Skala A Untuk memperlihatkan kepekaan yang terbesar pada frekuensi rendah dan tinggi yang menyerupai reaksi untuk intensitas rendah 35 –135 dB. ii. Skala B Untuk memperlihatkan kepekaan telinga terhadap bunyi dengan intensitas sedang 40 dB tapi sangat jarang digunakan dan mungkin tidak digunakan lagi. iii. Skala C Untuk bunyi dengan intensitas tinggi 45 dB yang menghasilkan gambaran respons terhadap bising antara 20 sampai dengan 20000 Hz.. Alat ini dilengkapi dengan Oktave Band Analyzer. Intensitas bising akan semakin berkurang jika jarak dengan sumber bising semakin bertambah.

8. Metode Pengendalian Bising

Pengendalian kebisingan adalah langkah untuk mengelola risiko paparan kebisingan. Berikut ini merupakan pengendalian yang dapat diterapkan untuk mengurangi paparan kebisingan: 35 1 Eliminasi Tindakan pengendalian dengan biaya yang efektif dapat dilakukan ketika suatu pabrik baru akan dibangun atau dibeli, antara lain dengan desain area instalasi dan desain serta konstruksi pabrik baru. Pabrik yang baru harus dirancang dan dibangun dengan memastikan paparan kebisingan serendah mungkin. Jika terdapat potensi kebisingan cukup tinggi, maka tindakan pengendalian teknis yang dapat diterapkan harus disertakan dalam desain. Kegiatan industri harus didesain untuk mencegah dan meminimalisi seluruh risiko baik kesehatan maupun keselamatan yang timbul akibat paparan kebisingan. Dalam perencanaan tempat kerja harus memperhatikan beberapa hal berikut ini. a Kesepakatan dengan klien untuk pengurangan kebisingan, sehingga dapat melakukan kebijakan pengendalian kebisingan untuk mengatur kerja dan anggaran yang akan digunakan untuk pengendalian kebisingan yang efektif pada tahap desain. b Mempertimbangkan efek tingkat kebisingan pada gedung, tata letak gedung dan lokasi area kerja relatif terhadap pabrik. 36 c Mempertimbangkan transmisi kebisingan melalui struktur dan pipa-pipa. d Merancang ruang kerja dan ruang kendali yang dapat meyerap suara jika diperlukan. e Menerapkan desain akustik untuk pengendalian lingkungan eksternal dengan tujuan mengurangi tingkat kebisingan internal dan sebaliknya. f Merancang pabrik untuk mengeliminasi atau mengendalikan beberapa risiko kesehatan atau pendengaran yang dihasilkan dari emisi kebisingan. 2 Pengendalian Teknis Pengendalian teknis untuk paparan kebisingan dapat dilakukan pada sumber dan media. Pengendalian teknis pada sumber adalah dengan menggunakan metode yang secara permanen dapat mengatasi paparan kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin atau proses kerja. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memodifikasi, mendesain ulang sebagian atau mengganti peralatan. Tujuan pelaksanaan pengukuran kebisingan adalah sebagai upaya untuk mengidentifikasi bagaimana dan dimana kebisingan timbul. Beberapa masalah dapat 37 diselesaikan dengan prosedur sederhana dan murah. Sumber kebisingan yang lebih sulit mungkin memerlukan saran dari para ahli. Pendekatan ini dapat memberikan hasil yang paling memuaskan. Seseorang yang memahami kebisingan dan operasional mesin atau proses dapat mempertimbangkan berbagai pilihan untuk mengendalikan kebisingan pada sumber. Pengendalian teknis untuk bahaya kebisingan dapat difokuskan pada mesin dan komponennya atau terhadap proses yang sebenarnya, termasuk sistem penanganan material. 3 Pengendalian Administratif Pengendalian administratif seharusnya dilakukan ketika paparan kebisingan tidak dapat dieliminasi atau dikendailkan secara teknis. Pengendalian administratif meliputi rotasi kerja dan redesain kerja yang bertujuan untuk membatasi jumlah pekerja yang terpapar. Berikut ini merupakan pengendalian administratif yang dapat dilakukan. a Rotasi kerja Rotasi kerja melibatkan perubahan tugas atau pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja sehingga mereka tidak berisiko terpapar kebisingan yang tinggi, misalnya jika seorang 38 pekerja terpapar kebisingan pada level 94 dBA untuk satu jam, maka pekerja harus menghabiskan waktu kerjanya di area dengan kebisingan rendah sehingga pekerja tersebut tidak terpapar kebisingan lebih dari 85 dBA selama 8 jam. b Program Pemeliharaan Peralatan Dalam banyak kasus, pemeliharaan mesin dan peralatan dalam kondisi baik akan mengurangi paparan kebisingan. Penurunan kebisingan mesin hingga 10 dBA dapat dicapai dengan cara ini. Penurunan yang lebih besar sangat bergantung pada tipe mesin dan peralatan. Program pemeliharaan harus menyertakan modifikasi dan atau tambahan, misalnya noise mufflers, vibration isolators, duct silencers. Tingkat kebisingan dapat meningkat karena kurangnya pemeliharaan, perubahan pengaturan mesin atau operasional mesin. c Program “Buy Quite” Kesempatan untuk melalukan program “buy quite ” ada ketika sedang dibuat perencanaan 39 untuk bangunan dan pengaturan tempat kerja, perluasan tempat kerja sedang dipertimbangkan, dan pabrik atau peralatan baru akan dibeli. 4 Alat Pelindung Diri Alat pelindung telinga merupakan sepasang alat yang didesain untuk menutupi atau dimasukkan ke dalam telinga pekerja untuk melindungi pekerja. APT tidak sesuai digunakan pada lingkungan kerja dengan level kebisingan rendah 55-85 dB. Pekerja atau semua orang yang berada dalam lingkungan kerja dengan kebisingan tinggi seharusnya, i. Dibekali APT ii. Dilatih cara menggunakan APT dengan benar iii. Dilatih untuk menggunakan APT pada saat terpapar kebisingan APT seharusnya tidak digunakan untuk menggantikan pengendalian teknis atau administratif. APT biasanya hanya digunakan sementara selama paparan kebisingan tidak dapat dicapai dengan menerapkan pengendalian lainnya. Pelepasan APT dalam periode waktu yang singkat pada area kebisingan tinggi dapat mengurangi efektivitas APT tersebut 40 secara signifikan dan mengakibatkan perlindungan yang tidak optimal. Program pemilihan APT merupakan hal yang penting untuk memastikan APT dapat melindungi pekerja dengan perlindungan yang dapat dipercaya. APT harus sesuai dengan standar dan mencantumkan kemampuan dalam mereduksi kebisingan atau dinyatakan dalam nilai NRR Noise Reduction Rating. Pemilihan APT didasarkan pada: i. Derajat perlindungan yang diperlukan dalam lingkungan pekerja. ii. Kesesuaian untuk digunakan dalam jenis pekerjaan dan lingkungan tempat bekerja. iii. Kenyamanan, berat dan kekuatan mengapit dari APT yang digunakan. iv. Kesesuaian dengan pengguna. Kesesuaian individu diperlukan untuk perlindungan yang optimum. v. Keselamatan pengguna dan teman kerja. Dengan pemilihan APT yang benar, maka suara peringatan tidak akan terganggu ketika APT digunakan. 41 5 Pengendalian Lain Pengendalian lainnya yang dapat diterapkan adalah: i. Area Perlindungan Pendengaran Hearing Protection Areas Tanda peringatan “Hearing Protection Areas” harus dipasang di tempat kerja yang memiliki kebisingan tinggi. Batas area bising harus ditentukan dengan jelas. Tanda peringatan digunakan untuk menunjukkan area kebisingan tinggi. Tanda peringatan tambahan dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa untuk memenuhi area tersebut harus menggunakan APT. Metode ini dapat dicapai melalui: a. Pemasangan tanda peringatan sebagai media untuk menunjukkan bahwa APT wajib digunakan ketika pekerjaan sedang berlangsung. b. Menyediakan petunjuk baik tertulis maupun verbal tentang bagaimana cara mengenali keadaan dimana seseorang harus menggunakan APT. 42 c. Pengawasan yang efektif pada lokasi yang telah diidentifikasi masuk ke dalam “Hearing Protection Areas”. ii. Inspeksi dan Pemeliharaan APT yang disediakan perusahaan untuk para pekerja seharusnya diinspeksi dan dipelihara secara rutin. Perusahaan juga harus menyediakan area yang bersih untuk menympan APT ketika tidak digunakan. Fasilitas untuk membersihkan APT yang dapat digunakan kembali harus tersedia. Selain itu, pekerja juga sebaiknya melakukan pengecekkan APT secara reguler untuk mendeteksi dan melaporkan kerusakan. iii. Informasi dan Pelatihan Pekerja seharusnya sudah diberikan informasi mengenai perlunya APT sebelum mereka mulai bekerja. APT yang sesuai didasarkan pada nilai attentuion yang diperlukan untuk lingkungan dan pekerjaan yang dilakukan. Instruksi tentang cara penggunaan, pemasangan, perawatan dan pemeliharaan seharusnya diberikan secara reguler. Perusahaan dan 43 sepervisor seharusnya mendorong penggunaan APT dengan menjelaskan dan memberikan contoh individu.

2.2.1.2 Pengertian Dosis Kebisingan

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Pendengaran Pekerja Unit Utilities PT.Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan, Indramayu Tahun 2014.

0 10 121

Gambaran Faktor-Faktor Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja di Departemen Metalforming PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2014

1 12 100

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Pendengaran Pada Pekerja di Departemen Metal Forming dan Heat Treatment PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2015

1 18 177

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB) pada Pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015

3 27 292

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Gangguan Sistem Pernapasan pada Pekerja Pabrik Beton PT. X Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

1 8 104

Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Penggilingan Padi di Desa Wiradesa Kabupaten Pekalongan Tahun 2011,.

0 0 1

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Gangguan Sistem Pernapasan pada Pekerja Pabrik Beton PT. X Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 17

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Gangguan Sistem Pernapasan pada Pekerja Pabrik Beton PT. X Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 2

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Gangguan Sistem Pernapasan pada Pekerja Pabrik Beton PT. X Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 24

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Gangguan Sistem Pernapasan pada Pekerja Pabrik Beton PT. X Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 3