Pengertian Dosis Kebisingan Dosis Kebisingan

43 sepervisor seharusnya mendorong penggunaan APT dengan menjelaskan dan memberikan contoh individu.

2.2.1.2 Pengertian Dosis Kebisingan

Pengaturan waktu maksimal pemajanan berkaitan dengan persentase dosis kebisingan yang diterima oleh pekerja yaitu mencapai 100 dosis. Rekomendasi yang diberikan NIOSH untuk exposure limit paparan kebisingan adalah 85 dBA, untuk 8 jam per hari. Paparan yang berada di atas level tersebut dapat dianggap bahaya. Pekerjaan dengan paparan di atas 85 dBA harus pendapat pengendalian sehingga paparan yang diterima pekerja kurang dari kombinasi tingkat pemaparan L dan durasi T, sebagaimana dihitung dengan rumus berikut: T = Keterangan: T : Lama pajanan bising yang diperkenankan jam L : Tingkat Kebisingan Jika tingkat kebisingan dan periode pemaparan bising yang diterima pekerja berbeda dalam sehari-sehari, maka dilakukan pengukuran dosis kebisingan. Ketentuan perhitungan secara manual yaitu jika kebisingan yang 44 diterima pekerja 80 dBA, maka bisa kita abaikan tanpa perlu menghitung dosis karena kebisingan berada di bawah NAB Istantyo, 2011. Setelah diketahui tingkat kebisingannya, kemudian dicari berapa lama pekerja melakukan pekerjaan di tempat tersebut dan dihitung dengan rumus sebagai berikut: D = x 100 Keterangan: D : jumlah dosis kebisingan T : lama pajanan kebisingan jam Jika dari perhitungan didapatkan D 100, maka dosis kebisingan yang diterima adalah kurang dari NAB. Bila D = 100, maka dosis kebisingannya berada pada NAB dan bila D 100, maka dosis kebisingannya berada di atas NAB Tambunan, 2005. Semakin besar dosis bising yang diterima seorang pekerja, maka semakin besar potensi terjadi gangguan pendengaran yang ditandai dengan peningkatan nilai ambang dengar Pratiwi, 2012. Penelitian yang dilakukan oleh Istantyo 2011, mendapatkan hasil bahwa dosis kebisingan terbukti memiliki hubungan yang sangat signifikan terhadap 45 gangguan fungsi pendengaran dengan nilai Pvalue sebesar 0,000. Sedangkan berdasarkan analisis multivariat diketahui bahwa nilai OR untuk variabel dosis kebisingan sebesar 19,279, artinya pekerja yang menerima dosis kebisingan lebih dari 100 atau equivalen dengan 85 dB memiliki peluang 19,279 kali lebih berisiko untuk mengalami gangguan fungsi pendengaran dibandingkan dengan pekerja yang menerima dosis kebisingan 100.

2.2.2 Usia

Usia mempunyai pengaruh terhadap gangguan pendengaran. Usia lebih tua relatif akan mengalami penurunan kepekaan terhadap rangsangan suara. Penyebab paling umum terjadinya gangguan pendengaran terkait usia adalah presbycusis. Presbycusis ditandai dengan penurunan persepsi terhadap bunyi frekuensi tinggi dan penurunan kemampuan membedakan bunyi. Presbycusis diasumsikan menyebabkan kenaikan ambang dengar 0,5 dB setiap tahun, dimulai dari usia 40 tahun. Oleh karena itu, dalam perhitungan tingkat cacat maupun kompensasi digunakan faktor koreksi 0,5 dB setiap tahunnya untuk pekerja dengan usia lebih dari 40 tahun. Dalam penelitian mengenai penurunan pendengaran akibat kebisingan,

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Pendengaran Pekerja Unit Utilities PT.Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan, Indramayu Tahun 2014.

0 10 121

Gambaran Faktor-Faktor Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja di Departemen Metalforming PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2014

1 12 100

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Pendengaran Pada Pekerja di Departemen Metal Forming dan Heat Treatment PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2015

1 18 177

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB) pada Pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015

3 27 292

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Gangguan Sistem Pernapasan pada Pekerja Pabrik Beton PT. X Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

1 8 104

Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Penggilingan Padi di Desa Wiradesa Kabupaten Pekalongan Tahun 2011,.

0 0 1

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Gangguan Sistem Pernapasan pada Pekerja Pabrik Beton PT. X Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 17

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Gangguan Sistem Pernapasan pada Pekerja Pabrik Beton PT. X Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 2

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Gangguan Sistem Pernapasan pada Pekerja Pabrik Beton PT. X Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 24

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Gangguan Sistem Pernapasan pada Pekerja Pabrik Beton PT. X Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 3