Penggunaan Obat Ototoksik Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Gangguan Pendengaran

55 Penelitian yang dilakukan oleh Tandiabang dkk 2010 untuk melihat risiko kebiasaan merokok dan terhadap gangguan fungsi pendengaran pekerja di PT. X Provinsi Sulawesi Selatan menemukan bahwa ada hubungan antara kelompok perokok dengan gangguan pendengaran. Sedangkan melalui analisis multivariat diketahui bahwa perokok berat paling berisiko terhadap timbulnya gangguan fungsi pendengaran pekerja di PT. X Provinsi Sulawesi Selatan.

2.2.6 Penggunaan Obat Ototoksik

Obat ototoksik adalah semua obat-obatan yang dapat menimbulkan terjadinya gangguan pendengaran fungsional pada telinga dalam meliputi obat golongan aminoglikosida, loop diuretik, salisilat, obat malaria, obat anti tumor Tantana, 2014. Obat-obatan yang bersifat racun pada telinga ototoksik dapat merusak stria vaskularis, sehingga saraf pendengaran menjadi rusak, dan terjadi tuli sensorineural. Setelah pemakaian obat ototoksik seperti streptomisin, akan terjadi gangguan pendengaran berupa tuli sensorineural dan gangguan keseimbangan Istantyo, 2011. Gangguan pendengaran yang berhubungan dengan ototoksik sangat sering ditemukan, diakibatkan pemberian gentamisin dan streptomisin. Prosesnya secara perlahan-lahan dan beratnya 56 sebanding dengan lama dan jumlah obat yang diberikan serta keadaan fungsi ginjalnya. Antibiotika aminoglikosida dan loop diuretik adalah dua dari obat-obat ototoksik yang banyak ditemukan memiliki potensi bahaya. Kerusakan yang ditimbulkan akibat preparat ototoksik adalah: a. Degenerasi stria vaskularis. Kelainan patologi ini terjadi pada penggunaan semua jenis obat ototoksik. b. Degenerasi sel epitel sensori. Kelainan patologi ini terjadi pada organ corti dan labirin vestibular, akibat gangguan antiboitika aminoglikosida sel rambut luar lebih terpengaruh daripada sel rambut dalam, dan perubahan degeneratif ini terjadi mulai dari basal kokle dan berlanjut terus hingga akhirnya sampai ke bagian apeks. c. Degenerasi sel ganglion. Kelainan ini terjadi sekunder akibat adanya degenerasi sel epitel sensori. Beberapa obat-obatan yang diketahui dapat mempengaruhi pendengaran adalah sebagai berikut. 1. Aminoglikosida, obat jenis ini menyebabkan tuli bilateral dan bernada tinggi, sesuai dengan hilangnya sel-sel rambut pada putaran basal koklea. Dapat juga terjadi tuli unilateral dan disertai gangguan vestibular. Obat-obatan tersebut adalah Streptomisin, Neomisin, Kanamisin, Gentamisin, Tobramisin, Nentilmisin dan Sisomisisin. Pemakaian 57 Streptomisin memerlukan perhatian khusus karena obat ini masih digunakan sebagai terapi anti-tuberkulosis kategori II. 2. Eritromisin, gejala pemberian eritromisisn intravena terhadap telinga adalah kurang pendengaran subjektif tinitus yang meniup dan kadang disertai vertigo. Antibiotik lainnya yaitu Vankomisin, Viomisisn, Capreomisin, Minosiklin dapat mengakibatkan ototoksisitas bila diberikan pada pasien yang memiliki gangguan fungsi ginjal. 3. Loop Diuretics, obat jenis ini dapat menghambat reabsorpsi elektrolit-elektrolit dan air pada cabang naik dari lengkungan Henle. 4. Obat anti inflamasi, salisilat termasuk aspirin dapat mengakibatkan tuli sensorineural berfrekuensi tinggi dan tinnitus. 5. Obat anti malaria, kina dan klorokuin adalah obat anti malaria yang biasa digunakan. 6. Obat anti tumor, gejala yang ditimbulkan CIS platinum sebagai obat anti ototoksik adalah tuli subjektif, tinnitus dan otalgia, tetapi dapat juga disertai dengan gangguan keseimbangan. 58 7. Obat tetes telinga, obat ini banyak yang mengandung antibiotika golongan aminoglikosida seperti: Neomisin dan Polimiksin B.

2.2.7 Lingkungan Tempat Tinggal

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Pendengaran Pekerja Unit Utilities PT.Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan, Indramayu Tahun 2014.

0 10 121

Gambaran Faktor-Faktor Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja di Departemen Metalforming PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2014

1 12 100

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Pendengaran Pada Pekerja di Departemen Metal Forming dan Heat Treatment PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2015

1 18 177

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB) pada Pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015

3 27 292

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Gangguan Sistem Pernapasan pada Pekerja Pabrik Beton PT. X Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

1 8 104

Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Penggilingan Padi di Desa Wiradesa Kabupaten Pekalongan Tahun 2011,.

0 0 1

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Gangguan Sistem Pernapasan pada Pekerja Pabrik Beton PT. X Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 17

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Gangguan Sistem Pernapasan pada Pekerja Pabrik Beton PT. X Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 2

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Gangguan Sistem Pernapasan pada Pekerja Pabrik Beton PT. X Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 24

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Gangguan Sistem Pernapasan pada Pekerja Pabrik Beton PT. X Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 3