Latar Belakang Analisa Ruang Jalan Dengan Konsep Livable Street (Studi Kasus Jalan Jamin Ginting)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Secara normatif ruang jalan merupakan ruang publik yang semestinya diciptakan untuk masyarakat dalam melakukan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lainnya, baik itu dengan cara berjalan kaki, maupun dengan berkendaraan. Maka suatu ruang jalan harus mampu memfasilitasi kegiatan tersebut dengan baik. Salah satu konsep yang mampu untuk memfasilitasi itu adalah konsep livable street yang memiliki konsep bahwa jalan yang ideal harus aman, memberikan kesehatan bagi penggunanya, green, dan memiliki suasana yang menyenangkan, menjadi wilayah lingkungan yang melibatkan masyarakat, menjadi tempat untuk anak-anak bermain dan belajar, dan juga memiliki kualitas yang unik yang menjadi identitas tempat Appleyard, D 1981. Pada kasus ini lokasi penelitian berada pada Jalan Jamin Ginting yang merupakan salah satu ruang jalan yang padat, Jalan Jamin Ginting memiliki sebuah magnet yang kuat sehingga membuat masyarakat selalu berbondong- bondong melewati jalan ini, disebabkan karena banyak terdapat tempat-tempat yang menjadi generator aktivitas dari masyarakat. Beberapa tempat yang menjadi generator aktivitas adalah kampus USU yang menjadi penggerak utama dari jalan ini karena setiap harinya sebagian mahasiswa USU melewati jalan tersebut, kemudian adanya keberadaan Pajus Pasar USU di darerah ini juga merupakan penggerak yang membuat jalan ini Universitas Sumatera Utara 2 menjadi ramai karena rata-rata mahasiswa USU mengunjungi tempat ini untuk memenuhi kebutuhan, lalu terdapat pula Pasar Sore yang merupakan pasar tradisional yang keberadaannya penting bagi masyarakat. Adanya keberadaan tempat tersebut tentunya memberikan kontribusi yang banyak pada ruang jalan koridor Jalan Jamin Ginting ini baik secara positif maupun negatif. Pada hakekatnya ruang jalan merupakan bagian dari ruang kota „urban space‟ yang biasanya terbentuk oleh muka bangunan dan lantai kota. Dengan demikian ruang jalan yang berfungsi sebagai ruang kota yang memfasilitasi kegiatan publik harusnya mendapatkan penataan yang baik. Namun kenyataannya, ruang jalan sering kali dimanfaatkan oleh kegiatan yang lain. Dalam kasus ini, koridor jalan Jamin Ginting disalahgunakan oleh pedagang kaki lima yang ilegal sehingga membuat terganggunya sirkulasi pejalan kaki, kemudian banyaknya parkir liar dan loading dock kendaraan yang banyak menggunakan jalur pedestrian dan sebagian badan jalan, bahkan adanya pedestrian yang terputus menyebabkan pejalan kaki terpaksa menggunakan bahu jalan sebagai sirkulasi mereka. Berdasarkan latar belakang, lokasi, dan fungsi koridor Jalan Jamin Ginting. Dapat disimpulkan bahwa terdapat konflik antara sirkulasi dan aktivitas dalam pemanfaatan ruang jalan oleh pengguna jalan sehingga menyebabkan ketidakteraturan kondisi ruang jalan. Dari fenomena tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai pola pemanfaatan ruang jalan yang seimbang, yang mendukung terciptanya ruang yang livable yaitu ruang jalan yang hidup dan mampu bertahan memberikan kenyamanan bagi aktivitas pengguna dan Universitas Sumatera Utara 3 berlangsung secara terus menerus, serta membuat kawasan ini menjadi kawasan yang menarik appleyard, et al; 1981. Hal ini yang melatarbelakangi penelliti untuk memilih judul “Analisa Ruang Jalan dengan Konsep Livable Street Studi Kasus Jalan Jamin Ginting” dengan tujuan untuk menganalisa ruang jalan pada Jalan Jamin Ginting dengan konsep livable street.

1.2. Perumusan Masalah