Segmen 1 Analisis Ruang Jalan yang Aman dan Nyaman

51 jam 9-10 pagi jumlah kendaraan yang ada yaitu sekitar 9.872. Pada sore hari pada jam 16.00-17.30 sekitar 12.227 kendaraan melintasi jalan ini. Sehingga membuat jalan ini menjadi ramai oleh kendaraan, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum, menurut teori Donald Appleyard 1981 Jalan Jamin Ginting termasuk ke dalam kelas jalan very heavy street. Menurut Donald Appleyard 1981 jalan yang memiliki kelas sosial very heavy street rata-rata memiliki lebar jalur kendaraan 72 feet atau 22 m dan 5 sampai 6 lajur, dengan setback minimal 7 feet atau 2.2 meter. Kondisi berbeda untuk di Indonesia karena menurut RTRW kota medan pada Jalan Jamin Ginting yang menjadi lokasi penelitian lebar GSB nya yaitu 14 meter, sedangkan kondisi eksisting pada lokasi penelitian ini hanya memiliki GSB 7 meter dengan setback 0 m, yang artinya lebar jalan belum memenuhi standard baik pada teori Appleyard 1981 maupun RTRW Kota Medan. Selanjutnya, menurut Llewelyn-Davies 2000 agar pejalan kaki nyaman maka pedestrian harus mempunyai ukuran minimal 1,5 meter untuk 2 orang dan jika 3-5 orang harus memiliki lebar pedestrian 3,7. Sedangkan pada lokasi penelitian ini jalur pedestrian hanya berukuran 1,5 m, dan apabila pejalan kaki berjalan lebih dari 2 orang maka pejalan kaki menjadi tidak nyaman karena lebarnya tidak cukup, kondisi ini akan dibahas pada sub bab selanjutnya,

4.3.1. Segmen 1

Kondisi pedestrian yang tidak nyaman ini seperti rusak, terputus, dan terhalang terdapat pada beberapa titik, berikut adalah peta kondisi pedestrian pada segmen 1. Universitas Sumatera Utara 52 Pedestrian yang rusak dan terdapat parkir mobil di atas pedestrian, tetapi pejalan kaki tetap menggunakan pedestrian. Ruko yang mengambil pedestrian sebagai halamannya dan menyebabkan pedestrian terputus dan pejalan kaki menggunakan jalur kendaraan untuk sirkulasinya. Pedestrian yang tidak rusak dan tidak terhalang, dapat dilihat bahwa pejalan kaki akan menggunakan pedestrian jika kondisinya tidak buruk, walaupun tidak teduh tetapi pedestrian ini tetap digunakan. Terdapat pedestrian tetapidengan kondisi rusak dan setengah pedestrian di ambil oleh sepeda motor, tetapi pejalan kaki menggunakannya dan walaupun dengan kondisi tidak teduh. Pejalan kaki yang menyesuaikan diri dengan membawa payur agar tidak panas. Deretan ruko yang berada didekat pasar dan merupakan pedestrian yang sibuk oleh proses jual beli pedagang, penjual ini mengambil sedikit pedestrian untuk barangnya, akibatnya mengurangi kapasitas pedestrian yang harusnya bisa menampung 2 orang jadi hanya bisa menampung 1 orang. A A Gambar 4.7 Peta kondisi pedestrian Segmen 1 Sumber: Hasil olahan data primer Pejalan kaki terpaksa menggunakan jalur kendaraan karena pedestrian digunakan untuk parkir, dan membahayakan pejalan kaki Universitas Sumatera Utara 53 Gambar 4.7 memberikan informasi tentang kondisi pedestrian. Bagian yang berwana biru adalah area yang memiliki pedestrian. Yang bewarna abu-abu adalah pedestrian yang terputus, dan yang berwarna merah jambu menandakan bahwa pedestrian terhalang oleh aktivitas lain. Pada gambar 4.7 terlihat jelas bahwa pedestrian masih banyak yang rusak, terputus dan terhalang oleh aktivitas lain. Selain itu, jalan ini juga memiliki pedestrian yang kecil yaitu hanya sebesar 1,5 m sedangkan aktivitasnya sangat banyak. Gambar 4.8 menunjukkan aktivitas pejalan kaki pada titik A. Gambar 4.8 Detail A Segmen 1 Sumber: Hasil olahan data primer Universitas Sumatera Utara 54 Gambar 4.9 Potongan A-A Segmen 1 Sumber: Hasil olahan data primer Pada gambar 4.8 adalah detail A-A yang menunjukkan aktivitas yang terjadi pada titik A yang berada pada Simpang Jalan Dr. Mansyur, yaitu menunggu angkutan umum dan berjalan. Kemudian dapat dilihat pada sebelah kiri gambar 4.8 kebanyakan aktivitas adalah menunggu angkutan umum dan pada sebelah kanannya adalah pedestrian yang diambil alih oleh parkir motor sehingga menyebabkan pejalan kaki menggunakan bahu jalan untuk bersirkulasi. Gambar 4.8 juga memperlihatkan bahwa jalan ini hanya bisa dilalui maksimal oleh 2 orang, sedangkan pengguna jalan yang menggunakan jalan ini sangat banyak bahkan dalam satu waktu melebihi dari 2 orang. Menurut teori Llewelyn-Davies 2000 jika jumlah pejalan kaki lebih dari 2 orang maka lebar pedestrian harus lebih besar dari 1,5 m. Lihat gambar 4.10 dan 4.11. Pedestrian yang digunakan oleh parkir Walaupun tidak teduh pejalan kaki tetap banyak yang menggunakannya. Universitas Sumatera Utara 55 Pada gambar di atas terlihat bahwa selain pedestriannya kecil ada masalah lain, yaitu pedestrian yang dikuasai oleh ruko dan parkir. Hal ini mengakibatkan pejalan kaki menggunakan jalur kendaraan untuk sirkulasi mereka. Permasalahan ini banyak terjadi pada segmen 1, karena pada bangunan yang ada di segmen 1 ini tidak terdapat lahan parkir yang memadai sehingga mengakibatkan ruko mengambil alih pedestrian untuk dijadikannya parkir. Selain parkir juga ada yang menjadikannya pedestrian depan rukonya untuk dijadikan halaman rumah. Gambar 4.12 adalah potongan jalan yang memperlihatkan pedestrian yang dikuasai oleh ruko dan parkir. Gambar 4.12 Potongan B-B Segmen 1 Sumber: Hasil olahan data primer Gambar 4.10 Foto pejalan kaki berjalan di bahu jalan pada segmen 1 Sumber: Dokumentasi pribadi peneliti Gambar 4.11 Foto pejalan kaki berjalan di jalur kendaraan pada segmen 1 Sumber: Dokumentasi pribadi peneliti Parkir sepeda motor yang berada di atas pedestrian Terdapat pedestrian tetapi tidak teduh Universitas Sumatera Utara 56 Gambar 4.13 Potongan C-C Segmen 1 Sumber: Hasil olahan data primer Dari potongan B-B dan C-C jelas terlihat bahwa pedestrian banyak dikuasai oleh pihak ruko karena rata-rata setback dari ruko adalah 0-5 meter, sedangkan menurut RTRW kota medan harusnya pada lokasi penelitian ini memiliki setback 14 m. Jadi artinya seharusnya GSB yang ada pada lokasi ini adalah 14 meter. Jika setback bangunannya mengikuti peraturan pemerintah maka parkir pada pedestrian tidak akan terjadi. kondisi GSB yang buruk ini juga dirasakan oleh responden. Terlihat dari tingkat penilaian yang menunjukkan bahwa jumlah responden yang memberikan penilaian SBU dan BU lebih besar tabel 4.2. Tabel 4.2 Persepsi responden terhadap setback No Pertanyaan SBU BU C BA SBA Score 1 2 3 4 5 1 Bagaimana pendapat anda dengan bangunan pada jalan Jamin Ginting ini ada yang maju dan ada yang mundur tidak sejajar. 21 38 25 14 1 2.33 Ruko yang mengambil pedestrian sebagai halaman depannya SBU: Sangat Buruk BA : Baik BU : Buruk SBA: Sangat Baik C : Cukup Universitas Sumatera Utara 57 Responden dalam penelitian ini adalah 100 orang, dengan rata-rata 85 adalah mahasiswa. Pada tabel 4.2 penilaian responden terhadap setback cenderung buruk karena memberikan nilai tidak sampai angka 3, yang artinya responden juga terganggu dengan setback yang tidak teratur ini. Kemudian dampak dari tidak memiliki GSB yang lebar maka bangunan yang ada di Jalan Jamin Ginting tidak mempunyai lahan yang cukup untuk parkir, dan halaman mereka. Hal itu yang melatar-belakangi banyaknya ruko yang mengambil pedestrian sebagai lahan mereka Gambar 4.14 dan 4.15. Pada segmen 2 ini pengguna jalan jalan memarkirkan kendaraan mereka pada sembarang tempat, ada yang memarkirkan kendaraan di atas pedestrian. Pengendara memarkirkan kendaraan mereka di sepanjang jalan karena belum ada peraturan yang jelas tentang parkir, sedangkan menurut Llewelyn-davies 2000 bahwa parkir tidak boleh berada di atas pedestrian dan tidak boleh mendominasi jalan. Kondisi parkir yang buruk ini juga dirasakan oleh responden yang merupakan penggunakan jalan lihat tabel 4.3. Gambar 4.14 Foto parkir pada segmen 1 Sumber: Dokumentasi pribadi peneliti Gambar 4.15 Foto parkir pada segmen 1 Foto parkir pada segmen 1 Foto parkir pada segmen 1 Universitas Sumatera Utara 58 Tabel 4.3 Persepsi responden terhadap parkir No Pertanyaan SBU BU C BA SBA Score 1 2 3 4 5 1 Beri nilai untuk kemudahan parkir pada jalan ini 18 34 33 12 3 2.48 2 Beri nilai untuk posisi parkir pada Jalan Jamin Ginting ini. Apakah menurut anda posisi parkir ini mengganggu atau tidak. 32 34 24 8 2 2.14 Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa persepsi masyarakat terhadap parkir memiliki nilai yang buruk, sebagaimana kondisi eksisting yang tidak kemudian sesuai dengan teori tentang parkir. Berdasarkan teori kondisi dan posisi parkir Jalan Jamin Ginting termasuk dalam kategori parkir yang buruk karena posisi parkir mengganggu aktivitas lain terutama pejalan kaki. Selain parkir yang mendominasi pedestrian, banyak juga ruko yang menjadikan pedestrian sebagai halaman mereka. Seperti yang terlihat pada gambar 4.13 yaitu potongan C-C, potongan tersebut memperlihatkan ruko yang mengambil alih pedestrian sebagai tempat untuk meletakkan barang dagangannya. SBU: Sangat Buruk BA : Baik BU : Buruk SBA: Sangat Baik C : Cukup Universitas Sumatera Utara 59 Hal yang menarik terjadi pada penelitian ini adalah walaupun kondisi pedestrian yang memiliki kondisi fisik buruk dan tidak sesuai dengan teori Donald Appleyard 1981 yang mengatakan bahwa karakter jalan yang livable salah satunya adalah jalan yang nyaman dan aman bagi pejalan kaki, namun tetap digunakan secara intensif oleh masyarakat. Kondisi pedestrian yang buruk ini juga dirasakan oleh responden, karena berdasarkan hasil kuisioner responden juga memberikan penilaian yang buruk terhadap pedestrian. Gambar 4.16 Foto halaman ruko yang berada pada pedestrian Sumber: Dokumentasi pribadi peneliti Gambar 4.17 Foto barang dagangan pada ruko yang berada pada pedestrian Sumber: Dokumentasi pribadi peneliti Universitas Sumatera Utara 60 Gambar 4.18 Peta perilaku segmen 1 Sumber: Hasil olahan data primer Pada simpang kampus ini banyak aktivitas seperti berjalan dan menunggu angkutan umum. Posisi mereka berada pada trotoar. Pada bagian segmen 1 ini pedestrian banyak di temukan terhalang dan posisi berjalan kaki dari pedestrian berada pada jalur kendaraan. Posisi dari pejalan kaki yang menunggu angkutan umum yaitu pada bahu jalan. Aktivitas pejalan kaki yang menunggu angkutan umum berdesak-desakkan dengan kendaraan, karena pejalan kaki sudah tidak mempunyai ruang untuk melakukan aktivitas. Pejalan kaki banyak berjalan pada bahu jalan karena pedestrian yang seharusnya menjadi hak pejalan kaki sudah di ambil alih oleh ruko yang berada di depannya. Anak-anak yang seharusnya terlindungi dari arus lalu lintas yang padat terpaksa menggunakan bahu jalan untuk menunggu angkutan umum, kondisi ini sangat berbahaya bagi anak-anak. Universitas Sumatera Utara 61 Pada peta perilaku segmen 1 gambar 4.18, dapat dilihat bahwa banyak masyarakat yang menggunakan trotoar untuk beraktivitas, seperti berjalan kaki, menunggu angkutan umum, dan sebagainya. Walaupun dengan kondisi pedestrian yang buruk, dan juga masyarakat yang merupakan responden dari penelitian ini memberikan penilaian yang buruk terhadap kondisi fisik pedestrian lihat tabel 4.4. Tabel 4.4 Persepsi responden terhadap pedestrian No Pertanyaan SBU BU C BA SBA Score 1 2 3 4 5 1 Beri nilai untuk kondisi trotoar pada jalan Jamin Ginting ini menurut pendapat anda. 13 41 34 10 2 2.47 2 Beri nilai untuk ukuran trotoar. Apakah terlalu lebar atau terlalu sempit, silahakan beri nilai untuk ukuran trotoar. 7 31 42 14 6 2.81 3 Beri nilai untuk beraktivitas pada jalan ini 13 39 37 9 2 2.48 Responden memberikan penilaian untuk pedestrian dengan nilai tidak sampai angka 3. Hal ini menunjukkan mereka memiliki pendapat bahwa pedestrian ini belum memiliki kondisi fisik yang baik atau cenderung buruk. Walaupun demikian mereka tetap menggunakan jalan dan pedestrian tersebut sebagai tempat kegiatan mereka. Kondisi ini menunjukkan masyarakat membutuhkan pedestrian untuk ruang aktivitas. Dari peta perilaku segmen 1 SBU: Sangat Buruk BA : Baik BU : Buruk SBA: Sangat Baik C : Cukup Universitas Sumatera Utara 62 gambar 4.18 dapat dilihat bahwa banyak pengguna jalan yang masih menggunakan pedestrian dan jalan untuk aktivitas mereka.

4.3.2. Segmen 2