62
gambar 4.18 dapat dilihat bahwa banyak pengguna jalan yang masih menggunakan pedestrian dan jalan untuk aktivitas mereka.
4.3.2. Segmen 2
Kondisi pedestrian pada segmen 2 ini hampir sama dengan segmen 1, hanya saja pada segmen 2 yang membedakannya adalah titik-titik kerusakan yang
ada di pedestrian yang terdapat pada segmen gambar 4.19.
Universitas Sumatera Utara
63
Gambar 4.19 Peta kondisi pedestrian segmen 2
Sumber: Hasil olahan data primer Pedestrian
yang terhalang oleh parkir
sepeda motor pada Pasar Sore.
Pedestrian dengan kondisi baik, teduh berada di
depan kuburan. Pedestrian yang terhalang
PKL dan membuat pejalan kaki
susah untuk
melewatinya. Terdapat pedestrian dan tidak rusak, teapi
disalahgunakan oleh ruko yang berada di depannya.
Pedestrian yang setengahnya terpakau oleh sebuah bangunan, dan
kondisi pedestrian rusak.
Pedestrian yang berada di depan kuburan, Kondisi tidak rusak tetapi
kotor oleh sampah yang bersumber dari tempat pembuangan. Pedestrian
yang berada di depan kuburan ini tidak teduh.
B
C
Universitas Sumatera Utara
64
Pada gambar 4.19 dapat di ketahui titik-titik mana saja yang rusak, terputus atau terhalang. Titik yang terputus, rusak dan terhalang banyak terdapat pada segmen 2
yang berada pada Pasar Sore dan sekitarnya.
Seperti yang sudah terlihat pada gambar 4.20 bahwa segmen 2 ini permasalahannya sangat banyak, terutama untuk PKL yang berada pada Pasar
Sore. Dapat dilihat bahwa PKL sudah mengambil alih semua pedestrian yang berada di depan Pasar Sore. Sebenarnya keberadaan PKL merupakan aspek yang
penting pada pedestrian, karena PKL ini merupakan salah satu aktivitas yang membuat jalan menjadi hidup. Yang menjadi permasalahannya adalah PKL yang
mengambil alih pedestrian dan membuat pejalan kaki tidak bisa menikmati jalur pedestrian dengan nyaman. Pernyataan ini juga didukung oleh penilaian
responden terhadap PKL lihat tabel 4.5.
Gambar 4.20
Foto PKL yang berada pada Pasar Sore Sumber: Dokumentasi pribadi peneliti
Gambar 4.21
Foto bangunan di atas pedestrian Sumber: Dokumentasi pribadi
peneliti
Universitas Sumatera Utara
65
Tabel 4.5 Penilaian responden terhadap PKL
Penilaian responden terhadap posisi, kondisi dan lapak PKL memiliki nilai
tidak sampai angka 3 yang berarti responden menilai bahwa kondisi, posisi dan lapak PKL cenderung buruk.
Kemudian masalah lain yang berada pada segmen 2 yaitu bangunan yang mengambil setengah dari pedestrian. Bangunan itu adalah bangunan permanen
yang dibangun di atas pedestrian lihat gambar 4.21. Kondisi ini salah karena seharusnya bangunan tidak berada di atas pedestrian. Selain hal itu melanggar
peraturan pemerintah itu juga mengganggu aktivitas pejalan kaki serta mengurangi estetika pedestrian.
Pada segmen 2 ini halangan untuk parkir dan PKL yang berada di atas pedestrian cukup banyak, berikut adalah fotonya.
No Pertanyaan
SBU BU
C BA
SBA Score
1 2
3 4
5
1 Beri nilai untuk posisi PKL
Pedagang Kaki Lima
25 39
30 6
2.17
2 Beri nilai untuk kondisi PKL
Pedagang Kaki Lima pada Jalan Jamin Ginting ini
17 46
25 12
2.32
3 Apakah ukuran lapak PKL
Pedagang Kaki Lima pada jalan Jamin Ginting ini terlalu
lebar? Silahkan berikan nilai untuk ukuran lapak PKL
6 37
46 11
2.62
SBU: Sangat Buruk BA : Baik
BU : Buruk SBA: Sangat Baik
C : Cukup
Universitas Sumatera Utara
66
Gambar 4.22 dan 4.23 dapat dilihat bahwa parkir pada Pasar Sore ini mendominasi pedestrian, bahkan terdapat pula pangkalan becak, sehingga jalan ini
tidak nyaman dan aman dilalui oleh pejalan kaki. Karena telah terjadi konflik aktivitas antara pejalan kaki dan pengendara, kondisi ini membuat pejalan kaki
tidak nyaman beraktivitas pada lokasi penelitian segmen 2 ini oleh intervensi parkir. Pernyataan tentang parkir yang buruk ini juga dirasakan oleh responden
yang merupakan pengguna jalan, dapat dilihat pada tabel sebelumnya yaitu tabel 4.3, responden berpendapat bahwa parkir pada lokasi penelitian ini cenderung
buruk. Hal lain yang menyebabkan terjadinya konflik aktifitas adalah karena
terdapat pula ekstend display perluasan pajangan ruko pada pedestrian lihat gambar 4.24.
Gambar 4.23 Parkir motor segmen 2
Sumber: Dokumentasi pribadi peneliti
Gambar 4.22 Parkir becak segmen 2
Sumber: Dokumentasi pribadi peneliti
Universitas Sumatera Utara
67
Gambar 4.24 Foto barang ruko dan parkir yang berada pada pedestrian segmen 2
Sumber: Dokumentasi pribadi peneliti
Sama halnya seperti segmen 1, segmen 2 ini juga penyebab terjadinya
parkir dan barang ruko yang berada di atas pedestrian adalah karena tidak adanya sisa lahan yang cukup untuk menampung parkir kendaraan dan display tokonya.
Maka yang terjadi adalah mereka menggunakan fasilitas publik yaitu pedestrian sebagai penggunaan pribadi. Akibatnya, pejalan kaki menggunakan bahu jalan
untuk bersirkulasi. Pada gambar 4.25 dan 4.26, dapat dilihat bahwa jalan banyak diambil alih oleh penjual, tetapi masih terdapat sedikit pedestrian yang berada di
dalam Pasar Sore dan hanya digunakan oleh pengunjung Pasar Sore, dan tidak bisa digunakan oleh pejalan kaki yang tujuannya tidak ke Pasar Sore karena
posisinya di dalam Pasar Sore.
Universitas Sumatera Utara
68
Gambar 4.25 Detail A segmen 2
Sumber: Hasil olahan data primer
Gambar 4.26 Potongan jalan D-D segmen 2
Sumber: Hasil olahan data primer Pasar sore
Barang Ruko
Universitas Sumatera Utara
69
Kondisi pedestrian pada segmen 2 ini banyak terputus oleh penjual di Ruko maupun PKL karena mengambil alih pedestrian. Walaupun pedestrian
dalam kondisi yang buruk, dan masyarakat juga merasakan kondisi ini lihat tabel 4.4, tetapi banyak juga masyarakat yang memilih berjalan kaki lihat gambar
4.29. Dapat dilihat gambar 4.34 dan 4.35, bahwa walaupun kondisi pedestrian
yang buruk gambar 4.29 dan pendapat responden juga buruk tabel 4.4, tetapi pengguna jalan tetap menggunakan jalan ini.
Gambar 4.28 Foto Pejalan kaki segmen 2
Sumber: Dokumentasi pribadi peneliti
Gambar 4.27 Foto Pejalan kaki segmen 2
Sumber: Dokumentasi pribadi peneliti
Universitas Sumatera Utara
70
.
Pada Pasar Sore ini banyak yang menunggu angkutan umum pada
tempat masuk dan keluar pengunjung, tetapi terdapat juga beberapa yang
hanya sedang berjalan.
Pejalan kaki
sedang berjalan di pedestrian dan
bahu jalan
karena pedestrian
tidak dapat
menampung pejalan kaki yang banyak.
Terdapat pejalan kaki yang sedang berjalan dan
anak-anak yang sedang menunggu angkutan
umum. Aktivitas ini dilakukan di pedestrian.
Pejalan kaki berjalan di sela-sela pohon dan parkir mobil karena
pedestrian digunakan
oleh penjual
untuk barang
dagangannya.
Pejalan kaki menggunakan bahu jalan untuk berjalan kaki karena
pedestrian digunakan
untuk parkir kendaraan.
Walaupun pada
titik ini
pedestriannya bagus
tetapi pejalan kaki memilih berjalan
pada bahu jalan, dan terdapat pula PKL yang berjualan pada
bahu jalan.
. Gambar 4.29 Peta perilaku segmen 2
Sumber: Hasil olahan data primer
Universitas Sumatera Utara
71
Gambar 4.29, dapat dilihat bahwa masih banyak pengguna jalan yang menggunakan pedestrian walaupun dengan kondisi pedestrian yang rusak dan
terputus. Dalam gambar tersebut juga dapat dilihat tempat aktivitas dari pejalan kaki yang paling ramai adalah pada Pasar Sore. Pasar Sore memang merupakan
pusat aktivitas pada segmen 2 ini, karena menjual kebutuhan primer masyarakat.
Tabel 4.6 Tabel perilaku masyarakat
Dari 100 responden yang 85 adalah mahasiswa dan 15 adalah karyawan swasta mengatakan bahwa 65 sering pergi ke Pasar Sore dengan
frekuensi 1-3 kali 1 minggu 53,31, 4-7 kali 1 minggu 40 dan lainnya menjawab hanya sekali-sekali 7,69. Artinya, Pasar Sore merupakan tempat
yang paling banyak dan paling sering dikunjungi oleh responden. Peta perilaku segmen 2 gambar 4.29 dapat dilihat bahwa titik-titik aktivitas banyak terdapat
pada Pasar Sore. Walaupun dengan kondisi pedestrian tidak sesuai dengan teori Donald Appleyard 1981 yang mengatakan bahwa jalan yang livable itu harus
aman dan nyaman bagi pejalan kaki.
A. Sumber 85
50.59 36.47
12.94 B.
PAJUS 100 48.00
35.00 17.00
C. Pajak Sore 65
52.31 40.00
7.69 D.
Salah satu toko jalan Jamin Ginting 73
57.53 16.44
41.10 E.
Lainnya………… A. Trotoar 75
33.33 45.33
21.33
No Kegiatan
Tempat
1 Belanja
Lainnya Frekuensi minggu
1-3 kali 4-7 kali
Universitas Sumatera Utara
72
Selain Pasar Sore tempat-tempat lain juga terdapat beberapa aktivitas, seperti berjalan kaki dan menunggu angkutan umum. Tetapi dengan jumlah yang
tidak terlalu banyak, hanya terdapat beberapa titik saja.
Aktivitas pejalan kaki selalu ada walaupun frekuensinya tidak seramai yang ada di Pasar Sore. Kemudian dapat dilihat pada gambar 4.30 dan 4.31 bahwa
apabila pedestrian terhalang maka pejalan kaki menggunakan bahu jalan untuk bersirkulasi dan akan kembali lagi berjalan pada pedestrian yang tidak terhalang.
Namun pada segmen 2 ini masih terdapat satu titik pedestrian dengn kondisi yang begus, teduh dan tidak rusak. Titik itu berada pada pedestrian di
depan kuburan muslim Gambar 4.32 dan 4.33.
Gambar 4.30 Foto pejalan kaki segmen 2
di depan ruko Sumber: Dokumentasi pribadi peneliti
Gambar 4.31 Foto pejalan kaki segmen 2
didepan kuburan Sumber: Dokumentasi pribadi peneliti
Universitas Sumatera Utara
73
Gambar 4.32 Detail C denah suasana pedestrian
Sumber: Hasil olahan data primer
Potongan 4.3
sebelah kiri
Walaupun terdapat pedestrian yang baik, pengguna jalan hanya sedikit
yang menggunakannya,
lebih memilih berjalan dibahu jalan.
Potongan 4.3 sebelah kanan Hal sebaliknya terjadi pada pedestrian
di seberangnya,
walaupun dengannkondisi yang tidak terlalu
bagus tetapi pejalan kaki banyak menggunakannya.
Universitas Sumatera Utara
74
Gambar 4.33 Potongan jalan F-F segmen 2
Sumber: Hasil olahan data primer
Pada gambar 4.33 terlihat bahwa masih terdapat satu titik pedestrian yang bagus pada segmen 2 ini, karena pedestrian ini memenuhi kriteria yaitu aman dan
nyaman. Aman karena tidak terdapat kendaraan pada pedestrian di titik ini selain itu juga diberi pembatas antara pedestrian dan jalan. Nyaman karena trotoar tidak
rusak, teduh dan secara estetika bagus lihat gambar 4.34.
Pada gambar 4.34 dapat dilihat bahwa pada satu titik di segmen 2 ini terdapat pedestrian yang baik bahkan terdapat tempat duduk yang merupakan
Gambar 4.34 Foto suasana
pedestrian yang baik pada segmen 2 Sumber: Dokumentasi pribadi
peneliti
Gambar 4.35 Foto pejalan kaki segmen 2
Sumber: Dokumentasi pribadi peneliti Pedestrian yang baik
Universitas Sumatera Utara
75
street furniture. Menurut Hamid Sirvani 1985 street furniture adalah aspek- aspek yang harus diperhatikan pada pedestrian.
Street furniture seperti taman, dan tempat duduk hanya terlihat pada segmen 2 titik C, dan artinya lokasi penelitian ini masih kekurangan Street
furniture. Kondisi Ini juga dirasakan oleh responden yang merupakan pengguna jalan lihat tabel 4.7.
Tabel 4.7 Persepsi tentang fasilitas
No Pertanyaan
SBU BU C
BA SBA Score
1 2
3 4
5
1 Fasilitas pada jalan ini, seperti lampu,
tempat duduk, tong sampah, dll.
17 48
24 8
3 2.32
2 Posisi fasilitas pada jalan Jamin
Ginting ini, berikan nilai anda. Apakah mengganggu anda dalam
beraktifitas? Silahkan berikan nilai untuk itu.
13 23
46 16
2 2.71
Tabel 4.7 memperlihatkan responden memberikan penilaian untuk fasilitas pada jalan ini dengan nilai 2,32, yang berarti belum cukup baik. Sedangkan untuk
posisi fasilitas memberikan nilai 2,71 yaitu hampir mendekati cukup. Artinya pengguna jalan belum cukup puas dengan fasilitas yang ada pada lokasi penelitian
ini. Kemudian lihat kembali pada gambar 4.33 dan gambar 4.35. Beberapa
pejalan kaki lebih memilih berjalan pada jalur kendaraan dari pada berjalan di pedestrian yang kondisinya bagus. Padahal pedestrian ini sudah memenuhi unsur
livable street menurut Donald Appleyard 1981 yaitu aman dan nyaman. Kondisi
SBU: Sangat Buruk BA : Baik
BU : Buruk SBA: Sangat Baik
C : Cukup
Universitas Sumatera Utara
76
ini bisa terjadi karena pada pedestrian ini yang memiliki pembatas antara jalur pedestrian dan jalur kendaraan, jadi pejalan kaki enggan melewatinya dan banyak
penjalan kaki yang belum terbisa dengan pedestrian yang seperti itu. Selain itu, juga disebabkan karena posisinya yang berada didepan kuburan dan tidak terdapat
penggerak aktivitasnya, oleh karena itu pedestrian ini sepi dari aktivitas pengguna jalan.
4.3.3. Segmen 3