Perlindungan investor melalui keharusan keterbukaan informasi

kebenaran dari pernyataan atau keterangan yang diungkapkan dalam pernyataan pendaftaran. 91

D. Perlindungan Bagi Investor yang Mengalami Kerugian Akibat Adanya Informasi yang Menyesatkan

Konsultan hukum, akuntan publik, Penilai Aprraisal dan profesi lainnya yang termasuk sebagai profesi penunjang pasar modal wajib menaati kode etik dan standar profesi yang ditetapkan oleh asosiasi profesi masing-masing sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang, sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 66 UUPM. Selanjutnya dalam Pasal 67 UUPM dinyatakan , bahwa “dalam melakukan kegiatan usaha di bidang pasar modal, profesi penunjang pasar modal wajib memberikan pendapat yang independen”. Pasal 80 UUPM secara tegas menyatakan bahwa profesi penunjang pasar modal mempunyai tanggung jawab terhadap pernyataan yang menyesatkan yang terdapat dalam prospektus.

1. Perlindungan investor melalui keharusan keterbukaan informasi

Perlindungan investor merupakan satu kata kunci di pasar modal. Perlindungan merupakan kebutuhan dasar investor yang harus dijamin keberadaannya. Ini penting dan mutlak. Bisa dibayangkan, bagaimana mungkin investor bersedia menanamkan dananya tidak ada jaminan perlindungan terhadap investasinya. Dalam pasar modal, bentuk perlindungan itu selain adanya kepastian hukum melalui undang-undang atau peraturan-peraturan yang ada, juga berupa 91 Ibid.Hal. 145 Universitas Sumatera Utara penyediaan informasi yang dibutuhkan oleh investor. Dalam kaitan inilah maka sikap transparan emiten merupakan satu hal yang tidak bisa ditawar lagi. Informasi merupakan unsur penting bagi keterangan, dan pelaku bisnis, karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan, atau gambaran, baik untuk masa lalu, saat ini, maupun di masa yang akan datang bagi kelangsungan suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi merupakan faktor yang memberikan arti penting bagi si penerima khususnya untuk mengambil keputusan. Oleh karena itu, informasi yang lengkap relevan, akurat, dan tepat waktu sangatlah diperlukan oleh investor. Ketika suatu perusahaan hendak go public, banyak perubahan mendasar yang harus dilakukan oleh emiten, mulai dari penelaahan dari segi hukum, penelaahan dari segi keuangan sampai aspek bisnis lainnya. Perubahan-perubahan itu pada dasarnya mengharuskan perusahaan untuk melakukan perubahan budaya, dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka. Kalau perusahaan ingin sahamnya di beli investor dan perusahaan yang bersangkutan ingin dimasukkan sebagai perusahaan yang memenuhi standar internasional maka tidak ada jalan lain kecuali melakukan keterbukaan. Keterbukaan di pasar modal terutama ditunjukkan kepada keterbukaan perusahaan yang menawarkan efeknya di pasar modal atau emiten. Emiten dituntut untuk mengungkapkan informasi mengenai keadaan bisnisnya termasuk keadaan keuangan, aspek hukum, manajemen dan harta kekayaan perusahaan kepada masyarakat. Informasi yang diberikan haruslah informasi yang dijamin kebenarannya, di bawah tanggung jawab emiten. Apabila terdapat informasi material untuk diketahui masyarakat investor ternyata tidak diungkapkan Universitas Sumatera Utara seluruhnya, atau salah dalam mengungkapkan sehingga menimbulkan kerugian masyarakat investor. Dalam hal ini terdapat mekanisme transparansi dan adanya jamin atas kebenaran informasi di mana secara implisit terkandung unsure perlindungan bagi masyarakat investor. 92 Alasan tuntutan tersebut didasarkan sulitnya mendapatkan informasi yang mengandung nilai akurat yang tinggi dari prospektus. I Putu Gede Ary Suta mengatakan hal tersebut terjadi karena hal-hal sebagai berikut : Masalah yang muncul dalam pelaksanaan prinsip keterbukaan pada perdagangan saham di pasar perdana adalah terpusat dalam penyampaian informasi penawaran saham melalui prospektus. Selanjutnya adalah kebenaran dengan peraturan hukum mengenai prospektus. Prospektus dilarang memuat keterangan tentang fakta material. Namun masih muncul tuntutan yang berkaitan dengan keakuratan informasi prospektus. 93 1. Informasi belum bersifat siap pakai. Dalam banyak hal informasi yang disajikan dalam prospektus merupakan informasi yang masih memerlukan interpretasi dan analisis agar bisa menjadi informasi yang dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan. Misalnya mengenai laporan keuangan, investor perlu melakukan analisis terhadap laporan keuangan dengan menganalisis antar pos-pos dalam laporan keuangan itu sendiri, perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun maupun dengan membandingkan dengan perusahaan sejenis yang lain. 2. Informasi banyak bersifat kualitatif. Data yang diungkapkan dalam prospektus banyak yang bersifat kualitatif yang tentunya akan banyak berpengaruh terhadap jalannya usaha perusahaan di masa yang akan datang. Misalnya tentang manajemen perusahaan, rencana-rencana yang akan dilaksanakan perusahaan di masa yang akan datang dan sebagainya. Tentunya dalam mengambil keputusan investasi pemodal diharuskan untuk melakukan pertimbangan tertentu sehingga analisis yang dilakukan lebih menghasilkan kesimpulan yang tepat. 3. Informasi yang bersifat kuantitatif dibuat berdasarkan tafsiran. Dalam banyak hal, informasi yang bersifat kuantitatif yang diungkapkan dalam 92 I Putu Gede Ary Suta, Op. Cit., Hal. 97 93 Bismar Nasution, Op. Cit., Hal. 151-152 Universitas Sumatera Utara prospektus dibuat berdasarkan tafsiran atau metode-metode penilaian sehingga dalam membaca prospektus sangat diperlukan pertimbangan untuk mengambil keputusan, apakah informasi tersebut relevan dan dapat diandalkan. 4. Informasi yang disajikan banyak yang bersifat historika. Prospektus lebih banyak memuat data dan informasi masa lalu perusahaan dari pada mengungkapkan tentang proyeksi perusahaan mendatang. Berdasarkan data historis yang ada, pemodal harus membuat perkiraan dan proyeksi tentang kondisi perusahaan di masa mendatang. 5. Kondisi makro ekonomi jauh berbeda antara saat prospektus dibuat dengan kondisi sebenarnya dengan yang terjadi setelah go public. Perlu dipertimbangkan oleh pemodal mengenai asumsi kondisi makro ekonomi yang perubahannya sangat cepat, sehingga dalam melakukan analisis perlu mengenalisis fenomena ekonomi secara kebijakan Negara lain, dan sebagainya. Sebenarnya tuntutan atas ketidakakuratan informasi dalam prospektus tersebut tidak akan terjadi, bila pembuatan prospektus dilakukan sesuai dengan Pasal 81 ayat 1 UUPM. Oleh karena ketentuan tersebut telah menetapkan prospektus harus memuat keterangan yang sebenarnya tentang fakta materil. Pasal 81 ayat 1 dapat bermanfaat sebagai salah satu cara untuk melindungi investor dari yang menyesatkan. Investor perlu memahami ruang lingkup perlindungan yang dimilikinya oleh karena itu ada hal-hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan perlindungan investor, yaitu : 94 1. Buku jaminan untuk memperoleh keuntungan again Salah satu hal yang disadari investor sebelum menginvestasikan dananya di pasar modal, bahwa investasi di pasar modal melalui pembelian saham bukan merupakan jaminan bagi investor untuk memperoleh keuntungan. Untuk mengambil keputusan investasi, investasi harus benar-benar melakukan 94 I Putu Gede Ary Suta, Op. Cit., Hal. 98 Universitas Sumatera Utara evaluasi terhadap jenis saham yang akan dibeli. Apabila tidak mampu melakukan evaluasi, maka investor dapat meminta pertimbangan dari broker tempat saham itu dibeli. 2. Pengungkapan resiko investasi Setiap jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan publik tentunya memiliki resiko usaha. Untuk melindungi kepentingan investor terhadap resiko usaha perusahaan tersebut. Bapepam mewajibkan setiap calon perusahaan publik untuk mengungkapkan resiko usahanya dalam prospektus dan mempublikasikan kepada investor. 3. Jaminan untuk memperoleh equal treatment dalam akses informasi Salah satu syarat untuk terciptanya pasar modal fair dan efisien apabila semua investor bisa mendapatkan informasi dalam waktu dan kualitas yang sama. Prinsip dasar UUPM adalah bahwa pemerintah seharusnya tidak terlibat dalam keputusan investasi, sehingga peran pemerintah adalah memberikan jaminan bahwa investasi dapat memperoleh informasi dan fakta-fakta relevan untuk membuat keputusan investasi. Prinsip full disclosure dianut oleh seluruh pasar modal di dunia. Mengingat hampir semua investasi menyangkut resiko, maka selalu terdapat kemungkinan investor mengalami kerugian. Dalam hal ini pemerintah harus menahan diri untuk tidak memberikan statement yang menjadi keputusan investasi, karena apabila pemerintah melakukan hal tersebut berarti resiko keputusan investasi berhasil dari publik ke pemerintah. Padahal para Universitas Sumatera Utara analisa efek yang bonafid pun tidak akan berani menjamin keberhasilan investasi. Prinsip full disclosure tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : 95 a. Pernyataan pendaftaran registration statement UUPM berpegang pada pentingnya keterbukaan informasi investasi. Sebelum efek ditawarkan kepada publik, emiten dan penjamin pelaksana emisi baru menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam. Pernyataan pendaftaran terdiri dari seluruh informasi yang harus dikemukakan kepada publik. Pernyataan pendaftaran menjadi efektif apabila Bapepam mempertimbangkan bahwa seluruh informasi sudah diungkapkan dan dipandang cukup. Sebagaimana terdapat dalam UUPM dalam peraturan Bapepam, suatu pernyataan pendaftaran terdiri dari laporan keuangan yang telah diaudit, gambaran umum perusahaan, uraian tentang bisnis emiten, evaluasi tentang resiko usaha, keterangan tentang penjamin, legal opinion, sejarah umum perusahaan dan keterangan-keterangan lain yang penting dan relevan. Akuntan publik, konsultan hukum, penjamin emisi dan para profesi penunjang pasar modal lainnya sebagaimana terdapat dalam pernyataan pendaftaran, bertanggung jawab penuh terhadap keakuratan dan kelengkapan informasi yang disajikan. Bagian pernyataan pendaftaran yang disebut prospektus harus disebarluaskan kepada masyarakat pada saat penawaran umum. Dokumen-dokumen yang disertakan dalam pernyataan pendaftaran juga merupakan dokumen publik yang disimpan dalam pusat referensi pasar modal Bapepam. Sebagai media komunikasi antara perusahaan yang akan menawarkan efeknya kepada masyarakat dengan masyarakat investor, pada 95 Ibid., Hal. 99-102 Universitas Sumatera Utara saat melakukan pernyataan pendaftaran, emiten harus membuat prospektus. Prospektus tersebut berisi tentang latar belakang, kondisi perusahaan, baik kondisi keuangan, status hukum dan kekayaan yang dimiliki, resiko yang dihadapi, serta rencana-rencana perusahaan di masa yang akan datang, dalam prospektus dilarang menyajikan informasi yang tidak benar dan menyesatkan dan dapat mengakibatkan investor salah dalam mengambil keputusan investasi. UUPM menyatakan bahwa menawarkan efek tanpa mengajukan pernyataan pendaftaran pada Bapepam atau melakukannya sebelum pernyataan pendaftaran menjadi efektif merupakan tindakan melawan hukum. b. Countiniuing disclosure Setelah penawaran umum dinyatakan efektif, emiten tetap harus menyampaikann informasi secara berkala dan fakta-fakta yang relevan dan penting yang menyangkut kejadian-kejadian dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi kehidupan investasi. Disclosure semacam itu harus diumumkan kepada publik dan disampaikan ke Bapepam dan merupakan dokumen publik yang tersedia bagi siapa saja yang memerlukan informasi yang perlu diungkapkan pada masyarakat investor oleh emiten pada dasarnya dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu informasi keuangan yang terdiri dari laporan keuangan tahunan dan tengah tahunan dan informasi non keuangan yang berupa informasi mengenai kejadian penting yang dapat mempengaruhi keputusan investasi. c. Kecukupan informasi perlindungan terbaik Prinsip full disclosure terwujud jika informasi yang disampaikan kepada investor merupakan informasi yang benar dan memadai bagi investor, Universitas Sumatera Utara sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Biasanya informasi yang disampaikan emiten masih berupa informasi yang memerlukan analisis dan interpretasi agar dapat disajikan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Apabila investor tidak memiliki waktu atau keinginan untuk mengolah informasi lebih lanjut, maka investor dapat meminta petunjuk dari perusahaan efek atau penasehat investasi yang kompoten dalam bidangnya. Pada waktu yang sama, orang dalam insider tidak mempunyai keunggulan komparatif yang merugikan publik karena mereka tidak dapat membeli atau menjual saham perusahaan sendiri sebelum informasi yang mempengaruhi keputusan investasi diketahui publik. d. Infortement terhadap full disclosure UUPM mengatur beberapa cara agar persyaratan full disclosure dapat diharapkan. Pertama, kealpaan kesalahan atau ketidakcukupan full disclosure dapat dijatuhkan sanksi criminal bagi emiten, underwriter, direksi perusahaan, komisaris, pemegang saham utama, akuntan dan konsultan hukum yang terlibat dalam penawaran umum. Sanksi ini berupa sanksi pidana atau denda. Lebih lanjut, ketidakcukupan disclosure dapat mengakibatkan dijatuhkannya hukuman perdata bagi pelaku-pelaku tersebut. Atas kesalahan-kesalahan tersebut, pemisahan efek dapat dicabut izinnya dan dilarang beroperasi di pasar modal, sedangkan penjualan sahamnya dapat dibekukan dari pasar modal. Akuntan dan konsultan hukum dapat dicabut izinnya untuk melakukan praktek di pasar modal. Tidak hanya emiten dan pihak-pihak terkait yang secara terus menerus menyampaikan informasi yang penting dan relevan, tetapi juga pihak-pihak lain dilarang untuk mengeluarkan pernyataan yang Universitas Sumatera Utara salah dan menyesatkan sehubungan dengan efek tersebut untuk tujuan-tujuan merugikan publik. Bapepam diberikan kewenangan berdasarkan UUPM untuk melakukan investigasi atas kejahatan di pasar modal sehubungan dengan kasus-kasus yang dicurigai mengandung ketidakcukupan disclosure. e. Penyempurnaan kebijakan Kebijakan full disclosure yang termuat dalam UUPM merupakan kelanjutan dari kebijakan yang terdapat dalam Keputusan Presiden No. 53 Tahun 1990 dan Keputusan Menteri Keuangan No. 1548KMK.0131990 Tahun 1990. Kebijakan disclosure ini sesuai dengan standar internasional. Aturan-aturan yang dikeluarkan oleh Bapepam tersebut sudah cukup rinci dan dimengerti baik oleh pelaku domestik dan internasional di pasar modal Indonesia. Selain soal kewajiban menyampaikan informasi seperti tersebut di atas juga diperlukan adanya good cooperative government termasuk pemisahan antara pemilik perusahaan dengan pengelolahnya. Perusahaan yang mempunyai manajemen terpisah dari pemiliknya diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih objektif dan lebih transparan. Hal ini akan menjadi suatu kebutuhan untuk terciptanya pasar modal yang fair dan efisien.

2. Perlindungan investor melalui Undang-undang