g. Wajib dua orang direktur Pasal 79 ayat 2 dan sua orang komisaris Pasal 94
ayat 2 Sementara untuk hal-hal yang memerlukan pengaturan yang lebih lanjut
adalah sebagai berikut :
42
1. Pemakaian nama perseroan
2. Penentuan besarnya modal dasar perseroan terbatas terbuka dan
perubahannya. 3.
Bentuk-bentuk perubahan lainnya yang dapat dikonpensasikan sebagai setoran saham.
4. Ketentuan mengenai penawaran dan penjualan saham yang
dikeluarkan perseroan dalam rangka penambahan modal kepada karyawan
5. Ketentuan mengenai penyisihan laba bersih untuk cadangan dan
penggunaannya 6.
Ketentuan mengenai penggabungan, peleburan dan pengambilalihan perseroan
7. Bentuk dan tata cara pemindahan hak-hak atas saham atas nama dan
saham atas tunjuk yang diperdagangkan di pasar modal yang akan di atur dalam peraturan pemerintah atau peraturan perundang-undangan.
B. Perusahaan Go Public
Perusahaan yang akan mencari dana tambahan dari masyarakat melalui pasar modal maka perusahaan tersebut harus melakukan satu proses going public
atau go public. Pada hakekatnya perusahaan yang go public adalah perusahaan yang membuka diri terhadap keikutsertaan masyarakat dalam satu perusahaan
yang pada awalnya bersifat tertutup, baik dengan cara pemilikan maupun penetapan kebijakan pengelolaan perusahaannya, juga mengenai modal
42
Ibid., hal. 112
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, di mana pada perusahaan yang go public setiap orang dapat ikut serta dalam modalnya dengan membeli satu surat saham atau lebih.
Penawaran umum sering disebut dengan istilah go public. Istilah ini semakin sering didengar seiring dengan semakin semaraknya instrumen pasar
modal, khususnya saham yang merupakan salah satu alternatif investasi. Secara mudah, go public merupakan penawaran saham atau obligasi. Kegiatan ini disebut
sebagai pasar perdana primary market. Selanjutnya pemegang saham ini dapat mentransaksikannya di pasar sekunder secondary market. Pada sekunder
dilakukan di bursa efek jadi saham yang telah dijual ke masyarakat umum, selanjutnya akan dicatatkan dibursa efek.
43
Sebagaimana disebutkan dalam UUPT, kriteria lebih lanjut mengenai perseroan terbatas terbuka akan ditentukan dalam peraturan perundang-undangan
pasar modal, yang dalam hal ini adalah Undang-Undang Pasar modal No. 8 Tahun 1995, akan tetapi jika diperhatikan secara menyeluruh Undang-Undang Pasar
Modal tersebut, tidak ada satu patah katapun yang menyebutkan tentang perseroan terbatas terbuka, termasuk dalam ketentuan umum Bab I Pasal 1 UU No. 8 Tahun
Perusahaan yang sudah melakukan penawaran umum disebut perusahaan terbuka atau perusahaan publik. Hal ini, berarti bahwa perusahaan sudah menjadi
milik masyarakat pemegang saham dari masyarakat yang bersangkutan secara mudah perusahaan yang sudah go public mudah dikenal oleh masyarakat, karena
di belakang nama perusahaan ditambahkan istilah Tbk Terbuka, sebagaimana yang terdapat Pasal 13 ayat 3 UU No. 40 Tahun 2007.
43
Pandji Anogara, Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal, STIE Bank BPD Jateng, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hal. 46
Universitas Sumatera Utara
1995 yang mengatur mengenai pengertian atau definisi dari istilah-istilah yang dipergunakan dalam undang-undang pasar modal tersebut.
44
1. Pasal 1 angka 6 Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum
Walaupun demikian, berdasarkan definisi-definisi yang diberikan dalam :
2. Pasal 1 angka 13, Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek 3.
Pasal 1 angka 15, Penawaran umum adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual kepada masyarakat berdasarkan tata
cara yang diatur dalam undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya. 4.
Pasal 1 angka 20, Perseroan adalah perseroan terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat 1. Ketentuan UU No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas. 5.
Pasal 1 angka 22, perusahaan publik adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 tiga ratus pemegang saham
dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp. 3.000.000.000,- tiga milyar rupiah atau suatu jumlah saham pemegang saham dan modal
disetor dengan peraturan pemerintah. Dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud dengan perseroan terbatas
terbuka menurut ketentuan undang-undang pasar modal adalah emiten dan atau perusahaan publik. Dikatakan “dan atau” oleh karena definisi masing-masing
44
Ahmad Yani Gunawan Widjaya, Op. Cit., hal. 15
Universitas Sumatera Utara
dapat berdiri sendiri, meskipun tidak tertutup kemungkinan suatu perseroan terbatas dapat memenuhi kedua definisi yang diberikan tersebut secara bersama-
sama. Tidak semua emiten dapat menjadi perusahaan publik selama kriteria jumlah pemegang saham dan modal disetor perseroan tidak memenuhi syarat
perusahaan publik, dan tidak semua perusahaan publik melakukan penawaran umum secara emiten.
45
Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum dalam rangka menjaring dana bagi kegiatan usaha perusahaan atau pengembangan usaha
perusahaan. Untuk mendapat dana itu dilakukan dengan menjual efek kepada masyarakat luas melalui pasar modal.
Untuk mengetahui perbedaan yang terdapat diantara emiten dengan perusahaan publik, maka dapat dijelaskan secara rinci di bawah ini :
46
Ada sedikit perbedaan antara emiten dengan perusahaan publik. Kalau emiten sudah pasti perusahaan publik karena telah memenuhi persyaratan sebagai
perusahaan publik dilihat dari jumlah pemegang saham dan modal minimal yang harus disetor. Emiten melakukan penawaran umum dan sahamnya aktif
diperdagangkan di bursa secondary, sedangkan perusahaan publik belum tentu Sementara perusahaan publik adalah tahap
selanjutnya setelah emiten. Pengertian emiten adalah perusahaan yang melakukan penawaran umum, sedangkam perusahaan publik adalah yang sahamnya dimiliki
sekurang-kurangnya Rp. 3 M tiga milyar Rupiah atau memiliki jumlah pemegang saham dan modal yang disetor yang ditetapkan oleh Pasal 1 angka 22
No. 8 Tahun 1995.
45
Ibid., hal. 16
46
M. Irsal Nasaruddin, Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Penerbit Predana Media, Jakarta, 2004, Hal. 151.
Universitas Sumatera Utara
dapat dikategorikan sebagai emiten. Karena perusahaan publik belum tentu melakukan penawaran umum atau listing di bursa.
47
Dengan kata lain, perusahaan publik dapat menjelma menjadi emitan pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka melakukan penawaran umum
dinyatakan efektif karena sudah diterima dan disetujui oleh Bapepam. Namun sebagai perusahaan publik, kendati tidak melalui penawaran umum, perusahaan
wajib menyampaikan pernyataan pendaftaran. Baik emiten maupun perusahaan publik, keduanya tergolong dalam pengertian perusahaan terbuka Tbk.
48
Bagi perusahaan yang memutuskan untuk menjual sahamnya ke masyarakat, ada manfaat yang didapatkan. Akan tetapi disamping manfaat atau
Manfaat dan konsekuensi Go Public
Seiring dengan persaingan yang semakin tajam, maka perusahaan pun membutuhkan strategi-strategi untuk menang dalam persaingan. Pengelolaan yang
professional ditunjang dengan modal yang memadai disertai dengan strategi yang tepat merupakan sesuatu yang mutlak harus dilakukan. Hal inilah yang
mendorong timbulnya banyak sekali perusahaan-perusahaan yang Go Public saat ini.
Go public menjadi suatu jalan yang cukup baik untuk memecahkan segala permasalahan. Di samping modal yang dibutuhkan akan tersedia dan pengelolaan
yang professional, juga segala sesuatu yang berhubungan dengan jalannya perusahaan akan dapat dikontrol dengan baik.
47
Ibid., Hal. 155
48
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
keuntungan tersebut, ada beberapa konsekuensi yang harus ditanggung oleh perusahaan.
Dengan melakukan penawaran umum, berarti perusahaan dituntut untuk lebih dapat terbuka dan harus mengikuti ketentuan-ketentuan pasar modal
mengenai kewajiban pelaporan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran harus tercatat secara terperinci
dan dapat dipertanggungjawabkan, perusahaan harus membuat laporan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Disamping itu, tuntutan untuk meningkatkan
perusahaan akan semakin kuat, karena pemilik menginginkan keuntungan yang semakin meningkat pula, sehingga akan berpengaruh terhadap besarnya deviden
yang akan dibagikan. Di samping itu, dengan pertumbuhan dan perkembangan yang bagus akan meningkatkan citra dari perusahaan, sehingga harga saham di
pasar sekunder juga akan semakin meningkat.
49
Di samping konsekuensi tersebut diatas, ada beberapa manfaat yang akan diterima. Dengan melakukan penawaran umum, perusahaan akan memperoleh
dana yang relatif besar dan diterima sekaligus. Bila dibandingkan dengan cara- cara lain untuk memperoleh tambahan dana, proses Go public relatif murah dan
biayanya juga relatif lebih murah. Konsekuensinya hanyalah kerelaan untuk memberikan kepemilikan perusahaan kepada masyarakat luas. Keuntungan lain,
adalah bahwa dana hasil penawaran umum akan digunakan untuk melakukan exvansi, perbaikan struktur permodalan dan atau melakukan divestasi. Bagi
perusahaan yang melakukan penawaran umum saham, tidak ada keharusan untuk pembayaran bunga sebagai beban tetap, tetapi hanya membagi deviden yang
49
Panji Anoraga, Op.cit., Hal. 49
Universitas Sumatera Utara
didasarkan kepada keuntungan yang diperoleh. Deviden akan diperoleh investor jika pada waktu pembagian deviden, saham tersebut masih dipegang oleh investor
dan tidak dijual kepada investor lain.
50
Melalui Go Public, emiten sebagai penerbit saham akan dikenal oleh masyarakat. Sehingga proses ini dianggap promosi tidak langsung bagi
perusahaan maupun bagi produk yang dihasilkannya. Sehingga dengan demikian citra perusahaan akan semakin meningkat. Dan dengan demikian perusahaan akan
semakin dituntut untuk mengelola perusahaan yang lebih professional, yaitu dengan menyerahkannya kepada orang-orang yang ahli dibidangnya.
Pengelolahan yang professional didukung dengan tambahan modal yang memadai, akan menjadi perusahaan tumbuh dan berkembang dengan struktur
organisasi yang kuat.
51
C. Syarat-Syarat Untuk Go Public Suatu Perusahaan