Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

kebebasan, mereka berani mendebat, membantah, terutama dalam masalah- masalah agama sampai pada ambang batas meragukan kebenarannya. Kenyataan ini jelas memerlukan banyak kesabaran, kesantunan dan sikap lapang dada dari kaum ayah dan para didik. 4 Dalam permasalahan ini yang lebih di tekankan adalah para pendidik yang berfungsi sebagai pusat ilmu dan juga berhak mengatur kepada siswa yang ada di sekolah. Maksud pendidik dari permasalahan skripsi ini adalah seorang guru yang mengajar di sekolah. Pendidik harus tau apa yang di inginkan oleh siswa, sebab jika itu tidak terjadi maka dampaknya akan fatal yang diperoleh siswa. Dalam hal ini pendidik adalah guru yang professional, karenanya secara implicit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul dipundak para orang tua. Tatkala orang tua menyerahkan anaknya kepada guru. Hal itupun kemudian berimplikasi bahwa orang tua tidak bisa menyerahkan anaknya kepada sembarang guru, karena tidak setiap orang tua dapat menjadi guru. Yang dimaksud sebagai peran adalah pola tingkah laku tertentu yang merupakan ciri khas semua petugas dari pekerjaan atau jabatan tertentu. Guru harus bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar anak melalui interaksi belajar mengajar. Guru merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar, dan karenanya guru harus menguasai prinsip-prinsip belajar disamping menguasai materi yang akan diajarkan. Dengan kata lain guru harus mampu menciptakan suatu situasi kondisi belajar yang sebaik- baiknya. Pendidik seharusnya memahami dan mengenal potensi atau kemampuan siswa masing-masing, karena setiap siswa dilahirkan dengan membawa fitrah suci yang berbeda-beda. Oleh karena itu bagi pendidik untuk tidak melakukan pendidikan dengan cara kekerasan di sekolah, sebab sekolah adalah tempat siswa untuk menuntut ilmu dan mengembangkan potensi yang 4 M. Jamaluddin Mahfudz, Psikologi Anak Dan Remaja Muslim, Terj. Dari At- Tarbiyyah Al Islam At-Thiflu Wal Maroohiq oleh Abdul Rosyad Shiddiq Dan Ahmad Vathir Zaman, Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 2001, cet.1, h.7 mereka punya, bukan tempat pelatihan untuk menuntut mereka semua sanggup dan mampu menguasai apa yang mereka pelajari dari sekolah tersebut. Sekolah merupakan tempat pengembangan potensi siswa, karena siswa adalah manusia maka setiap manusia tidak lepas dari kekurangan dan kelebihan masing-masing. Guru atau pendidik yang profesional harusnya memahami itu semua. Tapi kenyataannya di lapangan paradoks dengan teori dan konsep tadi. masih banyak guru atau pendidik yang belum memahami potensi atau bakat yang dimiliki oleh siswa, Maka timbullah kekerasan yang diperoleh oleh siswa dari gurunya. Padahal jelas guru dituntut mempunyai komitmen yang tinggi dalam membimbing, membina, dan mendidik siswa, bukan untuk menekan, merusak dan melakukan kekerasan fisik kepada siswa. Semua itu terjadi karena salah satu sebab yaitu guru masih belum mempunyai karakter kematangan emosional. Dalam bukunya Nuraida dan Rihlah Nur Aulia yang berjudul Character Building Guru PAI dijelaskan bahwa seorang guru di haruskan mempunyai karakter kematangan emosional EQ. Emosi adalah keadaan perasaan yang banyak berpengaruh pada perilaku. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dari dalam diri individu. Bedasarkan pengertian emosi diatas maka dapat dipahami bahwa emosi sangat penting untuk kehidupan kita. Emosi bisa berbahaya jika tidak dikendalikan, tetapi emosi akan cerdas jika ia dijalankan selaras dengan akal. 5 Mengenal potensi atau bakat anak sangat mudah dan praktis yaitu dengan cara mendiagnosa bukan dengan cara menekan sampai siswa mampu dan sanggup apa yang guru harapkan. Memahami potensi siswa sangatlah penting sejak awal mereka dididik dan dibimbing, sebab untuk memperoleh tercapainya manusia yang dewasa, pintar, cerdas dan jenius haruslah mengenal dan memulai dari awal kemampuan potensi apa yang mereka 5 Nuraida, Rihlah Nur Aulia, Character Building Guru PAI, Jakarta: Aulia Publishing House, 2008, Cetakan Kedua, h. 74 miliki lalu mereka tekuni hingga tercapailah titik terakhir dan tujuan apa yang mereka harapkan. Salah satu sebabnya juga karena siswa tidak tahu bakat dan potensi yang mereka punya, sehingga mereka tidak tepat dalam menentukan pilihan yang sesuai dengan kemampuan potensi dan bakat yang mereka miliki. The Right Man The Right Of Job orang yang tepat adalah orang yang tepat menempatkan potensinya pada tempatnya dan pada bidangnya. Sepanjang sejarah peradaban, kajian tentang manusia menduduki ranking tertinggi dari sekian kajian yang ada. Selain obyeknya unik, kajian itu dapat menghasilkan berbagai persepsi dan konsepsi yang berbeda. Fenomena seperti itu dapat dipahami, sebab keberadaan manusia didunia bukan sekedar ada dan berbeda, tetapi lebih penting lagi, ia dapat mengada. Ia berperan sebagai obyek dan subyek sejarah, bahkan mampu mengubahnya. Kehidupannya dinamis dan secara kualitatif berevolusi untuk mencapai kesempurnaan. Karena itulah maka kajian tentang manusia, tanpa mengenal perbedaan zaman, selalu relevan dan tidak akan pernah mengalami kadaluarsa. Citra manusia disini adalah gambaran tentang diri manusia yang berhubungan dengan kualitas-kualitas asli manusiawi. Kualitas tersebut merupakan sunnah Allah yang dibawa sejak ia dilahirkan. Kondisi citra manusia secara potensial tidak dapat berubah, sebab jika berubah maka eksistensi manusia menjadi hilang, namun secara aktual, citra itu dapat berubah sesuai dengan kehendak dan pilihan manusia sendiri. Pada awalnya manusia di lahirkan dengan fitrah yang suci, yang meliputi jasmani dan akal ruh. Semua manusia bisa menjadi orang jujur dan dusta, takut dan berani, rajin dan malas. Tergantung pada dari segi mana yang lebih dominan dalam diri manusia tersebut. Jika jujurnya yang lebih dominan maka orang tersebut dikatakan orang yang jujur begitu juga sebaliknya, jika takutnya yang lebih dominan maka orang tersebut dikatakan penakut begitu juga sebaliknya. Semua ini adalah sunnatullah yang telah diberikan oleh Tuhannya sebagai fitrah manusia, dan tidak lain hanya dengan pendidikanlah fitrah itu dapat dikembangkan, baik di keluarganya, sekolahnya, maupun di lingkungannya. Sebagai lembaga pendidikan formal, SMA DK UT Tangerang memiliki beberapa komponen-komponen yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya, komponen-komponen tersebut tentunya memiliki peranan tersendiri dalam proses pendidikan di lembaga tersebut. peranan tersebut akan berjalan dengan baik apabila guru dan siswa saling mengerti dan menghargai tugas dan kewajiban masing-masing. Dalam hal ini penulis melihat dan mendapati data dari salah satu tenaga pendidik yang sudah lama bekerja di lembaga tersebut, menyatakan bahwa ada hal-hal tertentu yang harusnya tidak terjadi dalam sebuah lembaga pendidikan. Sehingga banyak siswa-siswi di sekolah tersebut yang tidak patuh, atau tidak senang dengan kegiatan belajar mengajar KBM di sekolah tersebut, penulis juga melihat dengan mata sendiri dan menyaksikan guru di sekolah tersebut menghukum salah satu muridnya dengan menjewer telinganya yang tidak sanggup mengerjakan tugas. Dan ada juga guru yang meremehkan kemampuan siswa dan siswi di sekolah tersebut. karena guru tersebut tidak memahami tentang fitrah manusia sebagai potensi dasar siswa. Karena setiap manusia terdapat kekurangan dan kelebihan sesuai dengan bakat yang mereka miliki masing-masing. Dari latar belakang masalah di atas inilah penulis di sini akan mengupas permasalahan yang berhubungan dengan fitrah manusia yang sejak dini sudah mulai dikembangkan melalui pendidikan. Tidak lain pertama fitrah itu dikembangkan melalui lingkungan keluarga terlebih dahulu dan itu sangat menentukan potensi, bakat dan minat si anak dalam kepribadiannya sebelum masuk pada fase permulaan remaja. Secara psikologis anak itu sangat cenderung kuat potensinya dalam menangkap suatu pelajaran dari ekstern diri anak tersebut. Yang jadi masalah disini ialah bagaimana semestinya dan idealnya mengembangkan fitrah manusia tersebut. pendidik atau orang tua di haruskan mengenal terlebih dahulu potensi dasar apa yang dimiliki oleh si anak dan lebih menonjol dalam kepribadiannya. Ternyata fenomena yang ada terjadi kontradiktif antara harapan orang tua atau pendidik dengan ideologi yang diterapkan kepada anaknya. Oleh karena itu Penulis tertarik ingin mengetahui secara komprehensif dengan mengangkat judul “PERANAN PENDIDIK DALAM PENGEMBANGAN FITRAH SEBAGAI POTENSI DASAR MANUSIA DI SMA DHARMA KARYA UT PAMULANG, TANGERANG SELATAN”

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian di atas yang dikemukakan pada latar belakang masalah, maka ada beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut : 1. Pendidik yang masih banyak mengabaikan fitrah manusia dalam diri seorang siswa SMA Dharma Karya UT. 2. Kurangnya kesadaran dari para pendidik akan perlunya memperhatikan potensi yang dimiliki oleh seorang siswa SMA Dharma Karya UT. 3. Belum diketahui strategi pendidik yang efektif dan ideal dalam mengembangkan fitrah atau kecenderungan potensi yang dimiliki oleh seorang siswa SMA Dharma Karya UT. 4. Masih banyaknya siswa yang kurang berprestasi dan berprilaku negatif. Seperti : Tawuran, malas, kurang tanggung jawab, bolos dll.

C. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penulisan ini lebih terarah dan spesifik, maka penulis memberikan pembatasan masalah peranan pendidik sebagai berikut : 1. Perencanaan strategi yang dibuat dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar siswa di SMA Dharma Karya UT. 2. Pelaksanaan atau penerapan strategi yang telah dibuat untuk pengembangan fitrah sebagai potensi dasar siswa di SMA Dharma Karya UT. 3. Penelitian ini di batasi hanya pada siswa kelas XI SMA Dharma Karya UT.

D. Perumusan Masalah

1. Adakah pengaruh peran pendidik dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar siswa di SMA Dharma Karya UT ? 2. Seberapa besar kontribusi peran pendidik dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar yang dimiliki seorang siswa di SMA Dharma Karya UT ? 3. Bagaimana langkah yang efektif dan idealnya untuk mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar siswa di SMA Dharma Karya UT ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui peranan pendidik dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar siswa di SMA Dharma Karya UT. 2. Untuk mengetahui besarnya kontribusi pendidik guru dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar siswa di SMA Dharma Karya UT. 3. Untuk mengetahui langkah strategis yang efektif dan ideal dalam mengembangkan fitrah sebagai potensi dasar pada siswa SMA Dharma Karya UT.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik sebagai kajian ilmiah maupun sebagai bentuk aplikasi langsung terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan. Beberapa pihak diharapkan dapat merasakan manfaatnya baik secara langsung maupun tidak langsung, pihak-pihak tersebut adalah: 1. Tenaga pendidik guru di sekolah, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pelaksanaan pengembangan fitrah manusia. 2. Orang tua di rumah, sebagai bahan masukan dalam mendidik anak sejak usia permulaan anak-anak hingga usia kematangan remaja. 3. Seluruh masyarakat luas, di lingkungan yang penuh tantangan ini sehingga hasil penelitian ini dapat membantu sebagai bahan masukan dalam mengembangkan pemuda dan pemudi sebagai harapan bangsa dan Negara. 4. Peneliti selanjutnya agar dapat membantu dalam menulis penelitian tentang fitrah manusia yang berhubungan dengan pendidikan.