diberikan kepadanya, terutama pendidikan yang diberikan oleh kedua orang tuanya.
22
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sebenarnya potensi agama sudah ada pada setiap manusia sejak ia dilahirkan. Potensi ini berupa dorongan untuk
mengabdi kepada sang pencipta. Dalam terminologi Islam, dorongan ini dikenal dengan hidayat al-diniyyat. Berupa benih-benih keberagaman yang
dianugerahkan Tuhan kepada manusia. Dengan adanya potensi bawaan ini manusia pada hakikatnya adalah makhluk beragama.
23
Demikianlah, sejak saat kelahirannya yang pertama, fitrah keimanan kepada Allah menetap pada diri seorang anak, dan terbentuk atas
agama yang lurus, yang merupakan perkara yang menuntut perhatian dari kita terhadap naluri ini dan penjagaan atasnya. Setiap bayi yang terlahir diatas
fitrah, hingga kedua orang tuanya menjadikannya yahudi atau nasrani. Asal manusia terlahir atas fitrah yang bersih, mengimani Allah
dan mengarah kepada agama yang lurus. Apabila kita temui adanya penyimpangan dari hal itu, maka itu karena pengaruh kedua orang tua. Orang
tua yahudi akan berpengaruh terhadap fitrah bayi yang terlahir, sehingga kesiapannya menerima islam berubah menjadi menerima yahudi.
24
Kelima, fitrah memiliki komponen yang meliputi 1. Bakat dan kecerdasan, yaitu suatu kemampuan bawaan yang potensial yang mengacu
kepada perkembangan kemampuan akademis ilmiah dan keahlian professional dalam berbagai bidang kehidupan. Bakat ini berpangkal pada
kemampuan kognitif daya cipta, konasi kehendak dan emosi rasa yang disebut dalam psikologi filosofis dengan istilah tri chotomi tiga kekuatan
rohaniah, 2. Insting naluri atau gharizah, yaitu kemampuan barbuat atau bertingkah laku dengan tanpa melalui proses belajar terlebih dahulu.
Kemampuan insting ini merupakan pembawaan sejak lahir. Dalam psikologi
22
Ibid, h. 75.
23
Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009, Edisi Revisi - 12, h. 67
24
Husain Madzahiri, Pintar Mendidik Anak, Terj. Dari Tarbiyah Ath-thifl fi Ar-ruyah Al- Islamiyah oleh Segaf Abdillah dan Miqdad Turkan, Jakarta: PT. Lentera Basritama, 1999, Cet-2,
h. 166
pendidikan, kemampuan ini termasuk kapabilitas yaitu kemampuan berbuat sesuatu dengan tanpa melalui belajar dahulu. Jenis-jenis tingkah laku yang
digolongkan kedalam insting ini adalah melarikan diri flight, menolak repulse, ingin tahu curiosity, melawan pugnacity, merendahkan diri self
absement, menonjolkan diri self assertion, berhubungan seksual acquisition, mencari sesuatu question, membangun sesuatu contruktion
dan menarik perhatian orang lain appeal, intuisi ilham, watak asli character, nafsu drives dan hereditas keturunan.
Berbagai kecakapan yang dibawa sejak lahir ini dapat ditumbuhkan, dikembangkan dan dibina lebih lanjut dan menjadi mahir dan
terampil melalui pendidikan dan pengajaran, dan disinilah salah satu letak hubungan yang fungsional dan simbiotis antara fitrah dan kegiatan
pembelajaran.
25
Dalam penelitian ini penulis memberikan interpretasi bahwa arti fitrah yaitu kecenderungan potensi siswa yang bisa dikembangkan melalui
pendidikan agar menjadi nilai yang lebih di masyarakat, bangsa dan Negara.
3. Fungsi Fitrah
Konsep fitrah sebagaimana yang tergambar pada uraian diatas menunjukkan citra unik manusia, yang mana citra unik itu menjadi landasan
bagi konstruksi psikologi Islam. Citra unik manusia dalam psikologi Islam dapat disederhanakan dalam dua poin berikut ini:
Pertama, manusia dilahirkan dengan citra yang baik, seperti membawa potensi suci, ber-Islam, bertauhid, ikhlas dan mampu memikul
amanah Allah Swt. Untuk menjadi khalifah dan hamba-Nya dimuka bumi, dan memiliki potensi dan daya pilih. Potensi baik tersebut di aktualisasikan dalam
tingkah laku yang nyata, citra baik tersebut pada mulanya disangsikan oleh malaikat dan iblis, namun setelah Allah Swt meyakinkannya maka malaikat
percaya akan kemampuan manusia, sementara iblis dengan kesombongannya
25
Abudin Nata, op. cit., h. 80.
tetap mengingkarinya. Jika terdapat aliran psikologi Islam yang masih menentukan citra buruk manusia, berarti ia mengikuti persepsi iblis.
Kedua, melalui fitrah nafsani psikofisik dalam psikologi islam maka :
a Pusat tingkah laku adalah Qalbu, bukan otak atau jasmani manusia. Selain
hal itu didasarkan oleh hadits Nabi, Qalbu merupakan daya nafsani yang paling dekat dengan natur ruh, yang mana ruh menjadi esensi manusia.
Jika kehidupan manusia dikendalikan oleh peran Qalbu, maka kehidupannya akan selamat dan bahagia dunia-akhirat.
b Manusia dapat memperoleh pengetahuan tanpa diusahakan, seperti
pengetahuan intuitif dalam bentuk wahyu dan ilham. c
Tingkat keperibadian manusia tidak hanya sampai pada humanitas atau sosialitas, tetapi sampai pada berketuhanan. Tuhan merupakan asal dan
tujuan dari segala realitas Innalillahi Wainna Ilaihirajiuun sesungguhnya kita bagi Allah dan hanya kepada-Nya kita kembali.
26
Dari teori di atas penulis memberikan kesimpulan bahwa fungsi fitrah ialah sebagai bahan atau alat untuk mengemban amanah dari Allah Swt
yang di wajibkan kepada setiap manusia. Dan menjadikan manusia lebih mudah dengan adanya fitrah ini. Karena setiap manusia yang terlahir di dunia
ini pasti membawa fitrah yang suci dengan tujuan berlomba-lomba dalam kebaikan untuk mencapai ridho Allah Swt.
4. Faktor-Faktor Penghambat Perkembangan Fitrah
Yang dimaksud dengan masalah penghambat perkembangan fitrah disini, adalah masalah yang timbul dalam lapangan pendidikan. Yang
berhubungan dengan keberhasilan dalam pelajaran dan penyesuaian diri terhadapnya. Persoalan itu bermacam-macam, diantaranya lebih berpengaruh
segi mental seperti cocoknya antara bakat dan pelajaran, serta sebagiannya dipengaruhi oleh segi emosi seperti penyesuaian diri dengan guru dan teman-
26
Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 2002, c. 2, h.89-90.
teman. Sebagian lainnya timbul akibat kurangnya pengetahuan yang ada pada individu dan sebagian menghendaki macam pelayanan atau pengobatan yang
sangat dekat dengan proses pendidikan dan pengajaran. Sebagaimana halnya dengan studi pengobatan, yang sebenarnya termasuk dalam bimbingan
pendidikan, namun ia memerlukan tenaga ahli dalam berbagai bidang studi dan cara pengobatan terhadap keterbelakangan.
27
Dapat pula diklasifikasikan masalah penghambat perkembangan fitrah di sini adalah sebagai berikut :
1. Masalah kurangnya informasi tentang macam studi yang dapat dimasuki
oleh individu. 2.
Masalah bakat, kecondongan dan ciri-ciri lain yang mempengaruhi keberhasilan pelajar dalam studinya.
3. Masalah masuk sekolah yang cocok.
4. Masalah penyesuaian diri dengan bidang studi.
28
C. POTENSI DAN PEMBAGIANNYA
Potensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kemampuan, kekuatan, kesanggupan atau daya yang mempunyai kemungkinan untuk dapat
dikembangkan.
29
Potensi adalah kekuatan, kesanggupan, kemampuan, kekuasaan dan daya kefungsian.
30
Macam-Macam Potensi yaitu : a
Ranah Kognitif Manusia adalah makhluk yang memiliki kemampuan intelektual,
sehingga ia dapat menerima pelajaran dari Tuhan. Informasi tentang manusia sebagai makhluk intelektual ini telah menarik perhatian para ahli
untuk menelitinya berbagai metode. Hasil kajian mereka terhadap
27
Attia Mahmud, Bimbingan Pendidikan Dan Pekerjaan, Jakarta: PT. Sumber Bahagia, h.14
28
Ibid, h. 15
29
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, h. 697
30
Sutan Rajasa, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Karya Utama, 2002, h. 490