buruk, antara petunjuk dengan kesesatan, dan antara yang salah dengan yang benar, menjadikan pendengaran bagi kalian yang dengan itu kalian dapat
mendengar suara-suara. Lalu menjadikan penglihatan, yang dengan itu kalian dapat melihat orang-orang, sehingga kalian dapat saling kenal-mengenal
antara yang satu dengan yang lain. Dan kalian dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan harapan kalian dapat bersyukur kepada-
Nya dengan menggunakan nikmat-nikmat-Nya dalam tujuannya yang untuk itu ia diciptakan, dapat beribadah kepada-Nya dan agar dengan setiap anggota
tubuh kalian melaksanakan ketaatan kepada-Nya.
31
Hal ini menunjukkan bahwa sebelum diberikan pendidikan, ketiga potensi yang dimiliki manusia
tersebut tidak mengetahui segala sesuatu. Namun, setelah ketiga potensi tersebut dididik dan diajar dengan berbagai pengetahuan, ketrampilan dan
sebagainya melalui kegiatan pembelajaran, maka manusia mengetahui segala sesuatu. Dengan demikian, bahwa pada diri manusia terdapat unsur kognitif,
afektif dan psikomotorik sejalan dengan pendapat para ahli.
32
D. PERAN PENDIDIK DALAM MENGATASI PENGHAMBAT
PERKEMBANGAN FITRAH
Pengembangan optimum dapat dilaksanakan dalam rangka pendidikan. Tetapi untuk dapat melaksanakan seluruhnya, maka pendidikan
harus diorganisir sesuai dengan prinsip pendidikan yang murni The true principles of education. Untuk dapat kepastian lebih lanjut, maka dalam
masyarakat perlu disusun suatu sistem umpanbalik Feedback system guna memastikan sampai dimana pendidikan berhasil atau gagal. The true
principles of education dijelmakan dalam bentuk standardisasi minimum yang lengkap dengan semua perhitungan dan implementasinya. Untuk dapat
mencapai bertahan dalam masyarakat dengan terhormat ada lima sifat harus dipenuhi, yaitu : pandai, jujur, berdisiplin, tahu kemampuan dan mengenal
31
Ahmad Mustofa Al-Maraghy, Tafsir al-Maraghy Edisi Bahasa Arab Juz XIII, Terj. K. Anshori Umar Sitanggal dkk, Semarang: PT. Toha Putra, 1994, Cet-2, h. 211
32
Abuddin Nata, “Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran”, Jakarta, Kencana,
2009, c. I, h.46-51.
batas kemampuan diri sendiri. Dan oleh karena itu memiliki rasa kehormatan diri.
33
Peran pendidik seharusnya mampu bersikap menerima terhadap muridnya, maksudnya menerima murid seperti apa adanya. Dan ini
merupakan faktor penting untuk meningkatkan hubungan guru dengan murid, mengembangkan kemampuan anak untuk mau mengubah diri sendiri secara
konstruktif, menggerakkan anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, mengarah ke kesehatan jiwa, menjadikan anak lebih produktif dan kreatif dan
merealisasikan potensi anak. Bila seseorang merasa diterima kemudian dipahami orang-orang lain, orang itu akan bergerak lebih bebas dan mulai
berfikir untuk mengubah dirinya sendiri, menjadi lebih baik dari pada yang dialami sekarang.
34
Adapun langkah pertama Al-quran dalam pendidikan jiwa seseorang adalah
mengembalikannya kepada
fitrahnya yang
sehat. Serta
membersihkannya dari berbagai kotoran yang melekat dan diwarisi oleh lingkungannya, serta dari berbagai khurafat dan taklid. Asas dari fitrah ini
adalah tauhid, karena pada dasarnya jiwa diciptakan untuk mengetahui Tuhannya yang sering tertutupi oleh kealpaan, lingkungan dan taklid. Akan
tetapi akar-akar pengetahuan ini tertanam kuat didalam jiwa, dan tidak ada alasan untuk mengingkarinya atau melepaskan diri darinya.
35
Salah satu peran pendidik untuk mengatasi masalah-masalah yang menghambat perkembangan fitrah yaitu dengan mengenal terhadap
perkembangan siswa yaitu dengan cara mendiagnosa. Pengertian dari mendiagnosa adalah proses mengenal secara detail, apa dan bagaimana
mengenai anak tersebut. Adapun cara mendiagnosa yaitu sebagai berikut :
1. Amati perilaku anak.
33
Slamet Iman Santoso, Pembinaan Watak Tugas Utama Pendidikan, Jakarta: UI Press, 1981, c. ke-II, h.167
34
Thomas Gordon, Guru Yang Efektif, Terj. Dari Teacher Effectiveness Training oleh Mudjito, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996, Cet.3, h.61
35
Mohammad Syadid, Konsep Pendidikan Dalam Al-quran, Terj. Dari Manhaj Al-quran Fii At-tarbiyah oleh Rusydi Helmi, Jakarta: Penebar Salam, 2001, Cetakan.1, h. 72
2. Lihat penampilannya.
3. Berikan pertanyaan dan perhatikan jawabannya.
4. Berikan tugas, perhatikan tanggapan, dan cara penyelesaiannya.
5. Goda anak tersebut dan perhatikan respon yang diberikan.
6. Ajak berkompetisi dan amati keseriusannya.
7. Berikan pilihan untuk memilih, amati apa yang dia pilih.
36
Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian khusus mengenai hal-hal sebagai berikut : 1 proses pematangan,
khususnya pematangan fungsi kognitif, 2 proses belajar, 3 pembawaan atau bakat. Ketiga hal ini berkaitan erat satu sama lain dan saling berpengaruh
dalam perkembangan kehidupan manusia tak terkecuali para siswa sebagai peserta didik. Apabila fungsi kognitif, bakat dan proses belajar siswa dalam
keadaan positif, hampir dapat dipastikan siswa tersebut akan mengalami proses perkembangan kehidupan secara mulus. Akan tetapi, asumsi yang
menjanjikan seperti ini sebenarnya belum tentu terwujud, karena banyak faktor yang berpengaruh terhadap proses perkembangan siswa dalam menuju
cita-cita bahagianya. Adapun mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
siswa, para ahli berbeda pendapat lantaran sudut pandang dan pendekatan mereka terhadap eksistensi siswa tidak sama.
37
1. Aliran Nativisme
Aliran nativisme adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini bernama
Arthur Schopenhauer 1788-1860 seorang filosofis jerman.
38
Aliran Nativisme juga bisa diartikan satu aliran yang menitikberatkan pandangannya
pada peranan sifat bawaan, keturunan dan kebakaan sebagai penentu
36
Isma Almatin, Dahsyatnya Hypnosis Learning Untuk Guru Orang Tua, Yogyakarta, Pustaka Widyatama, 2010, Cet.1, h.105
37
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2010, Cet ke-15, h.42
38
Ibid, h.43.