PERAN PENDIDIK DALAM MENGATASI PENGHAMBAT
                                                                                2. Lihat penampilannya.
3. Berikan pertanyaan dan perhatikan jawabannya.
4. Berikan tugas, perhatikan tanggapan, dan cara penyelesaiannya.
5. Goda anak tersebut dan perhatikan respon yang diberikan.
6. Ajak berkompetisi dan amati keseriusannya.
7. Berikan pilihan untuk memilih, amati apa yang dia pilih.
36
Dalam  mempelajari  perkembangan  manusia  diperlukan  adanya perhatian  khusus  mengenai  hal-hal  sebagai  berikut  :  1  proses  pematangan,
khususnya pematangan fungsi kognitif, 2 proses belajar, 3 pembawaan atau bakat.  Ketiga  hal  ini  berkaitan  erat  satu  sama  lain  dan  saling  berpengaruh
dalam  perkembangan  kehidupan  manusia  tak  terkecuali  para  siswa  sebagai peserta  didik.  Apabila  fungsi  kognitif,  bakat  dan  proses  belajar  siswa  dalam
keadaan  positif,  hampir  dapat  dipastikan  siswa  tersebut  akan  mengalami proses  perkembangan  kehidupan  secara  mulus.  Akan  tetapi,  asumsi  yang
menjanjikan  seperti  ini  sebenarnya  belum  tentu  terwujud,  karena  banyak faktor yang berpengaruh terhadap proses perkembangan siswa dalam menuju
cita-cita bahagianya. Adapun mengenai  faktor-faktor  yang mempengaruhi  perkembangan
siswa,  para  ahli  berbeda  pendapat  lantaran  sudut  pandang  dan  pendekatan mereka terhadap eksistensi siswa tidak sama.
37
1. Aliran Nativisme
Aliran  nativisme  adalah  sebuah  doktrin  filosofis  yang  berpengaruh besar  terhadap  aliran  pemikiran  psikologis.  Tokoh  utama  aliran  ini  bernama
Arthur  Schopenhauer  1788-1860  seorang  filosofis  jerman.
38
Aliran Nativisme juga bisa diartikan satu aliran yang menitikberatkan  pandangannya
pada  peranan  sifat  bawaan,  keturunan  dan  kebakaan  sebagai  penentu
36
Isma Almatin, Dahsyatnya Hypnosis Learning Untuk Guru  Orang Tua, Yogyakarta, Pustaka Widyatama, 2010, Cet.1, h.105
37
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2010, Cet ke-15, h.42
38
Ibid, h.43.
perkembangan  tingkah  laku  seseorang.  Persepsi  tentang  ruang  dan  waktu tergantung pada faktor-faktor alamiah atau pembawaan dari lahir.
39
Para ahli yang  beraliran  Nativisime  berpendapat  bahwa  perkembangan  individu  itu
semata-mata ditentukan  oleh unsur pembawaan.  Jadi  perkembangan individu semata-mata  tergantung  pada  faktor  dasarpembawaan.
40
Aliran  filsafat  ini konon  dijuluki  sebagai  aliran  pesimistis  yang  memandang  segala  sesuatu
dengan  kaca  mata  hitam.  Mengapa  demikian?  Karena  para  ahli  penganut aliran  ini  berkeyakinan  bahwa  perkembangan  manusia  itu  di  tentukan  oleh
pembawaannya,  sedangkan  pengalaman  dan  pendidikan  tidak  berpengaruh apa-apa.  Dalam  ilmu  pendidikan,  pandangan  seperti  ini  disebut  pesimisme
pedagogis. Sebagai contoh, jika sepasang orang tua ahli musik, maka anak-anak
yang  mereka  lahirkan  akan  menjadi  pemusik  pula.  Harimaupun  hanya  akan melahirkan  harimau,  tak  akan  pernah  melahirkan  domba.  Jadi,  pembawaan
dan  bakat  orang  tua  selalu  berpengaruh  mutlak  terhadap  perkembangan kehidupan anak-anaknya.
41
2. Aliran Empirisme
Kebalikan  dari  aliran  nativisme  adalah  aliran  empirisme  dengan tokoh  utamanya  ialah  John  Locke  1632-1704.  Nama  asli  aliran  ini  adalah
The school of British Empiricism aliran empirisme Inggris. Namun aliran ini  lebih  berpengaruh  terhadap  para  pemikir  Amerika  Serikat.  Sehingga
melahirkan  sebuah  aliran  filsafat  bernama  environmentalisme  aliran lingkungan dan psikologi bernama environmental psychology.
42
Asumsi psikologis  yang mendasari aliran ini adalah bahwa manusia lahir  dalam  keadaan  netral,  tidak  memiliki  pembawaan  apapun.  Ia  bagaikan
kertas  putih  tabularasa  yang  dapat  ditulisi  apa  saja  yang  dikehendaki.
39
Mujib, op. cit., h. 115
40
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum  Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993, Cetakan Pertama, h. 173
41
Muhibbin Syah, loc.cit.
42
Ibid
Perwujudan  tingkah  laku  ditentukan  oleh  luar  diri  yang  disebut  dengan lingkungan.
43
Berbeda  dengan  aliran  Nativisme,  para  ahli  yang  mengikuti  aliran Empirisme  berpendapat  bahwa  perkembangan  individu  itu  sepenuhnya
ditentukan oleh
faktor lingkunganpendidikan
sedangkan faktor
dasarpembawaan  tidak  berpengaruh  sama  sekali.  Aliran  empirisme  ini menjadikan  faktor  lingkunganpembawaan  maha  kuasa  dalam  menentukan
perkembangan seseorang individu. 3.
Aliran Konvergensi Aliran yang tampak menengahi kedua pendapat aliran yang  ekstrem
diatas  adalah  Aliran  konvergensi  dengan  tokohnya  yang  terkenal  adalah William  Stern.  Menurut  aliran  konvergensi,  perkembangan  individu  itu
sebenarnya  ditentukan  oleh  kedua  kekuatan  tersebut.  baik  faktor dasarpembawaan  maupun  faktor  lingkunganpendidikan  keduanya  secara
convergent akan
menentukanmewujudkan perkembangan
seseorang individu.
44
Dalam hal ini penulis lebih cenderung ke aliran Konvergensi, karena bagi  ketentuan  perkembangan  potensi  dan  kemampuan  anak  itu  tergantung
dari  faktor  pembawaan  dan  faktor  lingkungannya.  Kedua-duanya  ini  saling berkaitan  dan  tidak  bisa  dipisahkan.  agar  tercapai  perkembangan  potensi
optimum  pada  diri  anak,  maka  peran  dari  orang  tua  disini  sebagai  faktor penentu  arah  potensi  anak  pembawaan  dan  guru  atau  pendidik  lainnya
adalah  faktor  penentu  keberhasilan  perkembangan  kemampuan  atau  potensi anak dari pengaruh lingkungan sekitarnya.
Peran  pendidik  juga  bisa  membantu  perkembangan  potensi  siswa dengan  cara  mengenal  karakteristik  siswa.  Karakteristik  siswa  adalah
keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari  pembawaan  dan  pengalamannya  sehingga  menentukan  pola  aktivitas
dalam meraih cita-citanya.
43
Mujib, op. cit., h. 118
44
Alisuf Sabri, loc.cit.
Setidaknya  ada  tiga  hal  yang  berkaitan  dengan  karakteristik  siswa, yaitu :
1. Karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan awal atau
prerequisite  skills,  yakni  kemampuan  yang  diperlukan  untuk  mencapai tujuan  pembelajaran.  Kemampuan  ini  merupakan  hasil  dari  berbagai
pengalaman masing-masing siswa. 2.
Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang, lingkungan hidup, dan status sosial sociocultural.
3. Karakteristik  yang  berkenaan  dengan  perbedaan-perbedaan  kepribadian,
mencakup kognitif, afektif dan psikomotorik. Pengetahuan  mengenai  karakteristik  siswa  ini  memiliki  arti  yang
cukup  penting  dalam  interaksi  belajar-mengajar.  Terutama  bagi  guru  akan dapat  merekonstruksi  dan  mengorganisasikan  materi  pelajaran  sedemikian
rupa, memilih dan menentukan metode dan media yang lebih tepat, sehingga akan  terjadi  interaksi  dari  masing-masing  komponen  belajar-mengajar  secara
optimal.  Hal  ini  jelas  menantang  guru  untuk  selalu  kreatif  dalam  rangka menciptakan  kegiatan  yang  bervariasi,  agar  masing-masing  individu  siswa
dapat berpartisipasi secara maksimal dalam proses pembelajarannya.
45
Adanya  tantangan  untuk  dapat  menemukan  sistem  serta  metode pendidikan  yang  layak  bagi  anak  berbakat  telah  mendorong  sejumlah  pakar
untuk  berusaha  menemukan  berbagai  standar  keberbakatan.  Adanya  standar pengukuran  kemampuan  skolastik  cenderung  membuat  sejumlah  orang
beranggapan  bahwa  pengukuran  kemampuan  skolastik  ini  dapat  dijadikan landasan  pendidikan  anak-anak  berbakat.  Namun  dengan  diperkenalkannya
konsep  intelegensi  ganda  multiple  intelligence  sejumlah  pakar  mulai mempertanyakan  kembali  standar  pengukuran  kemampuan  skolastik,  dan
standar-standar  pengukuran  kemampuan  lain  yang  dapat  digunakan  untuk menganalisis  bakat  seseorang.  Misalnya  bahwa  pengukuran  kemampuan
seseorang yang memiliki kemampuan yang tinggi pada bidang tertentu dalam
45
Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta, Gaung Persada Press, 2008, Cetakan Pertama, h. 187
budaya tertentu belum tentu memiliki kemampuan yang sama tingginya pada bidang yang sama tapi dalam budaya yang berbeda. Sebagai contoh misalnya,
ada  individu  yang  mampu  menguasai  beberapa  bahasa  Eropa  tetapi mengalami kesulitan untuk mempelajari bahasa Negara-negara belahan dunia
timur.  Ada  juga  individu  yang  mampu  menjadi  pemimpin  pada  budaya masyarakat  tertentu  akan  tetapi  gagal  memimpin  orang  lain  pada  budaya
masyarakat  yang  lainnya.
46
Namun,  jika  ia  terus  berupaya  menyesuaikan kemampuannya  dengan  kondisi  setempat,  mungkin  saja  suatu  saat  ia  akan
memperoleh  keberhasilan  yang  sama  dengan  apa  yang  telah  dicapainya  di budaya  masyarakat  yang  berbeda.  Karenanya  masalah  penyesuaian  diri  ini
juga merupakan hal yang penting dalam pengembangan bakat seseorang, dan pengukuran  kemampuan  seseorang  untuk  menyesuaikan  diri  juga  penting
untuk dikembangkan.
47
                