Pendapat Ulama Setempat Tentang Pembagian Waris Menurut Adat

rata pada semua ahli waris dengan catatan semua pihak keluarga sama-sama ridha untuk membagikan secara kekeluargaan atau bagi rata.. 26 Abd. Kamil mengatakan bahwa dasar hukum yang dipakai dari hukum waris berdasarkan adat Bawean adalah bil-maslahah yaitu demi kemaslahatan semua ahli waris yang menerima harta waris. Hal tersebut ditetapkan dengan adanya musyawarah mufakat dari pihak keluarga yang menerima harta warisan. 27 Dari semua narasumber yang diwawancarai terdapat kesamaan dalam hal dasar hukum yang dipakai. Dasar hukum yang dipakai menganut asas bahwa dalam pembagian harta waris didasarkan adanya kesepakatan, keridhaan, kemaslahatan bagi semua ahli waris sehingga tidak perselisihan kemudian hari. 28

F. Pendapat Ulama Setempat Tentang Pembagian Waris Menurut Adat

Bawean Ulama Bawean berbeda pendapat tentang pembagian harta waris berdasarkan adat Bawean, ada yang setuju untuk membagikan secara langsung dengan pembagian waris adat Bawean secara kekeluaargaan dan ada juga yang mensyaratkan ada penjelasan terlebih dahulu tentang hukum waris Islam baru diselanjutnya apabila mereka tetap bersikukuh untuk melaksanakan secara kekeluaargaan, maka bisa 26 Wawancara pribadi dengan K.H Buang. Bawean, 12 Februari 2011. Wawancara pribadi dengan K.H. Hazin Zainuddin, Bawean, 19 Februari 2011. Wawancara pribadi dengan K.H. Bajuri Yusuf, Bawean, 15 Februari 2011. 27 Wawancara pribadi dengan, Abd. Kamil, Bawean, 22 Februari 2011. 28 Wawancara pribadi dengan K.H. R. Ahmad Buang Aziz, Bawean, 26 Maret 2011. Wawancara pribadi dengan K.H. Bajuri Yusuf, Bawean, 15 Februari 2011. Wawancara pribadi dengan, Abd. Kamil, Bawean, 22 Februari 2011. Wawancara pribadi dengan K.H. Hazin Zainuddin, Bawean, 19 Februari 2011. dilaksanakan dengan menggunakan hukum waris adat Bawean secara kekeluaragaansecara musyawarah mufakat. 29 Menurut K.H. Bajuri Yusuf bahwa pembagian waris secara kekeluargaan bisa langsung dibagikan tanpa harus menjelaskan terlebih dahulu tentang hukum waris Islam. Jadi tergantung dari kesepakatan ahli waris akan dibagi dengan menggunakan hukum waris Islam atau dibaagi menggunakan hukum waris adat secara kekeluargaan. Jadi, cara pembagiaan yang telah disepakati ahli waris ayang akan dilaksanakan. 30 Senada dengan pernyataan di atas, Abd. Kamil menyatakan bahwa pembagian harta waris bisa dibagi langsung sesuai dengan kesepakatan dari pihak keluarga, hdibagi dengan hukum waris adat secara kekeluargaan atau secara hukum waris Islam. 31 Menurut K.H. R. Ahmad Buang Aziz, dan K.H. Hazin Zainuddin menjelaskan bahwa dalam pembagian waris harus mendahulukan hukum waris Islam dahulu, yaitu dengan menjelaskan terlebih dahulu tentang hukum waris Islam. Setelah dijelaskan, maka diadakan kesepakatan akan menggunakan hukum waris apa. Setelah 29 Wawancara pribadi dengan K.H. R. Ahmad Buang Aziz, Bawean, 26 Maret 2011. Wawancara pribadi dengan K.H. Bajuri Yusuf, Bawean, 15 Februari 2011. Wawancara pribadi dengan, Abd. Kamil, Bawean, 22 Februari 2011. Wawancara pribadi dengan K.H. Hazin Zainuddin, Bawean, 19 Februari 2011. 30 Wawancara pribadi dengan K.H. Bajuri Yusuf, Bawean, 15 Februari 2011. 31 Wawancara pribadi dengan Abd. Kamil, Bawean, 22 Februari 2011. disepakati dengan menggunakan hukum waris apa, kemudian bisa dibagi sesuai dengan kesepakatan ahli waris. 32

G. Analisa Penulis