38
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian terdiri dari empat variabel bebas yaitu suhu udara, kelembaban udara, keberadaan ikan pemakan larva dan jarak
penempatan kandang ternak sapi dan satu variabel terikat yaitu kepadatan nyamuk Anopheles sp di dalam rumah. Konsep penelitian hubungan antar
variabel diuraikan sebagai berikut : 1. Suhu Udara
Suhu udara di sekitar rumah adalah salah satu variabel yang dapat mempengaruhi jumlah nyamuk Anopheles sp di dalam rumah karena suhu
udara kisaran 25-27
o
C menyebabkan nyamuk berkembangbiak dengan baik sehingga meningkatkan jumlahnya di dalam rumah. Sebaliknya suhu lebih
dari 27 C menyebabkan umur nyamuk lebih pendek sehingga jumlah
nyamuk di dalam rumah cenderung berkurang. 2. Kelembaban Udara
Kelembaban udara di sekitar rumah merupakan salah satu variabel yang diteliti karena variabel ini berperan dalam meningkatkan atau
mengurangi jumlah nyamuk Anopheles sp di dalam rumah. Kelembaban 60 atau di atas 60 mendukung hidupnya Anopheles sp sehingga
meningkatkan jumlahnya di dalam rumah. Sementara kelembaban dibawah 60 memperpendek umur nyamuk sehingga mengurangi jumlahnya di
dalam rumah.
3. Keberadaan Ikan Pemakan Larva Nyamuk mengalami metamorfosa sempurna mulai dari telur, larva,
pupa dan dewasa. Larva Anopheles sp hanya dapat hidup di dalam air salah satunya di kolam. Sehingga dengan memelihara ikan pemakan larva di
kolam memungkinkan larva nyamuk di makan oleh ikan pemakan larva. Banyaknya larva yang dimakan dapat memutuskan siklus hidup nyamuk
sehingga mengurangi jumlah nyamuk dewasa di dalam rumah. 4. Jarak Penempatan Kandang Ternak Sapi
Keberadaan kandang ternak sapi di sekitar rumah berperan dalam meningkatkan atau menurunkan jumlah Anopheles sp di dalam rumah. Jika
jarak antara kandang sapi dan rumah kurang dari 10 m maka jumlah Anopheles sp di dalam rumah akan meningkat karena bau sapi yang
menyebar hingga ke dalam rumah menyebabkan nyamuk juga masuk ke dalam rumah. Sebaliknya jika jarak kandang berkisar 10-20 m dari rumah
maka sapi berperan sebagai penghalang kontak antara nyamuk dengan manusia karena nyamuk terkonsentrasi untuk menggigit sapi sehingga
jumlah Anopheles sp di dalam rumah cenderung berkurang. Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel yang tidak diteliti yaitu
hujan, angin, ketinggian, sinar matahari, kadar garam air dan tumbuhan bakau. Variabel hujan dan angin tidak diteliti karena ditemukan homogen dalam satu
kabupaten berdasarkan data BMKG Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan ruang lingkup penelitian adalah desa sehingga data yang dihasilkan untuk variabel ini
akan sama. Ketinggian dan sinar matahari tidak diteliti karena ruang lingkup wilayah penelitian kecil yaitu desa sehingga data yang didapatkan akan
homogen. Mengatur kadar garam air payau di rawa-rawa sehingga kadar garam air rawa berkurang juga dapat menurunkan kepadatan nyamuk Anopheles sp.
Namun, berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Purbalingga tahun 2013 pada daerah penelitian yaitu Desa Sidareja
tidak terdapat rawa-rawa sehingga variabel kadar garam air ini tidak diteliti. Sementara tumbuhan bakau tidak diteliti karena pada daerah penelitian tidak
terdapat tumbuhan bakau. Sehingga pada penelitian ini kerangka konsep dirumuskan sebagai berikut :
Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Kepadatan nyamuk Anopheles
sp di
dalam rumah Suhu udara
Kelembaban udara Keberadaan ikan pemakan larva
Jarak penempatan
kandang ternak sapi
B. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional Alat Ukur
Cara Ukur Hasil Ukur
Skala Ukur
Kepadatan nyamuk
Anopheles sp di
dalam rumah
Kepadatan nyamuk Anopheles sp yang
tertangkap di dalam rumah.
Man Hour
Density MHD
= hinggap yang tertangkap
Jumlah penangkap x waktu penangkapan jam
Perhitungan menggunakan
rumus Man Hour Density MHD, yaitu :
Jumlah Anopheles sp yang tertangkap di dalam rumah
dalam satuan ekor per orang per jam.
Rasio
Suhu udara Suhu
udara di
sekitar rumah yang diteliti yang diukur
sebanyak satu kali pada malam hari
berkisar pada pukul 18.00-06.00 WIB.
Temperature and humidity
meter-HTC 2 Observasi
Suhu udara dalam C
Interval
Kelembaban Kandungan uap air
pada udara
di sekitar rumah yang
diteliti yang diukur sebanyak satu kali
pada malam hari berkisar pada pukul
18.00-06.00 WIB. Temperature
and humidity meter-HTC 2
Observasi Kelembaban dalam
Interval
Keberadaan ikan pemakan
larva Ada atau tidaknya
ikan pemakan larva yaitu ikan kepala
timah, gambusia,
nila, mujair
dan karper pada kolam
ikan di rumah yang diteliti.
Lembar observasi
Observasi 1. Ada
2. Tidak ada Ordinal