Pengukuran Kepadatan Nyamuk Analisis Kepadatan Nyamuk Anopheles sp di dalam Rumah Berdasarkan Lingkungan di Desa Sidareja, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga Tahun 2015

38 BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian terdiri dari empat variabel bebas yaitu suhu udara, kelembaban udara, keberadaan ikan pemakan larva dan jarak penempatan kandang ternak sapi dan satu variabel terikat yaitu kepadatan nyamuk Anopheles sp di dalam rumah. Konsep penelitian hubungan antar variabel diuraikan sebagai berikut : 1. Suhu Udara Suhu udara di sekitar rumah adalah salah satu variabel yang dapat mempengaruhi jumlah nyamuk Anopheles sp di dalam rumah karena suhu udara kisaran 25-27 o C menyebabkan nyamuk berkembangbiak dengan baik sehingga meningkatkan jumlahnya di dalam rumah. Sebaliknya suhu lebih dari 27 C menyebabkan umur nyamuk lebih pendek sehingga jumlah nyamuk di dalam rumah cenderung berkurang. 2. Kelembaban Udara Kelembaban udara di sekitar rumah merupakan salah satu variabel yang diteliti karena variabel ini berperan dalam meningkatkan atau mengurangi jumlah nyamuk Anopheles sp di dalam rumah. Kelembaban 60 atau di atas 60 mendukung hidupnya Anopheles sp sehingga meningkatkan jumlahnya di dalam rumah. Sementara kelembaban dibawah 60 memperpendek umur nyamuk sehingga mengurangi jumlahnya di dalam rumah. 3. Keberadaan Ikan Pemakan Larva Nyamuk mengalami metamorfosa sempurna mulai dari telur, larva, pupa dan dewasa. Larva Anopheles sp hanya dapat hidup di dalam air salah satunya di kolam. Sehingga dengan memelihara ikan pemakan larva di kolam memungkinkan larva nyamuk di makan oleh ikan pemakan larva. Banyaknya larva yang dimakan dapat memutuskan siklus hidup nyamuk sehingga mengurangi jumlah nyamuk dewasa di dalam rumah. 4. Jarak Penempatan Kandang Ternak Sapi Keberadaan kandang ternak sapi di sekitar rumah berperan dalam meningkatkan atau menurunkan jumlah Anopheles sp di dalam rumah. Jika jarak antara kandang sapi dan rumah kurang dari 10 m maka jumlah Anopheles sp di dalam rumah akan meningkat karena bau sapi yang menyebar hingga ke dalam rumah menyebabkan nyamuk juga masuk ke dalam rumah. Sebaliknya jika jarak kandang berkisar 10-20 m dari rumah maka sapi berperan sebagai penghalang kontak antara nyamuk dengan manusia karena nyamuk terkonsentrasi untuk menggigit sapi sehingga jumlah Anopheles sp di dalam rumah cenderung berkurang. Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel yang tidak diteliti yaitu hujan, angin, ketinggian, sinar matahari, kadar garam air dan tumbuhan bakau. Variabel hujan dan angin tidak diteliti karena ditemukan homogen dalam satu kabupaten berdasarkan data BMKG Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan ruang lingkup penelitian adalah desa sehingga data yang dihasilkan untuk variabel ini akan sama. Ketinggian dan sinar matahari tidak diteliti karena ruang lingkup wilayah penelitian kecil yaitu desa sehingga data yang didapatkan akan homogen. Mengatur kadar garam air payau di rawa-rawa sehingga kadar garam air rawa berkurang juga dapat menurunkan kepadatan nyamuk Anopheles sp. Namun, berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Purbalingga tahun 2013 pada daerah penelitian yaitu Desa Sidareja tidak terdapat rawa-rawa sehingga variabel kadar garam air ini tidak diteliti. Sementara tumbuhan bakau tidak diteliti karena pada daerah penelitian tidak terdapat tumbuhan bakau. Sehingga pada penelitian ini kerangka konsep dirumuskan sebagai berikut : Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Kepadatan nyamuk Anopheles sp di dalam rumah Suhu udara Kelembaban udara Keberadaan ikan pemakan larva Jarak penempatan kandang ternak sapi

B. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Kepadatan nyamuk Anopheles sp di dalam rumah Kepadatan nyamuk Anopheles sp yang tertangkap di dalam rumah. Man Hour Density MHD = hinggap yang tertangkap Jumlah penangkap x waktu penangkapan jam Perhitungan menggunakan rumus Man Hour Density MHD, yaitu : Jumlah Anopheles sp yang tertangkap di dalam rumah dalam satuan ekor per orang per jam. Rasio Suhu udara Suhu udara di sekitar rumah yang diteliti yang diukur sebanyak satu kali pada malam hari berkisar pada pukul 18.00-06.00 WIB. Temperature and humidity meter-HTC 2 Observasi Suhu udara dalam C Interval Kelembaban Kandungan uap air pada udara di sekitar rumah yang diteliti yang diukur sebanyak satu kali pada malam hari berkisar pada pukul 18.00-06.00 WIB. Temperature and humidity meter-HTC 2 Observasi Kelembaban dalam Interval Keberadaan ikan pemakan larva Ada atau tidaknya ikan pemakan larva yaitu ikan kepala timah, gambusia, nila, mujair dan karper pada kolam ikan di rumah yang diteliti. Lembar observasi Observasi 1. Ada 2. Tidak ada Ordinal