kelembaban relatif menyebabkan risiko kejadian malaria yang lebih tinggi. Pada daerah ini rata-rata kelembaban udara adalah 69,16 tidak berbeda jauh
dengan rata-rata kelembaban udara yang ditemukan di daerah penelitian yaitu 64,91. Sehingga dapat dikatakan daerah penelitian rentan terhadap risiko
kejadian malaria karena kelembaban udaranya mendukung hidupnya nyamuk Anopheles sp dan ditemukan berhubungan dengan kepadatan Anopheles sp di
dalam rumah.
E. Gambaran Keberadaan Ikan Pemakan Larva dan Hubungannya dengan Kepadatan Nyamuk
Anopheles sp di dalam Rumah
Pada daerah penelitian 24 rumah 72,7 ditemukan tidak terdapat ikan pemakan larva dan hanya 9 rumah 27,3 yang terdapat ikan pemakan larva.
Ikan pemakan larva yang ditemukan adalah mujair, karper dan nila. Berdasarkan hasil uji mann-whitney didapatkan nilai p sebesar 0,037 p0,05.
Hal ini berarti terdapat hubungan antara keberadaan ikan pemakan larva di kolam ikan dengan kepadatan nyamuk Anopheles sp di dalam rumah. Rumah
yang tidak terdapat ikan pemakan larva rata-rata kepadatan Anopheles sp di dalam rumah yang ditemukan adalah 0,20 ekororangjam.
Menurut Datau dkk 2000 keberadaan berbagai jenis ikan pemakan larva seperti ikan kepala timah panchax spp, gambusia, nila dan mujair akan
mempengaruhi populasi nyamuk. Sejalan dengan penelitian Adnyana dan Willa 2013 bahwa jenis fauna yang dijumpai hidup bersama larva
Anopheles sp di Desa Weepaboda diantaranya adalah ikan karper dan ikan nila dimana fauna ini dimanfaatkan sebagai musuh alami untuk mengurangi
populasi vektor malaria. Sesuai dengan hasil penelitian dimana kepadatan
Anopheles sp mencapai angka 0 pada rumah yang terdapat ikan pemakan larva.
Keberadaan ikan pemakan larva di kolam ikan dapat mengurangi kepadatan Anopheles sp di dalam rumah sehingga berpotensi menurunkan
transmisi malaria. Menurut Chandra 2009 rantai penularan malaria dapat diputus dengan manipulasi lingkungan agar populasi nyamuk Anopheles
berkurang. Salah satunya dengan menggunakan predator berupa pemeliharaan ikan di kolam-kolam. Penelitian Sulistiyani 2012 menunjukkan bahwa
keberadaan ikan pemakan larva nyamuk di kolam berhubungan dengan kejadian malaria. Mereka yang pada rumahnya tidak terdapat keberadaan ikan
pemakan larva berisiko terkena malaria 3,25 kali lebih besar dibandingkan yang terdapat ikan pemakan larva nyamuk di kolam.
Oleh sebab itu diperlukan adanya pemeliharaan ikan pemakan larva di sekitar rumah dalam menurunkan kepadatan nyamuk Anopheles sp di dalam
rumah. Ikan tersebut berupa kepala timah, gambusia, nila dan mujair. Pemeliharaan ikan ini akhirnya berpotensi untuk menurunkan kejadian
malaria.
F. Gambaran dan Perbedaan Kepadatan Nyamuk Anopheles sp dalam
Rumah Berdasarkan Jarak Penempatan Kandang Ternak Sapi
Menurut Hakim dan Ipa 2007 keberadaan kandang ternak besar sebagai cattle barrier yang ditempatkan di antara habitat atau perkembangbiakkan
nyamuk dan pemukiman penduduk dapat mengurangi jumlah nyamuk yang menggigit manusia. Keberadaaan ternak sapi dapat mengurangi gigitan
nyamuk pada manusia jika dikandangkan tidak jauh dari rumah Datau dkk, 2000. Hal ini berarti adanya kandang ternak sapi di sekitar rumah dapat