Anopheles sp mencapai angka 0 pada rumah yang terdapat ikan pemakan larva.
Keberadaan ikan pemakan larva di kolam ikan dapat mengurangi kepadatan Anopheles sp di dalam rumah sehingga berpotensi menurunkan
transmisi malaria. Menurut Chandra 2009 rantai penularan malaria dapat diputus dengan manipulasi lingkungan agar populasi nyamuk Anopheles
berkurang. Salah satunya dengan menggunakan predator berupa pemeliharaan ikan di kolam-kolam. Penelitian Sulistiyani 2012 menunjukkan bahwa
keberadaan ikan pemakan larva nyamuk di kolam berhubungan dengan kejadian malaria. Mereka yang pada rumahnya tidak terdapat keberadaan ikan
pemakan larva berisiko terkena malaria 3,25 kali lebih besar dibandingkan yang terdapat ikan pemakan larva nyamuk di kolam.
Oleh sebab itu diperlukan adanya pemeliharaan ikan pemakan larva di sekitar rumah dalam menurunkan kepadatan nyamuk Anopheles sp di dalam
rumah. Ikan tersebut berupa kepala timah, gambusia, nila dan mujair. Pemeliharaan ikan ini akhirnya berpotensi untuk menurunkan kejadian
malaria.
F. Gambaran dan Perbedaan Kepadatan Nyamuk Anopheles sp dalam
Rumah Berdasarkan Jarak Penempatan Kandang Ternak Sapi
Menurut Hakim dan Ipa 2007 keberadaan kandang ternak besar sebagai cattle barrier yang ditempatkan di antara habitat atau perkembangbiakkan
nyamuk dan pemukiman penduduk dapat mengurangi jumlah nyamuk yang menggigit manusia. Keberadaaan ternak sapi dapat mengurangi gigitan
nyamuk pada manusia jika dikandangkan tidak jauh dari rumah Datau dkk, 2000. Hal ini berarti adanya kandang ternak sapi di sekitar rumah dapat
mengurangi kepadatan nyamuk Anopheles di dalam rumah yang menggigit manusia namun harus pada jarak yang sesuai. Jika jarak penempatan kandang
ternak sapi dan rumah terlalu dekat maka kepadatan nyamuk Anopheles dalam rumah akan meningkat.
Pada daerah penelitian sebanyak 22 rumah 66,7 berada pada jarak 21- 50 m dari kandang ternak sapi. Hasil analisis menggunakan uji kruskal wallis
didapatkan nilai p 0,000, artinya ada perbedaan kepadatan nyamuk Anopheles sp dalam rumah berdasarkan jarak penempatan kandang ternak sapi sebagai
cattle barrier malaria. Kepadatan Anopheles sp dalam rumah tertinggi ditemukan pada rumah yang berjarak kurang dari 10 m dari kandang ternak
sapi yaitu 0,81 ekororangjam dan terendah pada rumah yang berjarak 10-20 m dari kandang yaitu 0,02 ekororangjam.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sarwoko dkk 2010 dimana kepadatan Anopheles dalam rumah ditemukan berbeda berdasarkan jarak
penempatan kandang ternak dengan kepadatan tertinggi ada pada rumah yang berjarak kurang dari 10 m dari kandang ternak. Menurut Qorib 2005 rumah
yang berjarak kurang dari 10 m dari kandang ternak besar banyak didatangi Anopheles akibat adanya bau ternak yang menyebar ke dalam rumah sehingga
nyamuk juga masuk ke dalam rumah. Menurut Erdinal dkk 2006 penempatan kandang ternak besar seperti sapi
di sekitar rumah diperlukan sebagai cattle barrier malaria agar sebelum nyamuk menggigit manusia nyamuk terlebih dahulu mengigit binatang.
Namun penempatan kandang ternak sapi sebagai cattle barrier harus berada pada jarak yang sesuai. Menurut Kementan RI penempatan kandang ternak