Perbedaan Analisis Kepadatan Nyamuk Anopheles sp di dalam Rumah Berdasarkan Lingkungan di Desa Sidareja, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga Tahun 2015

penelitian dimana pada kelembaban udara di bawah 60 grafik kepadatan Anopheles sp di dalam rumah mencapai angka 0. Berdasarkan hasil uji korelasi pearson didapatkan nilai p = 0,028 dan nilai koefisien korelasi r 0,382 yang artinya kelembaban udara berhubungan dengan kepadatan nyamuk Anopheles sp di dalam rumah dengan kekuatan hubungan sedang ke arah positif. Hal ini berarti semakin meningkat kelembaban udara maka kepadatan nyamuk Anopheles sp dalam rumah juga semakin meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Mofu 2013 dimana kelembaban udara berhubungan ke arah positif dengan kepadatan Anopheles. Kepadatan Anopheles tertinggi 4,1 ekororangjam ditemukan pada kelembaban udara 85,3 dan terendah 1 ekororangjam pada kelembaban 78,5 dan 76. Kepadatan terjadi seiring meningkatnya kelembaban udara sebaliknya jika kelembaban menurun maka kepadatan Anopheles juga turun. Suwito dkk 2010 juga menyebutkan bahwa kelembaban udara berhubungan dengan kepadatan nyamuk Anopheles. Dalam penelitian ini kepadatan Anopheles ditemukan 40,5 dipengaruhi oleh kelembaban udara. Kelembaban udara yang mempengaruhi kepadatan Anopheles di dalam rumah akhirnya juga mempengaruhi kejadian malaria. Berdasarkan penelitian Devi dan Jauhari 2006 kelembaban udara berhubungan dengan kejadian malaria dengan korelasi positif yaitu semakin meningkat kelembaban udara maka kejadian malaria juga akan meningkat. Sesuai dengan penelitian Zacarias dan Andersson 2011 bahwa kelembaban udara berhubungan dengan kejadian malaria dimana kelembaban udara yang meningkat 1 dari kelembaban relatif menyebabkan risiko kejadian malaria yang lebih tinggi. Pada daerah ini rata-rata kelembaban udara adalah 69,16 tidak berbeda jauh dengan rata-rata kelembaban udara yang ditemukan di daerah penelitian yaitu 64,91. Sehingga dapat dikatakan daerah penelitian rentan terhadap risiko kejadian malaria karena kelembaban udaranya mendukung hidupnya nyamuk Anopheles sp dan ditemukan berhubungan dengan kepadatan Anopheles sp di dalam rumah.

E. Gambaran Keberadaan Ikan Pemakan Larva dan Hubungannya dengan Kepadatan Nyamuk

Anopheles sp di dalam Rumah Pada daerah penelitian 24 rumah 72,7 ditemukan tidak terdapat ikan pemakan larva dan hanya 9 rumah 27,3 yang terdapat ikan pemakan larva. Ikan pemakan larva yang ditemukan adalah mujair, karper dan nila. Berdasarkan hasil uji mann-whitney didapatkan nilai p sebesar 0,037 p0,05. Hal ini berarti terdapat hubungan antara keberadaan ikan pemakan larva di kolam ikan dengan kepadatan nyamuk Anopheles sp di dalam rumah. Rumah yang tidak terdapat ikan pemakan larva rata-rata kepadatan Anopheles sp di dalam rumah yang ditemukan adalah 0,20 ekororangjam. Menurut Datau dkk 2000 keberadaan berbagai jenis ikan pemakan larva seperti ikan kepala timah panchax spp, gambusia, nila dan mujair akan mempengaruhi populasi nyamuk. Sejalan dengan penelitian Adnyana dan Willa 2013 bahwa jenis fauna yang dijumpai hidup bersama larva Anopheles sp di Desa Weepaboda diantaranya adalah ikan karper dan ikan nila dimana fauna ini dimanfaatkan sebagai musuh alami untuk mengurangi populasi vektor malaria. Sesuai dengan hasil penelitian dimana kepadatan