3 Wilayah nodal, menekankan perbedaan dua komponen-komponen wilayah yang terpisah berdasarkan fungsinya. konsep wilayah nodal diumpamakan sebagai suatu
”sel hidup” yang mempunyai inti dan plasma. Inti adalah pusat-pusat pelayananpemukiman, sedangkan plasma adalah daerah belakang hinterland;
4 Wilayah sebagai sistem, dilandasi atas pemikiran bahwa komponen-komponen di suatu wilayah memiliki keterkaitan dan ketergantungan satu sama lain dan tidak
terpisahkan; 5 Wilayah perencanaan adalah wilayah yang dibatasi berdasarkan kenyataan terdapatnya sifat-sifat tertentu pada wilayah baik akibat sifat alamiah
maupun non alamiah sehingga perlu perencanaan secara integral; 6 Wilayah administratif-politis, berdasarkan pada suatu kenyataan bahwa wilayah berada dalam
satu kesatuan politis yang umumnya dipimpin oleh suatu sistem birokrasi atau sistem kelembagaan dengan otonomi tertentu. wilayah yang dipilih tergantung dari jenis
analisis dan tujuan perencanaannya. Sering pula wilayah administratif ini sebagai wilayah otonomi. Artinya suatu wilayah yang mempunyai suatu otoritas melakukan
keputusan dan kebijaksanaan sendiri-sendiri dalam pengelolaan sumberdaya- sumberdaya didalamnya.
2.6. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Rika tahun 2007, yang berjudul “Dampak Proyek MCRMP Marine and Coastal Resources Management Project Terhadap
Pengembangan Wilayah Desa Gambus Laut Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Asahan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Proyek MCRMP berdampak cukup
Universitas Sumatera Utara
signifikan terhadap jumlah produksi ikan, harga jual ikan dan pendapatan masyarakat, pengembangan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat serta pengembangan wilayah
di desa Gambus Laut Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Asahan. Dampak proyek ini antara lain berpengaruh terhadap kenaikan jumlah produksi ikan, harga jual ikan dan
pendapatan masyarakat. Selain itu peranan institusi yang semakin meningkat, khususnya kelompok nelayan yang berakibat terhadap peningkatan aktivitas ekonomi
yang secara bersama-sama mengakibatkan pengemangan wilayah Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Asahan.
Hasil penelitian Kaharu dan kawan-kawan tahun 2000 tentang “Pemberdayaan LKMD Bagi Pembangunan Masyarakat Lokal Studi Kasus di Kota
Gorontalo” menunjukkan bahwa: 1.
Pemberdayaan LKMD Kota Gorontalo bagi pembangunan masyarakat lokal di lihat dari segi perencanaan, pelaksanaan maupun pengendalian telah menunjukkan
tanda-tanda yang menggembirakan. Hal ini ditandai dengan adanya upaya mereka dalam menyusun perencanaan pembangunan setelah melewati proses pertemuan,
rapat atau musyawarah. Kegiatan seperti ini sebagai perwujudan upaya meningkatkan kesatuan visi dalam hal melihat sifat dan luasnya masalah, sekaligus
memecahkannya. 2.
Dalam rangka peningkatan kemampuannya, LKMD Kota Gorontalo selalu berusaha untuk memanfaatkan segala potensi yang ada, berupa sumber daya
manusia seperti tingkat pendidikan, pengalaman, tokoh masyarakat atau sesepuh
Universitas Sumatera Utara
desa, sumber daya alam serta sumber dana seperti bantuan desa Bandes, jarring pengaman sosial JPS serta swadaya gotong royong masyarakat.
3. Dalam rangka peningkatan integritas, LKMD Kota Gorontalo berusaha untuk
melaksanakan setiap rencana pembangunan yang telah disetujui bersama dengan cara ikut serta dalam pengendalian pembangunan bersama Pembina maupun
dinasinstansi terkait lainnya. 4.
Bahwa LKMD Kota Gorontalo telah mampu menginterventarisir sekaligus mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi pemberdayaan maupun tingkat
keberdayaannya, seperti kualitas sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya, kesejateraan dan moral.
5. Bahwa LKMD Kota Gorontalo telah mampu mengemukakan kritik secara berani
dan transparan tentang kelemahan LKMD selama ini serta mengemukakan saran- saran dalam rangka pemberdayaan maupun tingkat keberdayaannya baik
menyangkut pengurus, pembina maupun sumber daya lainnya. 6.
Bahwa pemberdayaan LKMD Kota Gorontalo bagi pembangunan masyarakat lokal, cenderung mempengaruhi perluasan kesempatan kerja, pemerataan
pendapatan maupun peningkatan pendapatan, yang sifatnya temporer dan terbatas pada mereka yang memiliki keterampilan tertentu saja.
7. Bahwa hasil penelitian ini belum cukup untuk menjawab seluruh pertanyaan
penelitian tentang pemberdayaan LKMD bagi pembangunan masyarakat lokal do Kota Gorontalo.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian Josua 2007, dalam penelitiannya berjudul “Pola Kemitraan dalam Praktek Tanggung Jawab Sosial Perusahaan pada Program Community Development
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Di Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir”, menyimpulkan bahwa motif utama PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. menggulirkan
kebijakan paradigma baru sebagai deskripsi tanggung jawab sosialnya adalah untuk mengamankan operasional pabrik. Sehingga motif tersebut mengaburkan aspek
kerelaan voluntarism dan kemitraan yang dibangun atas dasar hubungan sub ordinasi, di mana masing-masing partisipan memiliki status, kemampuan dan
kekuatan yang tidak seimbang. Yayasan yang dibentuk idealnya adalah merupakan representasi dari sektor sukarela voluntary yang berperan sebagai agen pembaharu
change agent untuk mendinamisasi program dalam rangka pemberdayaan masyarakat, namun kenyataannya lebih cenderung sebagai korporasi negara.
2.7. Kerangka Pemikiran
Berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian dan tujuan penelitian, maka dalam hal ini dapat digambarkan kerangka pemikiran yang menjelaskan bagaimana
pengaruh program kegiatan percepatan pembangunan daerah tertinggal dan khusus P2DTK terdiri dari: kemandirian masyarakat, potensi wilayah, integrasi ekonomi
dan daerah khusus terhadap pengembangan wilayah Kabupaten Aceh Besar.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran
2.8. Hipotesis Penelitian