BAB II BIOGRAFI IBNUL QAYYIM AL-JAUZIYA
H
A. Riwayat Hidup Ibnul Qayyim Al-Jauziyah
1. Seketsa kehidupan dan wafatnya
Nama lengkapnya adalah Abu ‘Abdullah Syamsuddin Muhammad Abu Bakr bin Ayyub bin Sa’d bin Huraiz bin Makki Zainuddin az-Zur’i ad-Dimasyqi
dan dikenal dengan nama Ibnul Qayyim al-Jauziyah. Dia dilahirkan pada tanggal 7 Shafar tahun 691 H. Dia tumbuh dewasa
dalam suasana ilmiah yang kondusif. Ayahnya adalah kepala sekolah al-Jauziyah di Dimasyq Damaskus selama beberapa tahun. Karena itulah, sang ayah
mendapat gelar Qayyim al-Jauziyah. Sebab itu pula sang anak dikenal di kalangan ulama dengan nama Ibnu Qayyim al-Jauziyah.
Dia memiliki keinginan yang sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Tekad luar biasa dalam mengkaji dan menelaah sejak masih muda belia. Dia
memulai perjalanan ilmiahnya pada usia tujuh tahun. Allah mengkaruniainya bakat melimpah yang ditopang dengan daya akal luas, pikiran cemerlang, daya
hapal mengagumkan, dan energi yang luar biasa. Karena itu, tidak mengherankan jika dia ikut berpartisipasi aktif dalam berbagai lingkaran ilmiah para guru
syaikh dengan semangat keras dan jiwa energis untuk menyembuhkan rasa haus dan memuaskan obsesinya terhadap ilmu pengetahuan. Sebab itu, dia menimba
ilmu dari setiap ulama spesialis sehingga dia menjadi ahli dalam ilmu-ilmu Islam dan mempunyai andil besar dalam berbagai disiplin ilmu.
12
Kitab-kitab biografi sepakat bahwa Ibnul Qayyim al-Jauziyah wafat pada malam Kamis setelah azan Isya’, tanggal 13 Rajab tahun 751H. Dia dishalati
setelah shalat Zhuhur keesokan harinya di Mesjid al-Umawi, kemudian di Mesjid Jarah dan dimakamkan di perkuburan al-Bab ash-Shaghir dekat makam ibunya di
Damaskus.
1
2. Para guru-guru dan
murid-muridnya
Adapun guru-gurunya, Ibnul Qayyim telah berguru pada sejumlah ulama terkenal. Mereka inilah yang memiliki pengaruh dalam pembentukan pemikiran dan
kematangan ilmiahnya. Inilah nama guru-guru Ibnul Qayyim.
1. Ayahnya Abu Bakr bin Ayyub Qayyim al-Jauziyah di mana Ibnul Qayyim mempelajari ilmu faraid. Ayahnya memiliki ilmu mendalam
tentang faraid. 2. Imam al-Harran, Ismail bin Muhammad al-Farra’, guru mazhab Hanbali
di Dimasyq. Ibnu Qayyim belajar padanya ilmu faraid sebagai kelanjutan dari apa yang diperoleh dari ayahnya dan ilmu fikih.
3. Syarafuddin bin Taimiyyah, saudara Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyyah. Dia menguasai berbagai disiplin ilmu.
4. Badruddin bin Jama’ah. Dia seorang imam masyhur yang bermazhab Syafi’i, memiliki beberapa karangan
5. Ibnu Muflih, seorang imam masyhur yang bermazhab Hanbali. Ibnul Qayyim berkata tentang dia, “Tak seorang pun di bawah kolong langit ini
yang mengetahui mazhab imam Ahmad selain Ibnu Muflih.”
1
Ibnul Qayyim al-Jauziyah, ar-Ruh Beirut : Daarul Fikr, 2005 hal 5
13
6. Imam al-Mazi, seorang imam yang bermazhab Syafi’i. Di samping itu, dia termasuk imam ahli hadits dan penghafal hadits generasi terakhir.
7. Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyyah Ahmad bin al-Halim bin Abdussalam an-Numairi. Dia memiliki pengaruh sangat besar dalam kematangan ilmu
Ibnu Qayyim. Ibnu Qayyim menyertainya selama tujuh belas tahun, sejak dia menginjakkan kakinya di Damaskus hingga wafat. Ibnul Qayyim
mengikuti dan membela pendapat Ibnu Taimiyyah dalam beberapa masalah. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya penyiksaan yang
menyakitkan dari orang-orang fanatik dan taklid kepada keduanya, sampai-sampai dia dan Ibnu Taimiyyah dijebloskan ke dalam penjara dan
tidak dibebaskan kecuali setelah kematian Ibnu Taimiyyah. Adapun murid-muridnya Ibnul Qayyim antara lain:
1. Al-Burhan Ibnu Qayyim. Dia adalah putra Burhanuddin Ibrahim,
seorang ulama nahwu dan fikih yang pandai. Dia belajar dari ayahnya. Dia telah berfatwa, mengajar, dan namanya dikenal.
Metodenya sama dengan sang ayah. Dia memiliki keahlian dalam bidang tata bahasa Arab. Karena itu, dia menulis komentar atas kitab
Ãlfîyâh Ibni Malik. Kitab komentar syârh itu dia namakan Irsyâd al- Sâlîk îlâ Hâllî Alfîyâh Ibni Malik.
2. Ibnu Katsir. Dia adalah Ismail ‘Imaduddin Abu al-Fida’ bin ‘Umar
bin Katsir ad- Dimasyqi asy-Syafi’i, seorang imam hafizh yang terkenal.
14
3. Ibnu Rajab. Dia adalah Abdurrahman Zainuddin Abu al-Faraj bin
Ahmad bin Abdurrahman yang biasa digelar dengan Rajab al- Hanbali. Dia memiliki beberapa karangan yang bermanfaat.
4. Syarafuddin Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Dia adalah putra Abdullah bin
Muhammad. Dia sangat brilian. Dia mengambil alih pengajaran setelah ayahnya wafat di ash- Shadriyah.
5. As-Subki. Dia adalah Ali Abdulkafi bin Ali bin Tammam as-Subki
Taqiyuddin Abu al-Hasan. 6.
Adz-Dzahabi. Dia adalah Muhammad bin Ahmad bin ‘Usman bin Qayimaz adz- Dzahabi at-Turkmani asy-Syafi’i. Dia adalah seorang
imam, hafizh yang memiliki banyak karangan dalam hadits dan Iain- lain.
7. Ibnu Abdulhadi. Dia adalah Muhammad Syamsuddin Abu Abdullah
bin Ahmad bin Abdulhadi al-Hanbali. Dia adalah seorang hafizh yang kritis.
8. An-Nablisi. Dia adalah Muhammad Syamsuddin Abu Abdullah an-
Nablisi al- Hanbali. Dia mempunyai beberapa karangan, di antaranya kitab M
ȗkhtâshâr Tabaqat al-Hanâbilah. 9.
Al-Ghazi. Dia adalah Muhammad bin al-Khudhari al-Ghazi asy- Syafi’i. Nasabnya sampai kepada Zubair bin Awwam r.a.
15
10. Al-Fairuzabadi. Dia adalah Muhammad bin Ya’qub al-Fairuzabadi
asy-Syafi’i. Dia pengarang sebuah kamus dan karangan-karangan lain yang baik.
6
3. KARYA-KARYA IBNU QAYYIM AL-JAUZIYAH