tentang seseorang, lalu yang ditanya menjawab, “dia sudah meninggal sebelumku”, maka mereka berkata, Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Rupanya
dibawa pergi ke induk neraka jahannam. Induknya menjadi buruk, begitu pula masuk kedalamnya.
20
Pemahaman ke dua hadis di atas menurut Ibnul Qayyim alam kubur adalah alam setelah manusia meninggalkan dunia. Alam ini dapat disebut alam
penat. Di sana, manusia haya menempati ruangan gelap, kumuh, dan penuh dengan berbagai binatang melata yang memakan daging dan jasad manusia yang
sudah terkubur, seperti cacing dan belatung. Hal ini akan berlangsung hingga datang hari kiamat.
21
Hanya amal kebaikan yang dapat menjadi penerang dan teman di dalam kuburnya, juga dapat menghindarkannya dari berbagai fitnah kubur. Namun, jika
amal yang dibawanya adalah keburukan, maka buruk pulalah suasana yang akan mengiringi hari-harinya. Perjalanan menjadi terasa berat. Seseorang akan
menjalani masa-masa tahanan di penjara kubur dengan tersiksa dan menyakitkan.
Alam kubur dapat merupakan suatu taman dari taman-taman surga bagi orang yang beruntung, dan merupakan lubang dari lubang-lubang neraka bagi
orang yang penuh dengan dosa.
22
3. Teks hadis ke delapan
20
Ibnul Qayyim al-Jauziyah, ar-Ruh hal 30
21
Ibnul Qayyim al-Jauziyah, ar-Ruh hal 33
22
Ali Muhammad Lagha, Perjalanan Kematian Serambi. Jakarta : 2002, hal 120
67
ﺎ أ ﺪ
ﺪ و مدأ
مْﻮ ﺔ ﺎ ْا
و ﺮْ
, و
يﺪ ﺑ ءاﻮ
ﺪْ ْا و
ﺮْ ﺎ و
ْ ﺬﺌ ْﻮ
مدا ْ
اﻮ إ
ْ اﻮ
, ﺎ أو
لوأ ْ
ْ ْ
ضْرﻷْا و
ﺮْ
. Artinya : “Aku pemimpin anak Adam pada hari kiamat dan ini bukan
suatu kebanggaan. Tidaklah ada seorang nabi pada hari itu, Adam dan lainnya berada dibawah benderaku, aku adalah orang yang pertama kali dikeluarkan
dari bumi dan ini bukan suatu kebanggaan.”
23
4. Teks Hadis Ke Sembilan
أ ن
حاوْرأ ءاﺪﻬ ا
ﺮْﻀ ﺮْﻃ ْ
ﺮ ﺛ ﺔ ْا
Artinya : “Sesunguhnya bahwa ruh para syuhada berada di dalam seekor burung yang berwarna hijau, bergantung pada buah surga.
24
Dari sini diketahui bahwa ruh membentuk rupa tertentu di badan, yang membedakannya dengan yang lain. Ia berpengaruh dan berpindah dari badan
sebagaimana badan yang juga bisa mempengaruhi dan beralih pada ruh itu. Badan yang baik dan buruk memperoleh hasil kebaikan dan keburukannya, dan
ruh yang baik dan yang buruk memperoleh hasil dari kebaikkan atau keburukkan badan.
Hadis ini menerangkan bahwa ruh para syuhada itu setelah meninggal berada dalam seekor burung mendapatkan kenikmatan surga terus menerus
hingga akhir kiamat. Menurut Ibn Qayyim, terdapat lebih daripada seratus dalil
23
Ibnul Qayyim al-Jauziyah, ar-Ruh hal 51.
24
Ibnul Qayyim al-Jauziyah, ar-Ruh hal 54.
68
yang menceritakan perihal keberadaan ruh setelah berpisah dengan jasad. Nabi s.a.w. memberitahu tentang tempat kembali ruh yang baik ialah di ‘Illiyyin dan
tempat kembali ruh yang jahat ialah di Sijjin. Baginda juga menceritakan bahwa ruh para syuhada’ ditempatkan di dalam perut burung hijau melewati sungai-
sungai di syurga dan dapat pula menikmati buah-buahan syurga. Sebaliknya yang terjadi kepada ruh para pengikut Firaun adalah mereka semua akan dibawa ke
neraka setiap pagi dan petang sebelum datangnya hari Kiamat.
5. Teks Hadis Ke Sepuluh
ذإ ا
و ْﺆ ْا
ﺪْ لْﻮ
ضْرﻷا :
ْنإ ْآ
ﺎ ْ ْ إ
ْأو ﻰ
ىﺮْﻬ ْﻜ
اذإ تْﺮ
مْﻮ ْا ْ ﺑ
, ﻚْرﺄ
ﺎ ْ أ
ﻚﺑ ,
ْ ﺮْ
ﺪ ﺮﺼﺑ
لﺎ و لْﻮ ر
ﷲا ﻰ
ﷲا ْ
و :
اذإ و
ﺮ ﺎﻜْا ﺮْ
ﺎ أ ﺮﻜْ
و ﺮْﻜ
ﺎ ْ ن ْﻮ
: ْ
ﻚﺑر :
لْﻮ ْيرْدأ
. ن ْﻮ
: ْرد
, نﺎﺑﺮْﻀ
ﺔﺑْﺮ ﺮْ
ادﺎ ر ,
ﺛ دﺎ
ْ ,
لﺎ :
ﺎ ﻚ ْﻮ
اﺬه ؟ ﺟﺮ ا
لﻮ يأ
؟ ﺟر ن ﻮ
: ﺪ
ﻰ ﷲا
و لﻮ
: لﺎ
سﺎ ا إ
لْﻮ ر ﷲا
ﻰ ﷲا
ْ و
, ﺎﺑﺮْﻀ
ﺔﺑْﺮ ﻰ
ﷲا ْ
و .
ﺎﺑﺮْﻀ ﺔﺑْﺮ
ﺮْﺼ ادﺎ ر
Artinya : “Jika orang mu’min diletakkan dalam liang kuburnya, maka tanah berkata kepadanya, “ Engkau benar-benar orang yang kucintai.
Sebelumnya engkau berada di atas punggungku, maka bagaimana jika sekarang engkau berada didalam perutku, agar aku memperlihatkan apa yang akan aku
perbuat terhadap dirimu?” Kuburnya dilapangkan sejauh mata memandang.” Rasulullah SAW juga bersabda, jika orang kafir diletakkan di dalam kuburnya,
69
maka malaikat munkar dan nakir mendatanginya, mendudukannya lalu bertanya kepadanya, “Siapa Rabbmu?” “Aku tidak tahu,” jawabnya. Keduanya berkata :
“Memang engkau tidak tahu.” Lalu keduanya memukul orang kafir itu sekali pukulan hinga menjadi abu. Kemudian dikembalikan lagi dan didudukkan. Dia
ditanya, “Siapa orang ini?” “Orang yang mana?” dia balik bertanya. “Muhammad SAW,” jawab dua malaikat. “ Kata orang-orang dia adalah Rasul
Allah,” katanya. Maka dua malaikat memukulnya dengan sekali pukulan hingga ia menjadi abu.”
25
a Fitnah Kubur
Fitnah secara bahasa berarti ujian ikhtibaar, sedangkan secara istilah fitnah kubur adalah pertanyaan yang ditujukan kepada mayit tentang Rabbnya,
agamanya dan Nabinya. Hal ini benar berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah.
26
Diriwayat oleh Bukhari dan Muslim dari hadits Al Barra’ bin ‘Azib bahwasannya ketika seorang mayit telah selesai dikuburkan dan dihadapkan pada
alam akhirat, maka akan datang padanya dua malaikat yaitu malaikat Munkar dan Nakir yang akan bertanya kepada sang mayit tiga pertanyaan. Pertanyaan
pertama, “Man Robbuka?” Siapakah Robbmu? Kedua, “Wa maa diinuka?” dan apakah agamamu? Ketiga, “Wa maa hadzaar rujululladzii bu’itsa fiikum?” dan
siapakah orang yang telah diutus di antara kalian ini?
Tiga pertanyaan inilah yang disebut dengan fitnah kubur. Oleh karena itu, tiga pertanyaan pokok ini merupakan masalah besar yang penting dan mendesak
untuk diketahui. Wajib bagi setiap manusia untuk mengetahui, meyakini dan
25
Ibnul Qayyim al-Jauziyah, ar-Ruh hal 65
26
Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin, Syarah Lum’atul I’tiqod, Daarul Fikr : Beirut, 1995 hal 67,
70
mengamalkan hal ini, baik secara lahir maupun batin. Tidak seorang pun dapat beralasan untuk tidak mengetahui tiga hal tersebut dan tidak mempelajarinya.
Bahkan ketiga hal ini harus dipelajari sebelum hal lain.
Tiga pertanyaan ini juga awal dari nikmat dan siksaan di alam kubur. Orang-orang yang bisa menjawab adalah orang-orang yang paham, yakin dan
mengamalkannya selama hidup sampai akhir hayat dan meninggal dalam keimanan. Seorang mukmin yang bisa menjawab ketiga pertanyaan, maka dia
akan memperoleh nikmat kubur. Adapun orang kafir yang tidak bisa menjawabnya, maka dia akan dihadapkan kepada adzab kubur.
27
Apabila seorang mukmin selalu teguh di atas keimanan dan terjaga dari perkara syubhat maka ia akan terjaga di atas keimanan. Sedangkan di akhirat, ia
akan meninggal dalam keadaan husnul khatimah dalam keadaan beriman dan bisa menjawab tiga pertanyaan. Kita memohon kepada Allah semoga Dia
meneguhkan iman kita ketika masih hidup dan ketika akan meninggal dunia. Meneguhkan kita ketika menjawab ketiga pertanyaan serta ketika dibangkitkan
kelak di akhirat. Keteguhan iman di dunia dan akhirat, inilah hakikat kebahagiaan yang sesungguhnya.
b Dimana ruh berada setelah jasadnya dimasukkan ke liang kubur
Adakah dari kita yang tidak mengetahui bahwa suatu ketika akan datang kematian pada kita. Allah Ta’ala telah berfirman :
27
Imam al-Qurthubi, Rahasia Kematian Alam Akhirat dan Kiamat, Akbar : Jakarta, 2005 , hal 123
71
آ ْ
ﺔ اذ تْﻮ ْا
Artinya, “Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian. ” QS. Al Anbiyaa’: 35.
Sebagai manusia yang berakal pasti telah menyadari dan menyakini hal ini. Tetapi kebanyakan orang telah lalai atau bahkan sengaja melalaikan diri
mereka sendiri. Satu persatu orang yang kita kasihi telah pergi tapi seakan-akan kematian mereka tidak meninggal faidah bagi kita, kecuali rasa sedih akibat
kehilangan mereka.
Kematian adalah benar adanya dan nyata. Begitu pula dengan kehidupan setelah kematian. Kehidupan akhirat, inilah yang seharusnya kita tuju. Kampung
akhiratlah tempat kembali kita. Maka persiapkanlah bekal untuk menempuh jauhnya perjalanan. Patut diketahui bahwa kuburan adalah persinggahan pertama
menuju akhirat. Orang yang mati, berarti telah mengalami kiamat kecil. Apabila seorang hamba telah dikubur, akan diperlihatkan kepadanya tempat tinggalnya
nanti pada pagi hari, yakni antara waktu fajar dan terbit matahari, serta waktu sore, yakni antara waktu dzhuhur hingga maghrib. Apabila ia termasuk penghuni
Jannah, akan diperlihatkan tempat tinggalnya di Jannah, dan apabila ia termasuk penghuni Naar, akan diperlihatkan tempat tinggalnya di Naar.
28
Azab Kubur menurut Ibnu Taimiyah menyelaraskan dengan para ulama lainnya, bahwa ruh-ruh orang beriman berada di surga, walaupun bersamaan
dengan itu ruhnya dikembalikan ke jasad, sama halnya dengan ruh berada di
28
Imam Jalaluddin a-Suyuthi, Ziarah Ke Alam Barzakh , Pustaka Hidayah : Bandung, 2005 hal 323
72
jasad, tetapi ruhnya naik ke langit seperti pada saat tidur. Adapun bahwa ruhnya berada di syurga itu berdasarkan hadits-hadits umum. Hal ini ditegaskan oleh
Imam Ahmad dan ulama lainnya. Mereka berdalil dengan hadits-hadits yang umum dan hadits yang khusus mengenai tidur dan lain-lainnya. Mengenai azab
kubur Mahzab Ahlu sunnah berpendapat bahwa azab kubur mengenai ruh itu baik terpisah dari jasad atau berhubungan dengan jasad, sedangkan Ibnu
Taimiyah berkata azab dan kenikmatan menimpa jasad dan jiwa sekaligus.
6. Teks Hadis Sebelas