Hadis pertama Awal keberadaan ruh

oleh manusia, yang terdiri daripada ruh hayawani yang membuatkan akal menjadi lemah daripada mengetahui hakikat ruh tersebut. Ruh hayawani ditakrifkan sebagai satu jisim yang halus, tempatnya ialah di ruang kosong hati, dan beredar ke seluruh badan melalui saluran-saluran darah. 3 Jiwa adalah dzat di dalam diri kita yang memiliki kemampuan untuk memilih. Sedangkan ruh adalah dzat yang menyebabkan munculnya kehidupan pada benda-benda mati sekaligus menularkan sifat-sifat ketuhanan kepadanya. Dengan ditiupkannya ruh, maka sesuatu yang tadinya mati, tak bernyawa, menjadi ada atau hidup. Allah mengimbaskan sebagian dari sifat-sifatNya kepada manusia lewat ruh, sehingga disamping bersifat hidup, manusia juga memiliki kehendak, kasih sayang, keikhlasan, dan sifat-sifat lain yang membuat manusia berderajat lebih tinggi dibandingkan makhluk ciptaan Allah lainnya yang hanya terimbas sifat hidup saja. Oleh sebab itu Rasulullah SAW mengajarkan kita senantiasa agar kita terhindar dari perbuatan-perbuatan tercela dan menjauhi diri kita untuk berbuat kejahatan yang timbul akibat jiwa yang ada dalam diri kita

B. Awal keberadaan ruh

1. Hadis pertama

Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda, نإ ْ ﺁ مد ْ ﺑ أ ﺑْرأ ﺎ ْﻮ ﺛ نﻮﻜ ﺔ ْ ﻚ ذ ﺛ نﻮﻜ ﺔﻐْﻀ ْ ﻚ ذ ﺛ ْﺮ ْ ا ﻚ ْا ْ حوﺮ ا 3 Al-Jurjani, al-Sayyid al-Sharif Abi al-Hasan ‘Ali bin Muhammad al-Humayni , al-Ta`rifat, Beirut: Dar al-Kitab al-‘Ilmiyyah, 2000M1421H h. 115-116 52 Artinya : Bahwa penciptaaan anak Adam dengan dihimpun didalam perut ibunya selama empat puluh hari yang berupa air mani, kemudian air mani ini berubah menjadi segumpal darah, kemudian menjadi segumpal daging yang seperti itu, kemudian Dia mengutus malaikat kepadanya yang meniupkan ruhnya di dalamnya.” Semenjak Allah swt. menciptakan Adam, sampai hari kiamat kelak proses penciptaan manusia terjadi berulang-ulang. Melalui tahapan-tahapan yang sama : mulai dari penciptaan, penyempurnaan, dan peniupan ruh ke dalam badan agar menjadi makhluk yang berbeda. Ruh menempati embrio atau janin yang hidup. Dan kehidupan janin lebih dulu ada ketimbang kehidupan ruh. Embrio atau janin terentuk dari hasil pertemuan sel sperma dan ovum yang sama-sama hidup. Dengan demikian, kehidupan sudah ada pada sel sperma laki-laki, juga pada ovum perempuan, sebelum keduanya mengalami pembuahan. Tidak disangsikan lagi, sejak awal janin dibentuk sampai ruh ditiupkan ke dalam dirinya, ia telah menikmati hidup dengan segenap maknanya. Juga dengan segenap fenomena dan indikasi yang menunjukkan keberadaannya. Denyut kehidupan yang beraneka ragam mengalir dalam sel-sel tersebut, siang dan malam. Ia menjadi segumpal darah, lalu segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan tidak semprna. Ia makan dan minum memenuhi kebutuhunnya dari darah sang ibu. 4 Ibnu Mas’ud menyatakan bahwa nuthfah yang memancarkan ke dalam rahim bila Allah menghendaki untuk dijadikan seorang manusia, maka nutfah tersebut mengalir pada seluruh pembulu darah perempuan 4 Abd al-Basith Muhammad , Semesta Ruh Serambi : Jakarta, 2006, hal 73 53 Ibnul Qayyim menukilkan pendapat Ibn Taymiyyah yang menjelaskan bahwa kandungan hadis di atas terdapat dua pendapat yang termasyhur, yaitu pendapat yang mengatakan bahwa ruh itu diciptakan terlebih dahulu sebelum badan, dan pendapat yang mengatakan sebaliknya. Ibn al-Qayyim lebih cenderung kepada pendapat yang kedua, yaitu ruh diciptakan selepas tersedianya jasad. Menurut Ibn al-Qayyim, seandainya ruh itu wujud sebelum badan dan menjadi saksi sebagaimana yang dikatakan oleh sebahagian pentafsir, tentulah ruh itu sudah ada ketika ditiupkan ke dalam badan. 6 Jauh sebelum sains modern menemukan proses pembentukan embrio manusia, pada abad ke-7 M Alquran dan Hadis telah menjelaskan proses pembentukan embrio manusia. Alquran telah berbicara tentang pertumbuhan janin di dalam perut ibu fase demi fase, padahal janin dan pertumbuhannya tidaklah terlihat dengan mata kepala dan tidak mungkin juga dijelaskan hanya dengan duga dan kira. Sains modern baru mengetahui proses penciptaan di alam rahim setelah ditemukannya alat-alat pemeriksaan modern. 5 Ibnu Daqiq Al-‘Ied, Syarah Hadits Arba’in Imam Nawawi, Media Hidayah : Yogyakarta, 2001 hal 36. 6 Ibnul Qayyim al-Jauziyah, ar-Ruh hal 224 54 Proses penciptaan manusia di dalam rahim dijelaskan dalam Al-Quran surat al-Muminun ayat 12-14. Dan, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati berasal dari tanah. Kemudian, Kami jadikan saripati itu air mani yang disimpan dalam tempat yang kokoh rahim. Kemudian, air mani itu Kami jadikan segumpal darah. Lalu, segumpal darah itu Kami jadikan tulang belulang. Lalu, tulang belulang itu Kami bungkus daging. Kemudian, Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain . Dari ayat tersebut dapat disimpulkan adanya enam fase terbentuknya janin dalam rahim. Tahap pertama penciptaan janin disebut sulalah dimulai dari saripati mani. Allah menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari saripati air hina air mani. Manusia bukan diciptakan dari seluruh mani yang keluar dari suami - istri, tapi hanya dari bagian yang sangat halus. Itulah yang dimaksud dengan sulalah. Menurut riset yang telah diteliti oleh para ahli sekarang, bahwa manusia itu tercipta dari satu sperma saja. Itu sangat sedikit sekali bila dibanding dengan sperma yang keluar dari laki-laki yang mencapai jutaan sperma. Sulalah adalah kata yang paling tepat dan cocok untuk menggambarkan proses terbentuknya janin ini, karena satu dari jutaan sperma ini bergerak menuju ke rahim untuk membuahi ovum dari wanita. Tahap kedua disebut alaqoh. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah alaqoh. Alaqoh berarti juga nama dari binatang kecil yang hidup di air dan di tanah yang terkadang menempel di mulut binatang pada waktu minum di rawa-rawa yaitu sebangsa lintah. 55 Bentuk janin pada fase ini sangat mirip sekali dengan binatang lintah tersebut. Bahkan kalau keduanya difoto bersamaan, niscaya manusia tidak akan bisa membedakan bentuk dan gambar keduanya. Tahap ketiga, mudghah Segumpal Daging. Dalam kelanjutan surat al-Muminun dijelaskan Lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging. Tahap keempat ditandai dengan muncul dan tumbuhnya tulang. Dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Para ahli dan spesialis dalam bidang medis telah menyimpulkan bahwa tulang itu muncul sebelum daging sebagai penutupnya. Setelah itu baru munculah daging. Ini hanya baru diketahui oleh para ahli pada zaman sekarang, itu pun dengan bantuan alat-alat fotografi. Tahap kelima, pembungkusan tulang dengan daging. Lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Didahulukannya penciptaan tulang sebelum daging, itu karena daging butuh kepada tulang untuk menempel padanya. Maka tulang mesti sudah ada sebelum daging. Tahap keenam adalah perubahan janin ke bentuk yang lain. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk. lain. Menurut Dr Ahmad Hamid Ahmad, bersama dengan berakhirnya pekan ketujuh, panjang mudghoh sudah mencapai 8 - 16 milimeter. Termasuk yang membedakan pada periode ini adalah bentuk tulang berbentuk bengkok menyerupai bulan sabit, kemudian mulai berubah lurus dan tegap. Di tambah lagi ada sesuatu yang membedakan janin dengan makhluk hidup yang lain, yaitu sempurnanya bentuk tubuh pada pekan kedelapan. 56 Begitulah, proses penciptaan janin di dalam rahim seorang ibu, hingga akhirnya melahirkan di usia kehamilan sembilan bulan. Sungguh Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

2. Teks hadis kedua