4. Sustainable, hal ini menyangkut usaha untuk menjaga kelestarian pembangunan Todaro, 2000.
Menurut Rostow dalam Arief, 1996 “pengertian pembangunan tidak hanya pada lebih banyak output yang dihasilkan, tetapi juga lebih banyak jenis
output dari pada yang diproduksi sebelumnya”. Dalam perkembangannya, pembangunan melalui tahapan-tahapan : masyarakat tradisional, pra kondisi lepas
landas, lepas landas, gerakan menuju kematangan dan masa konsumsi besar- besaran. Kunci diantara tahapan ini adalah tahap tinggal landas yang didorong
oleh satu sektor atau lebih. Sementara itu Bryant dan White, 1982 menegaskan bahwa pembangunan
mengandung implikasi yaitu, pertama, pembangunan berarti membangkitkan kemampuan optimal manusia, baik individu maupun kelompok. Kedua,
pembangunan berarti mendorong tumbuhnya kebersamaan dan pemerataan sistem nilai dan kesejahteraan. Ketiga, pembangunan berarti menaruh kepercayaan
kepada masyarakat untuk membangun dirinya sendiri sesuai dengan kemampuan yang ada padanya. Kepercayaan ini dinyatakan dalam bentuk kesepakatan yang
sama, kebebasan memilih dan kekuasaan untuk memutuskan. Keempat, pembangunan berarti membangkitkan kemampuan untuk membangun secara
mandiri. Kelima, pembangunan berarti mengurangi ketergantungan negara yang satu terhadap negara yang lain dengan menciptakan hubungan saling
menguntungkan dan saling menghormati.
2.2.2. Pengertian Pariwisata
Universitas Sumatera Utara
Sebagai bagian dari kebudayaan, maka keberadaan Tari Saman jelas juga berpotensi dikembangkan sebagai ikon budaya untuk mendukung pembangunan
pariwisata di Kabupaten Gayo Lues secara keseluruhan. Hal ini dapat dimaklumi sebab berdasarkan elemen atau objek yang akan dinikmati terdapat beberapa jenis
wisata yaitu : wisata flora, wisata fauna, wisata bahari, wisata sejarah, wisata alam, wisata budaya, wisata museum, wisata daerah, wisata Indonesia, wisata
purbakala, wisata seo, wisata religi, dll. http:isen-mulang.blogspot.com
, 2012. Sementara itu, seorang antropolog yang bernama Smith
http:catatanrima.blogspot.com , 2012 dalam bukunya Hosts and Guest: The
Anthropology of Tourism mengkategorikan lima jenis kepariwisataan, yakni kepariwisataan etnik, budaya, sejarah, lingkungan dan rekreasi. Smith
mengilustrasikan bahwa pariwisata etnik dipasarkan berkenaan dengan Tari Saman ini. Pemerintah Daerah menjadi fasilitator terhadap peningkatan
pembangunan seni budaya yang bermutu sehingga berkembang menjadi ikon budaya di Kabupaten Gayo Lues. Mengingat hal ini dapat dijadikan sumber
devisa negara maupun pandapatan asli daerah Kabupaten Gayo Lues itu sendiri. Namun pada hakikatnya selama ini Pemerintah Kabupaten Gayo Lues lebih
menitikberatkan pembangunan secara fisik semata tetapi tidak terhadap pembangunan secara kebudayaan. Pembangunan secara kebudayaan berarti
pembangunan secara intelektualitas, kreativitas, dan kualitas yang terjamin salah satunya melalui jalan pemeliharaan kesenian Tari Saman. Pembangunan secara
intelektual mengacu pada pendidikan sebagai bentuk pemeliharaan kesenian Tari Saman, yang mana hal itu diberikan secara menyeluruh pada setiap jenjang
pendidikan di Kabupaten Gayo Lues tentang mengenai pentingnya pemeliharaan
Universitas Sumatera Utara
kesenian Tari Saman. Pembangunan secara kreativitas dilakukan dengan jalan memacu para penggerak di balik kesenian tersebut dalam hal ini seniman ataupun
penari Saman untuk terus berkarya dan mendidik generasi selanjutnya sebagai penerusnya. Pembangunan semacam ini tidak semata hanya mendorong para
seniman untuk terus berkarya tetapi juga memberikan ruang kepada mereka untuk bergerak lebih leluasa dan Pemerintah Kabupaten Gayo Lues juga harus mengakui
bahwa seniman penari Saman adalah salah satu tonggak penopang dari Budaya Bangsa Indonesia melalui hasil-hasil karyanya serta memberikan suatu atraksi
positif di bidang pariwisata daerah Kabupaten Gayo Lues. Pembangunan secara kualitas adalah lebih menitik beratkan pada tingginya tingkat kualitas yang harus
dicapai dan dijamin mutunya sehingga suatu karya seni memiliki nilai filosofis baik secara estetika di dalam bentuk esensi suatu kesenian. Sehingga karya seni
yang muncul tidak lagi bersifat dangkal dan lebih mengacu pada pembangunan moral bangsa ini yang muncul dari dasar cita-cita budaya bangsa bukan lagi
mengimitasi dari kebudayaan suatu kelompok ataupun suku lain.
2.3. Seni Tari Saman : Folklor dari Kebudayaan Gayo