Peran Masyarakat dalam Menjadikan Tari Saman Sebagai Ikon Budaya Kabupaten Gayo Lues

administrasi kepegawaian belum terpenuhi, tetapi untuk kedepannya akan menjadi bahan pertimbangan dan menjadi prioritas atau diutamakan dalam formasi CPNSD. 6. Indikator pembangunan pariwisata Kabupaten Gayo Lues adalah salah satunya eksistensi Tari Saman. Tari Saman itu sendiri selama ini menjadi nilai jual tinggi. Apabila ada event-event dalam negeri maupun luar negeri antusiasme para penonton sangat tinggi. Untuk contoh tampilan saman di Bali pada tanggal 24 November 2011 dalam acara penetapan Tari Saman sebagai warisan budaya tak benda oleh organisasi PBB UNESCO. Bahkan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama sangat tertarik sehingga mereka memberikan Hand Applause kepada penari Saman yang pada saat itu penampilan hanya selama 3 menit saja. 7. Tari Saman akan dimasukkan kedalam Kurikulum Muatan Lokal Ekstrakurikuler sekolah. Program ini sedang disusun oleh Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Gayo Lues dan dijadwalkan akan rampung pada akhir tahun 2012 sehingga dapat diterapkan pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di Tahun 2013 yang akan datang.

4.3.5. Peran Masyarakat dalam Menjadikan Tari Saman Sebagai Ikon Budaya Kabupaten Gayo Lues

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 32 yang berbunyi “Perintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia”, penjelasannya menyatakan kebudayaan bangsa Universitas Sumatera Utara adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan di daerah–daerah di seluruh desa. Penjelasan itu juga menyebutkan bahwa usaha kebudayaan bangsa harus menuju ke arah kemajuan adat, budaya serta persatuan dengan tidak menolak kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan dan memperkayakan kebudayaan bangsa sendiri. Berdasarkan hasil kenyataan tersebut maka sektor pariwisata merupakan salah satu kegiatan masyarakat di dalam pembangunan harus dapat pula menjaganya. Ada 3 poin dalam Ketetapan MPR No. 11MPR1993 tentang GBHN Bab I sektor pariwisata, yang mengatakan eratnya hubungan kebudayaan dengan pariwisata, yaitu sebagai berikut: 1. Dalam pembangunan kepariwisataan dijaga ketat terpeliharanya kepribadian bangsa dan juga kelestarian fungsi ataupun mutu lingkungan hidup. Kepariwisataan butuh diatur secara menyeluruh dan terpadu yang melibatkan sektor lain yang terkait di dalam suatu usaha kepariwisataan yang saling menunjang dan menguntungkan. 2. Pengembangan pariwisata nusantara dilaksanakan sejalan dengan upaya memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa yang dapat menumbuh kembangkan semangat dan nilai–nilai luhur bangsa dalam bentuk penggalakan pariwisata. Daya tarik wisata sebagai negara tujuan wisata mancanegara perlu dilakukan peningkatan dengan upaya pemeliharaan dan didukung dengan promosi yang memikat. 3. Peran aktif masyarakat dalam kegiatan kepariwisataan perlu ditingkatkan melalui penyuluhan dan pembinaan kelompok seni budaya, industri kerajinan serta usaha lain untuk meningkatkan kualitas kebudayaan dan daya tarik Universitas Sumatera Utara pariwisata Indonesia dengan menjaga nilai–nilai agama, citra kepribadian bangsa, serta harkat dan martabat bangsa dalam upaya mengembangkan usaha pariwisata harus dicegah hal–hal yang dapat merugikan kehidupan masyarakat dan kelestarian kehidupan budaya bangsa serta mengikutsertakan masyarakat terus ditingkatkan. Dari ketiga poin itu dapat simpulkan bahwa peranan masyarakat sangat besar dalam mempertahankan dan mengembangkan nilai–nilai budaya yang telah dimiliki, salah satu caranya yaitu dengan kegiatan kepariwisataan, karena dengan kepariwisataan kebudayaan yang dimiliki oleh suatu bangsa dapat diketahui dan dapat dinikmati oleh wisatawan yang datang berkunjung ke daerah tujuan wisata untuk memenuhi rasa ingin tahu serta mengaguminya. Selanjutnya perkembangan kepariwisataan yang telah dilakukan, diharapkan tidak memudarkan nilai–nilai budaya yang telah ada sehingga kebudayaan dan kepariwisataan tetap menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga saling melengkapi dan mendukung. Sementara itu kaitannya dengan peran masyarakat menjadikan Tari Saman ikon budaya Kabupaten Gayo Lues adalah masyarakat sangat mencintai kesenian ini. Hal ini dibuktikan setiap kampung mempunyai satu kelompok pemuda yang sering melakukan kegiatan Tari Saman terutama ketika berkumpul dengan teman- teman pada waktu tertentu. Pelaksanaan acara adat istiadat sudah dipastikan ada pagelaran seni Tari Saman. Demi kelancaran pelaksanaan Tari Saman mereka rela meninggalkan aktivitasnya sehari-hari. Pagelaran seni Tari Saman ini juga menggambarkan antusiasme masyarakat sangat tinggi melestarikannya melalui regenerasi kepada generasi muda. Mereka banyak mendapat pelajaran maupun nasehat-nasehat untuk menjalankan roda kehidupannya. Ada nilai-nilai kehidupan Universitas Sumatera Utara yang sangat positif untuk menjadi pedoman hidup masyarakat yang diambil dari kesenian ini. Hal ini sesuai dengan penuturan informan dari unsur Pemerintah Daerah Kabupaten Gayo Lues dan beberapa Tokoh Masyarakat yaitu pada tanggal 21 Oktober 2012: Keterlibatan masyarakat Gayo Lues dalam melestarikan Tari Saman dilihat pada kecintaan masyarakat sangat tinggi untuk melaksanakan pagelaran, kebanggaan terlihat dengan adanya grup-grup Tari Saman di setiap kampung. Demi kelancaran pelaksanaan Tari Saman masyarakat rela meninggalkan aktivitas sehari-sehari. Dalam penuturannya seorang informan yang bekerja di Bidang Pariwisata pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gayo Lues pada tanggal 30 Oktober 2012 dan beberapa Tokoh Adat Gayo Lues tanggal 30 Oktober 2012 bahwa : masyarakat sangat mendukung Pemerintah Kabupaten Gayo Lues untuk melestarikan kesenian Tari Saman ini sehingga tetap lestari dari masa ke masa sebagai ikon budaya Kabupaten Gayo Lues. Salah satunya dengan cara regenerasi para penari Saman. Selanjutnya diadakan perekrutan penari Saman yang diseleksi dari seluruh Grup Saman 114 kampung yang berada di negeri seribu bukit. Penari yang sudah dinyatakan lulus seleksi akan dibina dalam Grup Tari Saman Binaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gayo Lues. Masyarakat Gayo Lues selama ini menjadikan Tari Saman berfungsi sebagai hiburan atau media komunikasi semata. Artinya sebagai hiburan adalah dijadikan tontonan dalam kegiatan penyambutan dalam acara peringatan hari nasional, keagamaan, penyambutan tamu agung ataupun festival-festifal seperti : Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, peringatan maulid Nabi Muhammad SAW serta acara-acara peresmian lainnya. Tari Saman sebagai media komunikasi adalah Universitas Sumatera Utara untuk mengingatkan kita akan peraturan agama, adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat serta penerapan peraturan pemerintah. Hal ini juga dapat dilihat dalam metode Folklore yang berkaitan dengan Control Sosial membahas tentang kritikan-kritikan masyarakat terhadap pemimpinnya melalui syair-syair lagu. Selanjutnya perkembangan Tari Saman dapat dijadikan sebagai ikon budaya Kabupaten Gayo Lues sesuai dengan amanat UUD 1945 Pasal 32 diatas.

4.3.6. Arah Pengembangan Tari Saman untuk Mendukung Pembangunan Daerah