Grafik di atas menggambarkan jumlah pelajar pada setiap tingkatan pendidikan yang paling banyak adalah murid Sekolah Dasar. Hal ini menunjukkan
angka melek huruf masyarakat masih rendah. Menjadi perhatian besar bagi pemerintah untuk mengentaskan masalah pendidikan di Kabupaten Gayo Lues
yang tingkat angka melek huruf masih rendah karena pendidikan merupakan salahsatu indikator pembangunan di suatu daerah. Masalah pendidikan menjadi
isu pembangunan di negara sedang berkembang seperti Indonesia.
4.1.3.3. Kondisi Perekonomian PDRB, Sistem Pemenuhan Sembako
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gayo Lues Tahun 2011 mencapai 4,32 persen menurut perhitungan PDRB berdasarkan harga konstan. Angka ini tercapai
disebabkan oleh kondisi keamanan yang relatif lebih stabil dan kondusif, sehingga aktifitas perekonomian dapat berjalan lancar pada beberapa sektor perekonomian
daerah, keadaaan ini didukung oleh situasi global perekonomian Indonesia yang relatif membaik yang berdampak pada perekonomian daerah. Pertumbuhan ini
sedikit lebih baik dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai tingkat 3,89 persen. Pertumbuhan ekonomi meningkat sejak tahun 2007-2011, pertumbuhan
ekonomi berdasarkan indek harga berlaku mempunyai laju pertumbuhan rata-rata 12,91 persen pertahun sedangkan pertumbuhan atas dasar harga konstan laju
pertumbuhan ekonomi mencapai 3,9 persen pertahun dapat dilihat pada tabel 4.3. di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3. Pertumbuhan ekonomi dan PDRB Kabupaten Gayo Lues Tahun 2007-2011
Tahun PDRB
Atas harga berlaku PDRB
Dasar harga konstan Nilai Rp
Pertumbuhan Nilai Rp
Pertumbuhan 2007
306.160,65 12,49
225.239,86 2,95
2008 342.807,76
11,97 264.961,32
3,81 2009
385.574,03 12,48
275.279,30 3,89
2010 436.832,75
13,29 287.149,49
4,32 2011
499,510,01 14,35
300.206,63 4,55
Sumber : BPS Kabupaten Gayo Lues Perekonomian Kabupaten Gayo Lues masih bertumpu pada Pemerintah
Government Expenditure, peran belanja Pemerintah dalam perekonomian sangat dominan dibandingkan swasta. Ini adalah fenomena ekonomi negara berkembang
yang mana peran negara dalam ekonomi sangat kuat. Dalam kurun waktu tahun 2007 sampai tahun 2011. Struktur ekonomi Kabupaten Gayo Lues tidak
mengalami perubahan yang mana kontribusi masing-masing sektor maupun lapangan usaha tidak terjadi perubahan yang mana kontribusi masing-masing
sektor maupun lapangan usaha tidak terjadi perubahan dari tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan pengelompokkan sektoral, sektor primer yang terdiri
dari pertanian, pertambangan dan galian memberikan sumbangan 67,09 persen selanjutnya sektor tersier 21,44 persen serta sektor sekunder 11,48 persen
pembentukan PDRB Kabupaten Gayo Lues.
Universitas Sumatera Utara
Menurut lapangan usaha struktur ekonomi Kabupaten Gayo Lues Tahun 2011 menurut jumlah kontribusi yang disumbangkan secara berurut adalah tarbe
Pertanian 67,85 persen sebagai kontribusi terbesar, selanjutnya Perdagangan Hotel dan Restoran 8,51 persen, Jasa-Jasa 7,79 persen, Bangunan 6,36 persen sedangkan
kontributor terkecil adalah Pertambangan dan Galian 0,07 persen, Listrik dan Air Minum 0,68 persen. Walaupun demikian berdasarkan data potensi daerah,
Pertambangan dan Galian memiliki potensi untuk dikembangkan, sampai kini upaya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dalam lapangan ini masih
tahap penelitian dan pemetaan dan pengukuran potensi, sektor lainnya yang berpotensi adalah Pertanian. Potensi lahan pertanian yang belum dimanfaatkan
mencapai 38.120 Ha. Pendapatan perkapita Kabupaten rata-rata peningkatan walaupun pada
tahun 2009 dan 2010 mengalami penurunan yang sangat drastis, tahun 2009 menurut harga konstan adalah 0,65 persen sedangkan menurut harga berlaku
tercatat 8,96 persen bahkan tahun 2010 pertumbuhan ekonomi berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan adalah negatif sebesar -5,18 persen. Hal ini dapat
dilihat pada tabel 4.4. di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Struktur ekonomi Kabupaten Gayo Lues No
Lapangan usaha 2008
2009 2010
2011 1
Pertanian 67,93
68,13 67,85
67,02 2
Perdagangan hotel dan restoran 8,58
8,58 8,63
8,51 3
Jasa-jasa 7,79
7,69 7,75
7,79 4
Listrik dan air minum 0,74
0,72 0,71
0,86 5
Bangunan 6,36
6,37 6,43
6,36 6
Industri pengolahan 4,93
4,75 4,61
4,44 7
pengangkutan dan Komunikasi 1,86
1,90 2,14
2,04 8
Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan
1,74 1,79
1,81 3,10
9 Pertambangan dan Galian
0,08 0,08
0,08 0,07
Jumlah 100
100 100
100 Sumber : LKPD Kabupaten Gayo Lues
Sistem pemenuhan sembako masyarakat Gayo Lues sangat mengandalkan sumberdaya yang ada, sebagai kawasan agraris Kabupaten Gayo Lues mempunyai
potensi lahan di sektor pertanian, baik lahan untuk tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan dan perternakan. Potensi-potensi tersebut masih banyak
yang belum diolah, bahkan terlantar menjadi lahan kritis. Usaha budidaya pertanian belum diarahkan ke lahan yang potensial tersebut, antara lain
disebabkan oleh terbatasnya penggunaan areal, guna memacu pertumbuhan sektor pertanian pada saat ini telah dilakukan upaya melalui penyiapan rehabilitasi lahan
kritis dan marginal.
Universitas Sumatera Utara
Potensi pertanian di Kabupaten Gayo Lues untuk bahan pangan utama yang diusahakan masyarakat adalah tanaman padi sawah dengan luas tanam 8.850
Ha dan luas panen 8.379 Ha jumlah produksi 33.946 Ton Tahun Ha, jika pengelolaan secara intensif dan menggunakan bibit unggul maka produktivitas
bisa mencapai 6 sampai 8 ton per hektar are. Upaya untuk meningkatkan produksi padi sebagai bahan sembako utama adalah melalui penyediaan bibit yang sesuai
untuk daerah dataran tinggi, serta melakukan pembinaan terhadap petani. Selain lahan basah persawahan, Kabupaten Gayo Lues juga menjadi
sentra pengembangan hortikultura yang sangat menguntungkan. Hal ini dapat dilihat dari tingginya permintaan terhadap komoditi hortikultura, baik dari pasaran
lokal, domestik maupun mancanegara. Komoditi hortikultura yang dikembangkan masyarakat antara lain jahe, cabe, tomat, minyak nilam, minyak atsiri sere wangi
serta kacang-kacangan dan jagung. Sehubungan dengan kebutuhan sembako lainnya masyarakat Kabupaten Gayo Lues sangat tergantung kepada daerah
Kabupaten tetangga bahkan sampai ke Provinsi Sumatera Utara, mengingat produksi sembako lainnya masih sangat terbatas untuk pemenuhan kebutuhan
sehari-hari. Untuk kelancaran sistem pemenuhan sembako ini Pemerintah Gayo Lues sekarang ini memaksimalkan sarana perhubungan, peningkatan akses jalan
menuju Kabupaten Gayo Lues.
4.1.4. Kondisi Pemerintahan