Arah Pengembangan Tari Saman untuk Mendukung Pembangunan Daerah

untuk mengingatkan kita akan peraturan agama, adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat serta penerapan peraturan pemerintah. Hal ini juga dapat dilihat dalam metode Folklore yang berkaitan dengan Control Sosial membahas tentang kritikan-kritikan masyarakat terhadap pemimpinnya melalui syair-syair lagu. Selanjutnya perkembangan Tari Saman dapat dijadikan sebagai ikon budaya Kabupaten Gayo Lues sesuai dengan amanat UUD 1945 Pasal 32 diatas.

4.3.6. Arah Pengembangan Tari Saman untuk Mendukung Pembangunan Daerah

Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan pariwisata mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia khususnya sebagai penghasil devisa negara di samping sektor migas. Begitu pula dengan Pemerintah Kabupaten Gayo Lues saat ini sedang mengembangkan pariwisata untuk pembangunan daerah kaitannya dalam meningkatkan pendapatan asli daerah di sektor pariwisata melalui Tari Saman sebagai salah satu atraksi wisata. Tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia terlihat dengan jelas dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1969, khususnya Bab II Pasal 3, yang menyebutkan “Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan “Industri Pariwisata” dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara”. Adapun tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia adalah: 1. Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara dan masyarakat pada umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja, dan Universitas Sumatera Utara mendorong kegiatan-kegiatan industri penunjang dan industri-industri sampingan lainnya. 2. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia. 3. Meningkatkan persaudaraanpersahabatan nasional dan internasional. Berkaitan dengan arah pengembangan pariwisata melalui Tari Saman sebagai atraksi wisata untuk mendukung pembangunan daerah jelas terlihat seperti tujuan pariwisata Indonesia di atas yaitu industri pariwisata daerah dikembangkan dalam rangka mendatangkan dan meningkatkan pendapatan asli daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan kebudayaan daerah serta meningkatkan hubungan persaudaraan. Artinya segala usaha yang berhubungan dengan kepariwisataan merupakan usaha yang bersifat komersial dengan tujuan utama mendatangkan pendapatan asli daerah. Kemudian memperkenalkan dan mendayagunakan serta meningkatkan hubungan persaudaraan melalui Tari Saman yang selama ini telah dilaksanakan. Tari Saman sebagai salah satu kebudayaan bangsa menjadi daya tarik untuk dinikmati oleh wisatawan. Seperti pengertian kebudayaan, bahwa kebudayaan itu merupakan hasil karya manusia yang berbentuk kesenian, baik kesenian suara, musik, tari dan lain sebagainya sehingga dapat dikatakan bahwa kebudayaan itu sangat erat kaitannya dengan kepariwisataan. Era industri kepariwisataan secara tidak langsung membawa situasi dan kondisi yang positif bagi seni pertunjukan tradisional, serta memberi peluang bagi senimannya untuk berkreasi sebagai perwujudan partisipasinya. Situasi dan kondisi yang demikian ditangkap oleh hotel-hotel berbintang, restoran-restoran Universitas Sumatera Utara besar. Salah satu kiat untuk mendatangkan wisatawan, adalah dengan menghadirkan seni pertunjukkan tradisional. Berbicara industri pariwisata, dalam hal ini seni wisata perlu kiranya mencermati dan mempertimbangkan bagaimana mengemas seni wisata, karena apabila melakukan kesalahan akan berakibat fatal. Ada sebuah pemikiran mengenai seni wisata oleh Soedarsono dalam Salim, 19921993 bahwa seni wisata mempunyai lima ciri, yaitu: ”1 tiruan dari aslinya, 2 lebih singkat dari aslinya, 3 penuh variasi, 4 ditanggalkan nilai magis dan sakralnya, dan 5 murah untuk ukuran nilai uang wisatawan”. Mengacu pendapat Soedarsono, dapat menentukan bentuk atau format dalam mengemas seni pertunjukan tradisional menjadi seni wisata. Pemerintah Kabupaten Gayo Lues melihat kesenian Tari Saman ini merupakan suatu peluang untuk pengembangan pariwisata kedepannya. Sesuai dengan wawancara penulis dengan informan dari unsur Bupati Gayo Lues pada tanggal 21 Oktober 2012 mengatakan bahwa Pemerintah Daerah memasukkan kesenian Tari Saman sebagai atraksi wisata guna mendukung pengembangan pariwisata. Pemerintah Kabupaten Gayo Lues telah menganggarkan di dalam APBK untuk kegiatan pengembangan Tari saman. Diharapkan anggaran yang dialokasikan dalam APBK bisa memberikan Feedback untuk meningkatkan PAD dengan cara pengelolaan yang menerapkan konsep ekoturisme. Artinya semakin meningkat Pendapatan Asli Daerah maka meningkat pula APBK Gayo Lues. Untuk meningkatkan peran kepariwisataan, sangat terkait antara barang berupa obyek wisata sendiri yang dapat dijual dengan sarana dan prasarana yang mendukungnya yang terkait dalam industri pariwisata. Seni pertunjukan sebagai satu unsur kesenian memiliki peran yang sangat menonjol dalam konteks kegiatan Universitas Sumatera Utara kepariwisataan, bahkan sebenarnya telah menunjukkan posisinya sekaligus sebagai komponen daya tarik wisata. Era industri kepariwisataan secara tidak langsung membawa situasi dan kondisi yang positif bagi seni pertunjukan tradisional, serta memberi peluang bagi senimannya untuk berkreasi sebagai perwujudan partisipasinya. Situasi dan kondisi yang demikian ditangkap oleh pihak swasta sebagai pelaku industri wisata. Salah satu kiat untuk mendatangkan wisatawan, adalah dengan menghadirkan seni pertunjukan tradisional. Wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Gayo Lues dalam rangka untuk menyaksikan pertunjukkan Tari Saman sudah pasti akan mengeluarkan biaya, diharapkan biaya yang dikeluarkan tersebut secara tidak langsung akan menambah PAD melalui perputaran uang yang berlangsung pada transaksi barang ataupun jasa. Dampak positifnya lainnya dengan hadirnya wisatawan mancanegara dapat menciptakan lapangan kerja bagi para pelaku seni yang berpengaruh terhadap ekonomi, sekaligus menggiatkan aktivitas berkesenian dalam rangka pelestarian dan pengembangan seni pertunjukan.

4.4. Analisa