Pengertian Belajar Prinsip Belajar

11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI

2.1.1 Hakekat Belajar

2.1.1.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku untuk memperoleh hasil yang baik. Belajar tidak dibatasi tempat yang disebut sekolah, sebab belajar dapat dilakukan dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Belajar menurut Sardiman 2011: 20, perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dsb. Sementara menurut Susanto 2014: 4 belajar adalah aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa maupun dalam bertindak. Pendapat lain dari Thursan Hakim 2001: 1 dalam Hamdani, 2011: 21 belajar adalah proses perubahan dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll. Hal ini berarti peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Apabila kualitas dan kuantitas seseorang belum meningkat maka orang tersebut belum mengalami proses belajar, dengan kata lain seseorang mengalami kegagalan dalam belajar. Berdasarkan pendapat para ahli tentang pengertian belajar, dapat disimpulkan belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang yang dilakukan secara sadar sebagai hasil dari pengalamannya sendiri. Perubahan tingkah laku tersebut bukan hanya perubahan pengetahuan saja, melainkan perubahan perilaku dan kepribadian pada diri seseorang.

2.1.1.2 Prinsip Belajar

Belajar bukan suatu tujuan tetapi proses untuk mencapai tujuan. Sardiman 2011: 24-25 mengemukakan beberapa prinsip yang berkaitan dengan belajar: 1. Belajar pada hakekatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya 2. Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri pada siswa 3. Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi, lain halnya belajar dengan rasa takut atau dibarengi dengan rasa tertekan 4. Belajar merupakan proses percobaan dengan kemungkinan berbuat keliru dan conditioning atau pembiasaan. 5. Kemampuan belajar seorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi pelajaran. 6. Belajar dilakukan dengan cara: diajar secara langsung dan kontrol, kontak, pengalaman langsung seperti belajar bicara, sopan santun, dll 7. Belajar melalui praktik atau mengalami langsung akan lebih efektif dibandingkan dengan belajar hafalan saja. 8. Perkembangan pengalaman siswa akan banyak memengaruhi kemampuan belajar yang bersangkutan. 9. Bahan pelajaran yang bermaknaberarti, lebih mudah dan menarik untuk dipelajari, daripada bahan yang kurang bermakna. 10. Informasi tentang kelakuan baik, pengetahuan, kesalahan serta keberhasilan siswa akan membantu kelancaran dan semangat siswa dalam belajar Gagne Rifaiā€™i, 2011: 95 menyebutkan tiga prinsip sebagai kondisi eksternal yang mempengaruhi belajar, yaitu: 1 keterdekatan contiguity menyatakan situasi stimulus yang hendak direspon oleh guru harus disampaikan sedekat mungkin waktunya dengan respon yang diberikan, 2 pengulangan repetition menyatakan situasi stimulus dan responnya perlu diulang-ulang, atau dipraktikkan, agar belajar dapat diperbaiki dan meningkatkan hail belajar, 3 penguatan reinforcement menyatakan belajar sesuatu yang baru akan diperkuat apabila belajar yang diikuti oleh perolehan hasil yang menyenangkan

2.1.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL MAKE A MATCH BERBANTUAN POWERPOINT PADA SISWA KELAS IIIA SDN NGALIYAN 01 SEMARANG

7 23 244

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 02 SEMARANG

0 11 293

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN PLALANGAN 04 KOTA SEMARANG

0 5 302

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL MAKE A MATCH BERBANTUAN MEDIA PAPAN FLANEL PADA SISWA KELAS IV SDN PUDAKPAYUNG 02

2 43 293

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN TAMBAKAJI 01 KOTA SEMARANG

0 18 244

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL CTL BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN SEKARAN 02 KOTA SEMARANG

1 7 260

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL ROLE PLAYING BERBANTUAN MEDIA BONEKA TANGAN PADA SISWA KELAS V SDN TUGUREJO 01 KOTA SEMARANG

1 24 287

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN MANGKANG KULON 02 KOTA SEMARANG

0 5 221

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL NUMBER HEAD TOGETHER BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN PAKINTELAN 03 KOTA SEMARANG

2 11 231

Peningkatan kualitas pembelajaran IPS melalui model pembelajaran make and match pada siswa kelas V SDN Tandang 02 semarang.

0 0 1