3. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS
Menurut Hamdayama 2014: 203 beberapa kelebihan model pembelajaran TPS sebagai berikut:
a. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. Penggunaan
metode pembelajaran TPS menuntut siswa menggunakan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas atau permasalahan
yang diberikan oleh guru di awal pertemuan sehingga diharapkan siswa mampu memahami materi dengan baik
sebelum guru menyampaikannya pada pertemuan selanjutnya.
b. Memperbaiki kehadiran. Tugas yang diberikan oleh guru pada
setiap pertemuan selain untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran juga dimaksudkan agar siswa dapat
selalu berusaha hadir pada setiap pertemuan. Sebab bagi siswa yang sekali tidak hadir maka siswa tersebut tidak mengerjakan
tugas dan hal ini akan memengaruhi hasil belajar mereka.
c. Angka putus sekolah berkurang. Model pembelajaran TPS
diharapkan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat lebih baik daripada
pembelajaran dengan model konvensional.
d. Sikap apatis berkurang. Sebelum pembelajaran dimulai,
kencenderungan siswa merasa malas karena proses belajar dikelas hanya mendengarkan apa saja yang disampaikan guru
dan menjawab semua yang ditanyakan oleh guru. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar,
metode pembelajaran TPS akan lebih menarik dan tidak monoton dibandingkan metode konvensional.
e. Penerimaan terhadap individu lebih besar. Dalam model
pembelajaran konvensional, siswa yang aktif didalam kelas hanyalah siswa tertentu yang benar-benar rajin dan cepat dalam
menerima materi yang disampaikan oleh guru sedangkan siswa ain hanya ah “p nd nga ” at i yang di a pai an g .
Dengan pembelajaran TPS, hal ini dapat diminimalisir sebab semua siswa akan terlibat dengan permasalahan yang diberikan
oleh guru.
f. Hasil belajar lebih mendalam. Parameter dalam proses belajar
mengajar adalah hasil belajar yang diraih oleh siswa. Dengan pembelajaran TPS, perkembangan hasil belajar siswa dapat
diidentifikasi secara
bertahap, sehingga
pada akhir
pembelajaran, hasil yang diperoleh siswa dapat lebih optimal. g.
Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sistem kerja sama yang diterapkan dalam model pembelajaran TPS
menuntut siswa untuk dapat bekerja sama dalam tim, sehingga siswa dituntut untuk dapat belajar berempati, menerima
pendapat orang lain atau mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak diterima.
4. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS
Menurut Hamdayama 2014: 204 beberapa kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TPS sebagai berikut :
a. Tidak selamanya mudah bagi siswa untuk mengatur cara berpikir
sistematik. b.
Lebih sedikit ide yang masuk. c.
Jika ada perselisihan, tidak ada penengah dari siswa dalam kelompok yang bersangkutan sehingga banyak kelompok yang
melapor dan dimonitori. d.
Jumlah murid yang ganjil berdampak pada saat pembentukan kelompok, karena ada satu murid tidak mempunyai pasangan.
e. Jumlah kelompok yang terbentuk banyak.
f. Menggantungkan pada pasangan.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, peneliti mencoba dengan mengatur tempat duduk siswa sehingga menjadi lebih mudah untuk
mengontrol proses diskusi. Selain itu peneliti meminta siswa untuk mencoba menjelaskan kembali sesuai dengan pemahamannya pada
kegiatan refleksi agar lebih mengerti. Pada kegiatan share siswa diminta untuk menyampaikan temuan-temuan yang berbeda namun tetap
mengacu pada materi sehingga pengetahuan siswa menjadi lebih luas.
G. Kajian Penelitian yang Relevan
Berikut ini adalah hasil penelitian yang relevan dengan penelitian eksperimen dalam skripsi ini.
1. Susantika dkk 2015 dalam penelitiannya yang berjudul
“Perbandingan Pemahaman Konsep Matematis Antara Pembelajaran Kooperatif Tipe TS-TS dengan TPS
”. B da a an ha i penelitiannya diproleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan
pemahaman konsep matematis siswa, yaitu pemahaman konsep
matematis siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS lebih tinggi dari TPS. Penelitian tersebut relevan dengan
penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti karena menggunakan model pembelajaran yang sama untuk dibandingkan hasil belajarnya
dan sampel dikelompokan dalam dua kelompok sampel yang menerapkan model pembelajaran yang berbeda sampel tidak
berkolerasi. Adapun perbedaannya ialah matapelajaran dan populasi yang digunakan untuk peneltian. Populasi yang digunakan oleh
Susantika, dkk ialah siswa pada tingkat kejuruan SMK, sementara peneliti menerapkan pada siswa sekolah dasar.
2. Lindhawati 0 4 da a p n itiannya yang j d “ andingan
Pembelajaran Biologi Menggunakan TS-TS Dan TPS Ditinjau dari Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kartasura Tahun
Pelajaran 2013 2014 ”. B da a an ha i p n itiannya, disimpulkan
bahwa perbandingan hasil pembelajaran pada kelas eksperimen TS- TS lebih bagus daripada kelas eksperimen TPS, dan ada perbedaan
hasil belajar yang menonjol. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti karena membandingkan
dua model pembelajaran kooperatif dengan sampel yang berbeda sampel tidak berkolerasi. Adapun perbedaannya dengan peneliti
ialah jumlah sampel yang digunakan, matapelajaran yang diterapkan, dan populasi yang digunakan untuk penelitian. Sampel penelitian
yang digunakan dalam penelitian Lindha ialah tiga kelompok sampel, yaitu kelompok TS-TS, TPS, dan kontrol.