Pengertian Model Pembelajaran Model-model Pembelajaran IPS di SD

b Model Inkuiri Inkuiri yang didasarkan pada prosedur pemecahan ilmiah merupakan salah satu cara untuk mengetahui sesuatu benar. Model pembelajaran ini memberi dorongan yang kuat kepada siswa karena menekankan pada studi individual, manipulasi objek dan percobaan sebelum siswa membuat generalisasi. c Model KooperatifDiskusi Model kooperatifdiskusi merupakan salah satu model yang efektif dan tepat guna karena dapat melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat mengembangkan proses intelektual dan sikap toleran terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Model ini dapat diterapkan untuk siswa dari berbagai usia. d Model Tanya Jawab Model tanya jawab sering digunakan dalam pembelajaran IPS untuk melengkapi model ceramah. Bertanya dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep, generalisasi, atau matapelajaran. e Model Simulasi Merupakan suatu teknik mengajar yang tepat karena melalui model simulasi dan bermain peran dapat mendorong perhatian dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan kedua pendapat di atas, peneliti memilih model pembelajaran kooperatif karena model pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif, lebih berani mengemukakan pendapat dan bertanggung jawab serta bekerja sama sehingga dapat menumbuhkan semangat siswa dalam belajar. Selain itu, model pembelajaran ini juga dapat melatih keterampilan intelektual siswa dan sifat toleran terhadap perbedaan pendapat serta sesuai dengan prinsip pengembangan KTSP.

D. Model Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menekankan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Model ini dapat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan intelektual, sosial dan menumbuhkan sikap toleransi terhadap perbedaan pendapat. Nur dalam Isjoni 2013: 26 mengemukakan bahwa apembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengelompokan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang berhasil mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademik. Suprijono 2012: 54 mendefinisikan pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang dimaksud. Slavin dalam Komalasari 2010: 62 menyatakan pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 2 sampai 5 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara berkelompok. Berdasarkan teori-teori di atas, peneliti mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran kooperatif adalah suatu bentuk model pembelajaran yang mengintegrasikan pendekatan sosial, dilaksanakan oleh siswa dengan belajar dan bekerja dalam kelompok kecil yang terdiri dari 2 sampai 5 orang untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang mana dalam prosesnya dipandu oleh guru sehingga keberhasilan belajar kelompok ditentukan oleh aktivitas dan kemampuan kelompok baik secara individual maupun secara kelompok.

2. Teori-teori Pembelajaran Kooperatif

Teori-teori pembelajaran kooperatif meliputi teori Vygotsky dan teori Piaget. Penjabaran kedua teori dapat dijelaskan sebagai berikut: a Teori Vygotsky Landasan teoritis pertama tentang belajar kelompok berasal dari pandangan kontruktivis sosial, Vygotsky. Landasan teori Vygotsky menjadi alasan mengapa siswa perlu diajak untuk belajar berinteraksi bersama orang dewasa atau temannya yang lebih mampu sehingga mereka bisa menyelesaikan tugas-tugas yang tidak bisa mereka selesaikan sendiri. Vygotsky dalam Huda 2014: 24 menyatakan mental siswa pertama kali berkembang pada level interpersonal dimana mereka belajar menginternalisasikan dan mentransformasikan interaksi interpersonal mereka dengan orang lain, lalu pada level intra-personal dimana mereka mulai memperoleh pemahaman dan keterampilan baru dari hasil interaksi ini. b Teori Piaget Landasan tentang belajar kelompok kecil dikembangkan dari teori Piaget, yaitu tentang konflik sosiokognitif. Menurut Piaget dalam Huda 2014: 25 konflik sosiokognitif muncul ketika siswa mulai merumuskan kembali pemahamannya akan suatu masalah yang bertentangan dengan pemahaman orang lain yang tengah berinteraksi dengannya. Saat pertentangan ini terjadi, siswa akan tertuntut untuk merefleksikan pemahamannya sendiri, mencari informasi tambahan untuk mengklarifikasi pertentangan tersebut dan berusaha “ nda ai an” p aha an dan p p tifnya yang a nt kembali menyelesaikan inkonsistensi-inkonsistensi yang ada. Konflik kognitif merupakan penggerak perubahan karena ia memotivasi siswa untuk merenungkan kembali pemahamannya tentang suatu masalah dan berusaha mengkontruksi pemahaman baru yang lebih sesuai dengan feedback yang mereka terima.

3. Model-model Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

Studi Perbandingan Sikap Sosial Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dan Think Pair Share Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu

3 49 84

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DENGAN TIPE THINK PAIR SHARE

1 16 67

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129