a Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik poin-poin yang ada membentuk
suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka telah terjadi heteroskedastisitas.
b Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika model telah bebas heteroskedastisitas atau homoskedastisitas maka
model layak untuk memprediksi permintaan ikan lele di warung tenda pecel lele di kota Palembang.
3 Multikolinearitas
Variabel X independen menurut Santoso 2000 tidak boleh saling berkolerasi atau tidak boleh terjadi hubungan linier yang sempurna. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas
di antara variable-variabel bebas menurut Arief 2003 akan menyebabkan koefisien regresi masing-masing variable bebas secara statistik dan
tidak signifikan sehingga variable bebas yang mempengaruhi dependent variable tidak dapat diketahui.
Cara mendeteksi
multikolinearitas menurut Santoso 2000 adalah sebagai
berikut : a
Besaran VIF Variance inflation factor dan Tolerance. Pedoman suatu regresi yang bebas multikolinearitas adalah mempunyai nilai VIF di
sekitar angka 1 dan angka toleransi mendekati 1. Cara mendapatkan besaran VIF adalah 1Tolerance.
b Besaran korelasi antar variabel independen. Pedoman suatu model regresi
yang bebas multikolinearitas adalah koefisien korelasi antar variabel independen
harus lemah dibawah 0,5. Jika korelasi kuat maka terjadi multikolinearitas
.
4.4.6 Analisis Elastisitas Permintaan
Analisis elastisitas permintaan menurut Sugiarto et al 2000 merupakan suatu ukuran kuantitatif yang menunjukkan besarnya pengaruh perubahan harga
atau faktor-faktor lainnya terhadap perubahan permintaan suatu komoditas. Secara umum, elastisitas permintaan dibagi menjadi elastisitas permintaan
terhadap harga, elastisitas permintaan terhadap pendapatan, dan elastisitas silang. Elastisitas pada funsi linear menurut Sarwoko 2005 dapat diukur dengan rumus:
Є = ß
1
XiYi Keterangan :
Є = Elastisitas ß = Koefisien
Xi = Rata-rata variabel bebas Yi = Rata-rata variabel tak bebas
4.5 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Palembang, Sumatera Selatan. Pengumpulan data dimulai pada akhir bulan Maret sampai dengan akhir bulan April 2008.
4.6 Batasan dan Pengukuran 1 Pecel lele yaitu paket satu porsi masakan ikan lele dengan bumbu khas yang
kemudian diolah dengan dibakar atau digoreng yang disajikan dengan sambal khusus, nasi, dan lalapan .
2 Warung tenda adalah salah satu jenis tempat untuk menjual produk pecel lele.
Dinamakan warung tenda karena tempat ini menggunakan tenda yang sifatnya tidak permanen, dapat dibongkar pasang dan dipindahtempatkan sesuai dengan
kebutuhan.
3 Harga pecel lele yaitu harga penjualan pecel lele dengan satuan Rupiah porsi. 4 Harga barang substitusi yaitu harga penjualan produk pecel lele yang dijual
oleh pedagang warung tenda seperti pecel ayam dan seafood.
5 Jumlah penjualan pecel lele yaitu kuantitas porsi pecel lele yang dijual oleh
pedagang warung tenda dalam satu bulan.
7 Penerimaan yaitu perkalian antara harga jual per unit dengan total produksi
yang dinyatakan dalam satuan rupiah.
8 Keuntungan atau Pendapatan bersih pedagang warung tenda yaitu selisih
antara penerimaan total dengan biaya total dan dinyatakan dalam satuan rupiah.
9 Biaya total yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan pedagang warung tenda
untuk membiayai seluruh produksi satu bulan yang lalu. Total biaya terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap.