Uji Penempelan Penggunaan Mikroflora Saluran Pencernaan sebagai Probiotik untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsskal)

29 29 pipet Pasteur dengan diameter 0,6 mm. Substrat antimikrob filtrat diteteskan ke dalam lubang sebanyak 0,05 mL. Selanjutnya, cawan diinkubasi pada suhu 29 o C selama 24 jam. Mikrob yang ma mpu menghasilkan substansi antimikrob akan melakukan penghambatan terhadap bakteri patogen yang dibuktikan dengan adanya zona bening di sekitar sumur agar. Besarnya aktivitas antimikrob ditentukan dengan cara mengukur diameter zona bening di sekitar sumur agar.

5. Ketahanan terhadap Asam Lambung dan Garam Empedu

Ketahanan isolat mikrob terhadap asam lambung dan garam empedu digunakan untuk mengkaji kemampuannya bertahan dalam lambung dan saluran pencernaan yang ber-pH rendah serta garam empedu di bagian atas usus. Pengujian dilakukan menurut metode Ngatirah et al. 2000. Metode ini dilakukan dengan menginokulasi 1,0 mL isolat mikrob ke dalam satu seri tabung yang berisi 9 mL larutan media steril pada pH 2,5 pH diatur dengan penambahan HCl dan pH 7,5 pH diatur dengan penambahan NaOH, kemudian diinkubasi pada suhu 29°C. Pengamatan dilakukan setelah 2, 4, 6, dan 8 jam setelah inokulasi dan jumlah mikrob dihitung dengan metode hitungan cawan. Ketahanan terhadap asam lambung dan garam empedu ditentukan berdasarkan jumlah koloni yang tumbuh pada kontrol dan perlakuan. Semakin kecil selisih semakin tahan mikrob yang diuji terhadap asam lambung dan garam empedu.

6. Uji Penempelan

Uji penempelan atau adhesi dilakukan dengan metode menurut Dewanti dan Wong 1993, yaitu menggunakan lempeng stainless steel. Sebelum digunakan, lempeng terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran yang menempel pada permukaannya dengan cara merendam dalam larutan detergen panas 40 sampai 45°C selama 24 jam. Lempeng itu kemudian dibilas dengan air panas 40 sampai 50°C hingga tidak berbusa dan licin, lalu dikeringanginkan. Setelah pencucian selesai, pada salah satu bagian sisi lempeng diberi tanda, dan selanjutnya disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 121°C selama 20 me nit. Pengujian dilakukan dengan cara meletakkan lempeng di dalam 250 mL media pertumbuhan yang diinokulasi dengan 1 mL kultur mikrob ke dalam erlenmeyer 1L, kemudian diinkubasi pada suhu 29°C selama 24 jam. Densitas 30 30 biofilm dianalisis setelah 24 jam dengan cara membilas lempeng dengan larutan buffer fosfat BF. Kemudian, dengan menggunakan swab permukaan lempeng diseka secara merata. Swab dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 10 mL BF dan tabung divorteks selama 1 menit. Selanjutnya dilakukan kultur mikrob dan jumlah mikrob yang tumbuh dihitung dengan metode hitungan cawan dan dinyatakan dalam cfucm 2 , setelah diinkubasi pada suhu 29°C selama 24 jam. Jumlah mikrob yang tumbuh pada fase cair juga dihitung dengan cara mengambil 1 mL cairan dari media pertumbuhan dan diencerkan ke dalam 9 mL larutan BF. Kemudian dilakukan kultur mikrob dan jumlah mikrob dihitung dengan metode hitungan cawan dan dinyatakan dalam cfumL, setelah diinkubasi pada suhu 29°C selama 24 jam. Analisis Data Data yang diperoleh pada percobaan isolasi dan seleksi mikroflora dari saluran pencernaan ikan bandeng dianalisis secara deskriptif. Mikrob yang terseleksi digunakan sebagai kandidat probiotik dan materi pada penelitian selanjutnya. Hasil Isolasi Mikrob Pada penelitian ini berhasil diisolasi 18 isolat dari saluran pencernaan ikan bandeng yang terdiri atas 4 isolat mikrob amilolitik aerob, 3 isolat mikrob amilolitik anaerob, 5 isolat mikrob proteolitik aerob, 2 isolat mikrob proteolitik anaerob, 2 isolat mikrob lipolitik aerob, dan 2 isolat mikrob lipolitik anaerob. Morfologi koloni isolat dan jenis mikrob berdasarkan identifikasi secara fisiologi dan biokimia menggunakan Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology Holt et al. 1994 dapat dilihat pada Lampiran 14 dan bentuk isolat dapat dilihat pada Gambar 4. 31 31 Keterangan : Mikrob amilolitik aerob Mikrob amilolitik anaerob A1-a : Moraxella sp. A1-an : Staphylococcus sp. A2-a : Aeromonas hydrophila A2-an : Flavobacterium sp. A3-a : Citrobacter sp. A3-an : Vibrio sp. A4-a : Carnobacterium sp. Mikrob proteolitik aerob Mikrob proteolitik anaerob P1-a : Streptococcus sp. P1-an : Vibrio alginoliticus P2-a : Bacillus sp. P3-a : Micrococcus sp. P4-a : Pseudomonas sp. P5-a : Proteus sp. Mikrob lipolitik aerob Mikrob lipolitik anaerob L1-a : Planococcus sp. L1-an : Kurthia sp. L2-a : Plesiomonas sp. L2-an : Serratia sp. Gambar 4. Bentuk isolat mikrob amilolitik, proteolitik, dan lipolitik yang diisolasi dari saluran pencernaan ikan bandeng 32 32 Gambar 4. lanjutan 33 33 Gambar 4. lanjutan Seleksi Mikrob Mikrob Fakultatif Pengujian fakultatif memberikan gambaran tentang keadaan lingkungan tempat mikrob tersebut dapat hidup. Faktor lingkungan yang paling menentukan proses metabolisme energi yang dilakukan mikrob adalah oksigen. Hasil pengujian fakultatif menumbuhkan isolat mikrob aerob dalam media anaerob, dan sebaliknya menumbuhkan isolat mikrob anaerob dalam media aerob disajikan pada Tabel 2. Dari 18 isolat yang diuji ditemukan 13 jenis isolat yang fakultatif, yaitu golongan mikrob yang dapat tumbuh tanpa atau dengan adanya oksigen. Isolat fakultatif tersebut terdiri atas 8 isolat yang berasal dari mikrob aerob A1-a, A2-a, A4-a, P1-a, P2-a, P3-a, L1-a dan L2-a dan 5 isolat yang berasal dari anaerob A1-an, A2-an, A3-an, P1-an dan L1-an. Isolat A3-a, P4-a dan P5-a tergolong mikrob aerob, yaitu hanya dapat tumbuh jika terdapat oksigen di lingkungannya. Isolat P2-an dan L2-an tergolong mikrob anaerob, yaitu tidak 34 34 memerlukan oksigen untuk pertumbuhannya. Pertumbuhan mikrob ini biasanya terhambat dengan adanya oksigen. Bahkan, beberapa jenis mikrob sangat sensitif dan akan mati jika ada oksigen. Tabel 2. Isolat mikrob amilolitik, proteolitik, dan lipolitik yang ditumbuhkan pada media aerob dan anaerob Isolat Media aerob Media anaerob Kriteria Aerob A1-a + + Fakultatif A2-a + + Fakultatif A3-a + - Aerob A4-a + + Fakultatif P1-a + + Fakultatif P2-a + + Fakultatif P3-a + + Fakultatif P4-a + - Aerob P5-a + - Aerob L1-a + + Fakultatif L2-a + + Fakultatif Anaerob A1-an + + Fakultatif A2-an + + Fakultatif A3-an + + Fakultatif P1-an + + Fakultatif P2-an - + Anaerob L1-an + + Fakultatif L2-an - + Anaerob Keterangan: A = Mikrob amilolitik a = Aerob + = Tumbuh P = Mikrob proteolitik an = Anaerob - = Tidak tumbuh L = Mikrob lipolitik Aktivitas Amilolitik, Proteolitik, dan Lipolitik Besarnya aktivitas amilolitik, proteolitik, dan lipolitik isolat mikrob ditunjukkan dengan melakukan pengukuran hidrolisis pati, kasein, dan lemak, uji degradasi subsrat oleh mikrob, serta uji aktivitas enzim amilase, protease, dan lipase.

1. Hidrolisis Pati, Kasein, dan Lemak