Konsumsi Oksigen Penggunaan Mikroflora Saluran Pencernaan sebagai Probiotik untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsskal)

96 96 yang diukur secara kolorimetrik menggunakan kit reagen berdasarkan metode GPO-PAP glycerol-3-phosphate oxydase-peroxidase 4-aminophenazone. Prosedur kerja pengukuran kadar trigliserida darah disajikan pada Lampiran 7.

10. Konsumsi Oksigen

Parameter ini diperlukan untuk memprediksi laju metabolik ikan uji menggunakan metode Becker dan Fishelson 1986. Wadah percobaan yang digunakan adalah stoples plastik bervolume 1,5 L yang dirancang dengan sistem resirkulasi dan aliran air diatur dengan kecepatan 30 Ljam Gambar 23. Ikan uji dengan ukuran ± 20 g diaklimatisasi selama 48 jam dan diberi pakan pada level pemeliharaan. Setelah masa aklimatisasi selesai, ikan uji dipuasakan selama 48 jam untuk menghilangkan semua sisa pakan dalam saluran pencernaan. Pengukuran oksigen terlarut dilakukan dengan menggunakan dissolved oxygen meter model 5509 lutron skala 0 sampai 20 ppm dengan selang waktu pencatatan 15 menit. Pengukuran dimulai setelah 48 jam ikan uji dipuasakan sampai diperoleh tingkat konsumsi oksigen yang relatif stabil pada nilai terendah selama ± 90 menit. Selanjutnya ikan uji diberi pakan sampai kenyang dan pengukuran dilanjutkan selama 24 jam. Selama pengamatan, ikan diberi pakan secara at satiation sebanyak 3 kali sehari, yaitu pada pukul 07.00, 12.00 dan 17.00. Selama pengukuran konsumsi oksigen kisaran suhu media budi daya adalah 29 sampai 30 o C. Nilai konsumsi oksigen dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : O 2tn - O 2t0 Konsumsi Oksigen = x V mg O 2 kg 0,8 jam BBM Dimana : O 2tn = Konsentrasi O 2 yang masuk ke dalam wadah mgL O 2t0 = Konsentrasi O 2 yang keluar dari wadah mgL BBM = Bobot badan metabolik [bobot badan kg 0,8 ] V = Kecepatan aliran air Ljam Laju metabolisme dihitung dengan mengkonversi nilai konsumsi oksigen, yaitu mengkalikannya dengan nilai setara kalor 13,78 kJg untuk laju metabolisme basal Brett dan Goves 1979 dan 14,85 kJg untuk laju metabolisme kenyang dan 97 97 laju metabolisme rutin Huisman 1976. Specific dynamic action SDA ditentukan dari selisih antara laju metabolisme kenyang dan laju metabolisme basal. Berdasarkan data laju metabolisme dan deposisi energi dalam tubuh ikan uji dilakukan perhitungan neraca energi yang meliputi konsumsi energi, retensi energi, energi metabolik, yaitu energi yang siap digunakan untuk metabolisme dan pertumbuhan, yang merupakan penjumlahan antara penggunaan energi pada metabolisme rutin dan retensi energi, serta persentase retensi energi per konsumsi energi dan energi metabolik per konsumsi energi. Gambar 23. Wadah percobaan yang digunakan pada pengukuran konsumsi oksigen untuk mengkaji efektivitas Carnobacterium sp. pada berbagai kadar protein-karbohidrat pakan buatan pada pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup ikan bandeng

11. Tingkat Kelangsungan Hidup