Kap Lampu Kulit Motif Ornamen Burung Hantu Hutan dan Telinga

109 mencerminkan bahwa seorang induk burung hantu akan selalu menjaga anaknya hingga dirasa bisa untuk mencari makan sendiri dan melakukan aktifitasnya sendiri. Selain itu penggambaran tersebut juga memperlihatkan kemampuan burung hantu dalam mencari makan di malam hari dan tidur disiang hari. Dari karya yang berjudul “kehidupan” ini dapat dilihat bagaimana pengorbanan seorang induk burung hantu dalam menjaga dan merawat anaknya, sehingga diharapkan yang melihat karya ini dapat lebih menumbuhkan rasa cinta dan bakti kepada kedua orang tua dalam pengorbananya menjaga dan merawat kita. Motif utama yang terdapat pada kap lampu kulit ini adalah interaksi induk dari menggerami hingga menetaskan telurnya dan kerjasama antara burung hantu betina dan jantan dalam menjaga anaknya, Terlihat pesan yang ingin disampaikan desain ini adalah kasih sayang orang tua dan anak burung hantu. Penempatan motif juga berada di salah satu sisi, sehingga tetap ada space kosong yang justru berfungsi membuat motif utama sebagai centre of interest desain. Motif pendukung yang terdapat dalam desain kap lampu kulit adalah sulur daun yang tumbuh sebagai background . Motif pendukung yang ada di kap lampu kulit di ilustrasikan sulur daun yang sedang tumbuh disusun menjadi satu kesatuan yang bagus. Guna menonjolkan motif utama dalam desain ini, pemilihan warna turut diperhitungkan, warna agak muda dengan outline hitam cenderung dapat menonjolkan keberadaan burung hantu dalam kap lampu kulit ini dan didukung dengan motif daun yang menjulur menambah kesan natural. Motif background penggambaran daun yang tumbuh keatas dengan ketinggian yang berbeda-beda. Hal tersebut dapat membuat burung hantu sebagai motif 110 utama terkesan lebih hidup dan tidak terkesan kaku karena daun bersifat dinamis hal ini sesuai dengan perinsip seni rupa yaitu irama. Pada pewarnaan background digunakan warna orange yang tua agar motif utam lebih terlihat. Motif Isian adalah motif geometris. Tatahan yang dipakai dalam pembuatan kap lampu kulit ini adalah tatahan wajikan, menggunakan tatahan jenis wajikan yang diletakan di atas dan bawah dari motif utama dan pendukung agar sesuai dengan prinsip seni rupa yaitu keseimbangan.

i. Kap Lampu Kulit Motif Ornamen Burung Hantu Gereja, Hutan dan

Telinga Panjang Gambar 64: The Expression of an Owl 111 Karya gambar 64 memiliki bentuk tabung dengan ukuran panjang 38 cm dan diameter 22 cm. Kap lampu kulit ini adalah kap lampu duduk. Karya ini memiliki fungsi sebagai penghias dan penerang untuk ruang tamu atau ruang berkumpul keluarga. Sangat tepat diletakan di meja sudut ruangan. Peletakan lampu disudut merupakan salah satu cara untuk menghidupkan sudut ruangan yang biasanya terabaikan dengan peletakan disudut ruangan memberikan kesan sudut ruangan lebih indah. Karya ini berjudul “ The Expression of an Owl ”. Motif utama yang terdapat pada kap lampu duduk dengan bentuk tabung ini adalah gambar dari kepala burung hantu gereja, hutan, telinga pajang. Pada kap lampu kulit digambarkan ada tiga kepala burung hantu dengan ekspresi wajah yang berbeda. Penggambaran ekspresi wajah burung hantu yang berbeda dimaksudkan agar tidak terjadi pengulangan yang membosankan dan dapat mencerminkan ekspresi wajah burung hantu yang bermacam-macam, ekspresi wajah burung hantu antara lain sedang bahagia dengan mata terbuka, burung hantu yang sedang lelah lalu tidur dengan memejamkan matanya, burung hantu ada yang sedang melirik yaitu burung hantu digambarkan sedang mencari-cari mangsa. Tiga motif burung hantu yang terdapat pada kap lampu kulit diletakan berdekatan satu dengan yang lainya agar tercipta prisip kesatuan atau unity . Kesatuan dalam seni rupa sangat penting karena tanpa kesatuan karya seni rupa akan terlihat tidak menyatu dengan adanya kesatuan karya terlihat lebih indah dan rapi. Dari segi warna, warna yang digunakan pada kap lampu ini adalah warna- warna soft yang menarik perhatian. Pada kap lampu kult ini background adalah