Motif Utama Tinjauan Motif
33 wajahnya secara umum lebih kecil dan pipih, jambul telinganya memiliki
perkembangan tidak terlalu baik jika dibandikan dengan yang lainya Ensiklopedia, 1989: 167.
Burung hantu pada malam hari terbang mencari makan dan sekaligus mempertahankan wilayahnya terhadap ganguan dari saingannya, berbeda dengan
burung lainya. Pada malam hari, kekuatan cahaya akan surut intensitasnya sampai minimal, tetapi burung hantu berbeda dari burung lainya dia dapat
melihat dengan penglihatan 30 – 100 kali lebih peka pada manusia. Mata dan
selaput beningnya besar. Lensanya lebih bundar burung hantu dibandingkan dengan burung lainya. Burung hantu tidak dapat memutarkan matanya sehingga
harus memutarkan kepalanya jika ingin mengikuti gerakan suatu sasaran sebesar 270
Ensiklopedia, 1989: 168 .
Kebanyakan burung hantu memiliki pendegaran yang sangat tinggi, tetapi burung hantu kurang begitu peka terhadap bunyi dengan frekuensi rendah,
telinganya lebih peka pada frekuensi tertentu dibanding telinga hewan lain. Pada saat berburu dimalam hari kepekaan pada frekuensi tinggi dimanfaatkan dengan
baik oleh burung hantu pada waktu berburu dalam gelap. Burung hantu pada malam hari dapat dilihat dengan caranya berkomunikasi. Burung hantu
bekomunikasi dengan memperdengarkan pekikan, maka burung hantu berkomunikasi dengan sesama burung hantu yang berada dikejahuan dan juga
mengumumkan kawasan kekuasaannya. Burung hantu adalah burung
monogami
yaitu hanya kawin dengan satu burung hantu betina. Burung hantu kebanyakan adalah burung yang mengeram
34 dalam liang, meletakan telurnya di celah, rongga dan di sarang burung pelatuk
yang ditelantarkan. Telur burung hantu berwarna putih. Telur dan anak burung hantu selanjutnya dilindungi dari serangan musuh. Pengeraman dimulai dari telur
pertama dihasilkan. Pengeraman dilakukan oleh burung hantu betina dan burung hantu jantan berburu mencari makan untuk burung hantu betina. Telur burung
hantu menetas sesuai dengan urutanya merupakan penyesuaian terhadap keterbatasan makanan yang tersedia. Apabila terjadi kekurangan makanan, Anak
tertua yang menghabiskan makanan tersebut dan sebaliknya yang lain akan mati kelaparan. Ketergantungan anak burung hantu untuk mencari makan pada
orangtuanya terjadi sangat lama. Berberapa bulan setelah anak burung hantu meninggalkan sarang, orangtuanya masih tetap mencarikan makanan bagi
anaknya, sementara anaknya belajar mengembangkan keterampilan berburu Ensiklopedia, 1989: 170.
Seiring dengan perubahan jaman banyak burung hantu yang mengalami populasi naik dan turun dikarenakan semakin maraknya perdagangan, penjualan
dan pemburuan burung hantu, selain dikarenakan ulah manusia populasi burung hantu juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Semakin padat populasi hewan
mangsanya dalam suatu daerah semakin banyak burung hantu yang bermukim ditempat itu, dan sebaliknya apabila populasi mangsanya merosot tajam maka
burung hantu akan mati kelaparan atau burung hantu yang belum sampai mati kelaparan akan berpindah tempat menuju kawasan pangan yang lebih baik
Ensiklopedia, 1989: 170.