31
3. Motif Isian
Motif isian dalam kap lampu ini adalah motif geometris, motif yang tertua dari ornamen adalah bentuk geometris. Motif ini lebih banyak
memanfaatkan unsur-unsur dalam ilmu ukur seperti garis-garis lengkung dan lurus, lingkaran, segitiga, persegiempat, dan lain-lain.
G. Tinjauan Tentang Dekoratif
Karya seni yang memiliki daya unsur menghias yang tinggi atau dominan. Dekoratif tidak menampakan adanya volume keruangan maupun
perspektif. Semua dibuat secara datar, flat atau tidak menunjukan ketiga dimensinya. Susanto, 2012 : 100.
Dalam penciptaan karya, penulis tertarik dengan tema burung hantu kearah dekoratif yang dilakukan dengan s
tilir
dan
deformasi
.
Deformasi
adalah perubahan susunan bentuk yang dilakukan dengan sengaja untuk kepentingan
seni, yang sering terkesan sangat kuat atau besar sehingga kadang-kadang tidak lagi berwujud figur semula atau sebenarnya, sehingga hal ini memunculkan
karakter baru yang lain dari sebelumnya. Adapun cara mengubah bentuk antara lain dengan cara :
deformasi
perubahan,
simplifikasi
penyederhanaan,
stilisasi
penggayaan Susanto, 2012: 98. Bentuk-bentuk objek burung hantu atau pendukungnya disederhanakan
dan digayakan tanpa meninggalkan bentuk aslinya. Penulis menggambar burung hantu dengan digayakan, kesan tentang burung hantu harus masih ada pada motif
itu. Penulis dalam menciptakan karya dengan tema burung hantu menstilir objek
32 burung hantu dengan mengambil tema yang berkaitan dengan burung hantu
seperti aktivitas burung hantu yang sedang berburu mangsa pada malam hari, burung hantu yang sedang bertenger di pepohonan, burung hantu yang sedang
tidur di siang hari dan lain-lain yang berkaitan tentang aktivitas burung hantu. Dalam penciptaan karya kap lampu kulit dengan objek burung hantu, penulis
menghasilkan karya kap lampu kulit menggunakan teknik tatah sungging yang diterapkan pada kulit mentah atau yang disebut kulit
parkamen
.
H. Tinjauan Tentang Burung Hantu
Burung hantu adalah burung pemangsa daging atau disebut
karnivora
bermata besar yang biasa berburu dalam kegelapan malam Ardley, 1974: 5. Burung pemangsa yang memiliki bulu sangat halus. Matanya besar, mengarah
kedepan sehingga penglihatan burung hantu sangat tajam dibandikan dengan penglihatan manusia. Pendengaraan burung hantu sangat peka, sehingga burung
hantu dapat menangkap bunyi gemerisik mangsanya sekalipun sangat pelan. Penglihatan dan pendengaran yang tajam, burung hantu mudah menemukan
tikus dan bintang kecil pada malam hari. Burung hantu adalah kelompok burung yan merupakan ordo
Strigiforms
. Ensklopedia 1989: 167 menyebutkan bahwa terdapat sekitar 130 spesies
burung hantu. Burung hantu dibagi menjadi dua famili, yaitu :
Tytonidane
dan
Strigidae
. Famili pertama burung hantu gereja
Tyto alba
, burung hantu rumput
Tyto longimembris
dan burung hantu cokelat
Phodilus badius
. Kebanyakan
Strigidae
tergolong pada subfamili
Buboninae
atau burung sejati yang piringan