Pengertian Pembelajaran Multikultural Konsep Pembelajaran Multikultural

45

c. Dasar-dasar Pembelajaran Multikultural

1 Unsur kebudayaan Pembelajaran tidak terlepas dari usur kebudayaan karena : a Kebudayaan merupakan suatu keseluruhan yang kompleks b Kebudayaan merupakan prestasi manusia yang material c Kebudayaan dapat berbentuk fisik d Kebudayaan dapat berbentuk perilaku e Kebudayaan merupakan realitas yang objektif f Kebudayaan tidak terwujud dalam kehidupan manusia yang terasing. Berdasarkan nilai-nilai kebudayaan yang beragam, kompleks dan terintegrasi, proses pembelajaran harus menggunakan multidisipliner, seperti filsafat, sosiologi, antropologi, biologi, psikologi, dan komunikasi. 2 Keanekaragaman budaya yang ada di masyarakat Keanekaragaman budaya yang ada di masyarakat harus dijadikan dasar pengayaan dalam pembelajaran sehingga guru harus menciptakan “belajar untuk hidup bersama dalam damai dan harmoni” sesuai dengan salah satu pilar belajar dan UNESCO, yaitu learning to live together. 3 Peran guru dalam menerapkan nilai-nilai sebagai inti kebudayaan Peran guru dalam menerapkan nilai-nilai sebagai inti kebudayaan adalah : a menjadi model, b menciptakan masyarakat bermoral, c mempraktikkan disiplin moral, 46 d menciptakan situasi demokrasi, e mewujudkan nilai-nilai melalui kurikulum, f menciptakan budaya kerjasama, g menumbuhkan kesadaran karya, h mengembangkan refleksi moral, i mengajarkan revolusi konflik.

8. Peranan Guru dan Sekolah dalam Penerapan Pendidikan Multikultural

Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan berfungsi menanamkan kesadaran di kalangan generasi muda akan identitas dirinya, identitas kolektifnya, serta menumbuhkan calon warga negara yang baik dan terpelajar dalam masyarakat yang homogen atau mejemuk. Sementara itu, guru berfungsi untuk melatih dan mendisiplinkan pikiran peserta didik, memberikan pendidikan moral dan agama, menanamkan kesadaran nasionalisme dan patriotisme, menjadi warga negara yang baik. Untuk itu, peran guru dan pihak sekolah diperlukan memenuhi berbagai kebutuhan peserta didik, antara lain sebagai berikut: a. Membangun Paradigma Keberagaman Guru memiliki paradigma pemahaman keberagaman yang moderat akan mampu mengajarkan dan mengimplementasikan nilai-nilai keberagaman kepada peserta didik di sekolah. Peran guru dalam hal ini, yaitu sebagai berikut: 1 Guru harus mampu bersikap demokratis. Artinya, dalam segala tingkah lakunya, baik sikap maupun perkataannya tidak diskriminatif bersikap 47 tidak adil atau menyinggung peserta didik yang menganut agama yang berbeda dengannya. 2 Guru seharusnya memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kejadian- kejadian tertentu yang berhubungan dengan agama. b. Menghargai Keragaman Bahasa Guru harus memiliki sikap menghargai “keragaman bahasa” dan mempraktikkan nilai-nilai tersebut di sekolah sehingga dapat membangun sikap peserta didik agar mereka selalu menghargai orang lain yang memiliki bahasa, aksen, dan dialek yang berbeda. Oleh karena itu, guru harus menunjukkan sikap dan tingkah laku yang selalu menghargai perbedaan bahasa yang ada. c. Membangun Sensitivitas Gender Guru dituntut untuk memiliki peran dalam membangun kesadaran peserta didik terhadap nilai-nilai kesadaran gender dan sikap anti diskriminasi terhadap kaum perempuan di sekolah dengan cara berikut: 1 Guru harus memiliki wawasan yang cukup tentang kesetaraan gender. 2 Guru harus mampu mempraktikkan nilai-nilai keadilan gender secara langsung di kelas atau di sekolah. 3 Sensitif terhadap permasalahan gender di dalam ataupun di luar kelas. d. Membangun Sikap Kepedulian Sosial Guru dan sekolah berperan mengembangkan sikap peduli dan kritis siswa terhadap segala bentuk ketidakadilan sosial, ekonomi dan politik yang ada di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.