Pendekatan aksi sosial the social action approach
34 c
Mengubah aturan, yang pada akhirnya mengembangkan paradigma
baru bagi kurikulum. 2
berorientasi pada siswa student-oriented programs
Program yang berorientasi pada siswa student-oriented programs bertujuan untuk meningkatkan prestasi akademik kelompok siswa yang
berbeda meskipun pada saat itu tidak memberikan perubahan besar dalam muatan kurikulum. Beberapa program ini tidak dirancang untuk mengubah
kurikulum atau konteks sosial pendidikan, tetapi membantu siswa dengan budaya dan bahasa yang berbeda untuk menciptakan perubahan dalam
mainstream pendidikan. Terdapat beberapa kategori program yang khas: a
Program yang menggunakan riset dalam model belajar yang berbasiskan budaya culturally-based learning styles dalam menentukan gaya
mengajar yang digunakan pada kelompok siswa tertentu; b
Program dua bahasa bilingual atau dua budaya bicultural; c
Program bahasa yang mengandalkan bahasa dan budaya sekelompok siswa minoritas.
3 berorientasi sosial sosially-oriented programs
Program yang berorientasi sosial sosially-oriented programs berupaya mereformasi pendidikan ataupun konteks politik dan budaya
pendidikan. Program ini bertujuan bukan untuk meningkatkan prestasi akademis atau menambah sekumpulan pengetahuan multikultural,
melainkan memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam meningkatkan toleransi budaya dan ras serta mengurangi bias.
35 Kategori program ini juga tidak hanya meliputi program yang
dirancang untuk menstrukturkan kembali dan menyatukan sekolah, tetapi juga program ini dirancang untuk meningkatkan semua bentuk hubungan di
kalangan kelompok etnik dan ras dalam program belajar bersama tanpa membedakan perbedaan yang ada pada setiap individu. Bentuk pendidikan
multikultural ini menekankan “hubungan manusia” dalam semua bentuknya dan menggabungkan beberapa karakteristik dua bentuk program lainnya,
yaitu program yang menuntut perbaikan kurikulum untuk menekankan kontribusi sosial yang positif dari kelompok etnis dan budaya sambil
menggunakan riset tentang model belajar untuk meningkatkan prestasi siswa dan mengurangi ketegangan dalam ruang kelas.
Selain program-program tersebut, menurut Iis Arifudin 2007: 220 implementasi pendidikan multikultural dapat dilakukan di sekolah melalui
beberapa cara yaitu : a.
Implementasi pendidikan multikultural terintegrasi dengan mata pelajaran
Pelaksanaan pendidikan multikultural tidaklah perlu mengubah kurikulum, pelajaran pendidikan multikultural dapat terintegrasi pada
mata pelajaran yang lainnya. hanya saja diperlukan pedoman bagi guru untuk menerapkannya. yang utama kepada para siswa perlu diajari
mengenai toleransi, kebersamaan, HAM, demokratisasi, dan saling menghargai. Hal tersebut sangat berharga bagi bekal hidup mereka
36 dikemudian hari dan sangat penting untuk tegaknya nilai-nilai
kemanusiaan. Jadi implementasi dan pengembangan pendidikan multikultural
terintegrasi melalui mata pelajaran dapat dilakukan oleh perguruan tinggi atau sekolah dasar dan menengah sebagai berikut, 1 perguruan
tinggi misalnya, dari segi substansi, pendidikan multikultural dapat diintegrasikan misalnya melalui mata kuliah umum, seperti
kewarganegaraan, agama, dan bahasa. 2 tingkat SD, SLTP, atau sekolah
menengah SMA,
pendidikan multikultural
dapat diintegrasikan dalam mata pelajaran dan bahan ajar seperti agama,
sosiologi, dan antropologi, dan dapat melalui model pembelajaran seperti diskusi kelompok atau kegiatan lainnya.
b. Implementasi
pendidikan multikultural
melalui kegiatan
pengembangan diri. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, bakat, minat peserta didik, dan
kondisi sekolah. 1
Pengembangan diri terprogram Pengembangan
diri terprogram
untuk pendidikan
multikultural dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan berikut ini: