75 menghargai pendapat, menghargai dan menghormati orang lain tanpa
membeda-bedakan obs05052016. Guru memberi contoh dan teladan kepada siswa. Sesuai dengan pernyataan guru sebagai berikut :
“Peran guru tentu memberikan contoh, jadi tidak membeda- bedakan. Lebih kepada pemberian contoh, kalau guru tidak
langsung hanya memberi pengertian anak-anak multikultural itu apa, jadi memberi contoh, karena kalau anak-anak SD harus diberi
contoh, jadi bagaimana memperlakukan anak satu dan lainnya, menghormati agama, kebudayaan itu disitu diajarkan dengan
contoh” AS, 07052016. “Kalau yang selalu ditanamkan, sikap selalu menghargai,
saling menghormati, kita tidak boleh meremehkan orang lain, selalu saya tekankan dengan siapapun kita harus saling
menghormati, karena kita tidak tau kedepannya akan seperti apa, apa yang terjadi” ESR, 11052016.
“Sebagai pendamping iya seperti saya, sebagai pelayan iya, sebagai teman juga iya, dia akrab untuk sebagai orang tua juga iya,
kalau meluruskan anak-anak kalau dia berbuat tidak baik, atau ada yang melenceng kata-katanya dan sebagainya, juga dia sebagai
orang tua menasehati dan yang memberi contoh dan sebagainya” AR,30052016.
Serta pernyataan siswa seperti : “Pernah sama bu Achib diajarin menghargai, menasehati.
Diajarin waktu pelajaran Kewarganegaraan atau IPS. Juga waktu lagi kerja kelompok gak boleh bilang “aku mau aku mau”, harus
menghargai pendapatnya orang lain juga” EPN,10052016. Berdasarkan observasi terlihat interaksi antara kepala sekolah
dan guru juga terjalin akrab, selalu bertegur sapa dan mengobrol setiap ada kesempatan maupun keperluan. Interaksi antar guru terlihat akrab
dan tidak canggung ataupun kaku dan tidak ada pembedaan antara guru yang satu dengan yang lainnya. Sesama guru saling berbagi
pengetahuan, mengingatkan dan membantu apabila ada yang mengalami kesulitan obs05052016. Hal tersebut juga di perkuat
oleh pernyataan guru pada saat wawancara sebagai berikut :
76 “Karna saya baru disini, guru-guru disini itu mengajarkan
kepada saya, kalau misalnya mereka siswa seperti ini, caranya seperti apa, seperti itu, kalau mereka bandel ya di tegur saja, kalau
kepala sekolah itu lebih banyak mengajarkan saya bagaimana caranya menghadapi siswa” D, 12052016.
“Sebagai guru selain mengajarkan kita memberi contoh. Kita pamongnya dari lima agama juga, itu kita juga memberi contoh,
bagaimana kita juga saling menghormati, jadi anak-anak juga akan mencontoh kita, kalau kita pamongnya aja tidak rukun, anak-
anaknya juga tau, itu memberi pelajaran dengan memberi contoh, juga
lebih banyak
saling komunikasi dan menyapa” CITR,12052016.
Secara keseluruhan interaksi di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa dapat dikatakan komunikatif, karena seluruh warga
sekolah selalu interaktif satu sama lain dan bersikap tidak membeda- bedakan dari segi apapun. Walaupun di lingkungan siswa dan guru
banyak yang berbeda-beda latar belakang, baik agama dan sukunya. Namun semuanya menjalin hubungan yang baik, interaktif, dan saling
bekerja sama untuk menciptakan suasana yang kondusif di sekolah.
c. Nilai-nilai yang ditanamkan dalam implementasi pendidikan
multikultural
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti, nilai-nilai pendidikan multikultural menjadi bagian penting
untuk ditanamkan kepada warga sekolah terutama siswa. Nilai-nilai yang dikembangkan antara lain tanggung jawab, kedisiplinan,
toleransi, saling menghormati, peduli sesama, demokrasi, dan kerjasama. Nilai-nilai tersebut tercermin dari kegiatan yang dilakukan
di sekolah dan beberapa poster yang dipasang di sekolah yang terlihat pada saat observasi dilakukan.
77 Di sekolah terlihat ada poster yang bertuliskan pembiasaan di SD
Taman Muda yang isinya antara lain adalah berbaris di depan kelas sebelum masuk kelas yang menunjukkan kedisiplinan dan pembiasaan
peduli terhadap sesama yang menunjukkan nilai kepedulian. Selain itu juga terdapat tulisan-tulisan di anak tangga yang ada di sekolah yang
menunjukkan penanaman nilai-nilai di atas, diantaranya toleransi dan demokratis. Sementara nilai kerja sama, saling menghormati dan
toleransi juga tercermin dalam kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa maupun guru obs27042016.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru bahwa : “Karena memang disini ada lima agama, sejak dini
memang anak-anaknya sudah diperkenalkan dengan itu, jadi belajar untuk menerima perbedaan dari teman-teman yang lain.
Karena perbedaan-perbedaan yang ada kita juga menanamkan kepada anak-anak bagaimana untuk saling menghargai,
toleransi, menghormati, seperti itu kalau masalah agama. Kemudian, yang berbeda disini tidak hanya agama, suku-
sukunya juga, ada beberapa anak yang memang dari luar daerah, itu juga awalnya kita minta teman-temannya membantu
dia untuk istilahnya merangkul dia dan juga membantu dia kalau dia kesulitan dalam menggunakan bahasa jawa. Itu juga
kita menanamkan “temanmu kan dari luar jawa, tidak bisa bahasa jawa, jadi kalau kamu bicara sama dia gunakan
bahasa Indonesia ”, kemudian juga anak-anak yang tidak bisa
bahasa jawa kita beri pemahaman” ESR,11052016. “Disini siswanya berbagai jenis, anak-anak harus mampu
berbaur dengan yang ABK, bisa menghargai, saling berbagi, kalau saya mengajarkan seperti itu dan anak-anak tidak boleh
memandang jelek ABK, saya tidak mengajarkan seperti itu, karena kita semua sama, hanya saja teman kita perlu bantuan,
misalnya seperti itu. Jadi anak-anak nanti sudah bisa membantu teman-temannya
yang kekurangan,
maksudnya yang
kekurangan kemampuannya secara akademik ataupun yang lain, nanti yang bisa itu membantu” AS,07052016.
78 SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa menyadari
pentingnya menerapkan pendidikan multikultural kepada siswa, terutama sekolah tersebut merupakan sekolah inklusi yang berbasis
budaya dan pendidikan budi pekerti luhur. Sehingga penting bagi siswa untuk memahami keberagaman dan bagaimana menyikapi
keberagaman tersebut. Ditambah lagi dengan kondisi siswa yang heterogen, banyak memiliki keragaman mulai dari agama, suku,
budaya dan karakter maupun kemampuan siswa. Perlunya penanaman nilai-nilai pendidikan multikultural di sekolah ini adalah untuk
membentuk perilaku siswanya sejak dini. Seperti yang dikatakan dalam wawancara sebagai berikut :
“Pendidikan multikultural sangat bagus, karna semuanya mengajarkan kebersamaan, untuk kebersamaan, jadi kita bisa
tidak memilah-milah yang lebih bagus atau yang bagaimana, kita disini juga kan ada lima agama, jadi lima agama itu saling
“guyub”, itu sudah ditanamkan, juga sudah dari dulu seperti itu, jadi tidak ada yang ini membedakan, begitu juga dengan guru-
gurunya” MCS,11052016. “Di kelas itu multikultural lebih kepada kita berbaur dengan
berbagai macam karakter, kebudayaan, agama, budaya mereka yang ada dirumah, tentunya di kelas pembelajarannya lebih
kepada saling bertukar pikiran, memberikan contoh yang baik, lebih kepada menjaga sikap-sikap saja, jadi multikultural itu
diharapkan dapat menumbuhkan karakter yang baik, jadi walaupun mereka itu berbeda dari segi agama, kebudayaan,
apapun, tapi diharapkan perbedaan itu menjadikan mereka itu belajar, bahwa ternyata saya harus menghargai, menghormati,
seperti itu”AS,07052016. Selain itu berdasarkan hasil observasi dari kegiatan pembelajaran
di kelas dan kegiatan pengembangan diri, terdapat nilai-nilai yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
79 1
Tanggung Jawab Di SD Taman Muda ditanamkan nilai tanggung jawab
melalui kegiatan, kegiatan tersebut berupa pemberian tugas-tugas seperti pekerjaan rumah maupun tugas piket kelas dan
melaksanakan organisasi kelas, artinya mereka bertanggung jawab pada apa yang menjadi kewajiban mereka. Siswa juga bertanggung
jawab untuk menaati peraturan kelas yang dibuat wali kelas dan disetujui bersama. Selain itu di kelas juga ditanamkan nilai
tanggung jawab
melalui materi
dalam mata
pelajaran Kewarganegaraan dan mata pelajaran lainnya seperti memberikan
pekerjaan rumah ataupun tugas lainnya kepada siswa. Hal tersebut akan membantu siswa untuk memiliki dan menanamkan sikap
tanggung jawab kepada siswa obs09052016. 2
Kedisiplinan Nilai kedisiplinan ditanamkan melalui proses pembelajaran
dengan materi kedisiplinan di mata pelajaran Kewarganegaraan, dalam proses pembelajaran juga dilaksanakan dengan tepat waktu,
artinya guru memulai dan mengakhiri pembelajaran sesuai dengan waktu yang ditentukan. Sekolah juga memiliki pembiasaan yaitu
berbaris didepan kelas sebelum masuk kelas. Selain itu dapat dilihat juga dari aktivitas siswa, misalnya ketika bel masuk, siswa
langsung bergegas untuk masuk kelas dan mengikuti pembelajaran. Meskipun pada saat jam belajar guru tidak bisa masuk kelas atau