Visi, Misi, dan Tujuan

67

B. Hasil Penelitian

1. Implementasi Pendidikan Multikultural di SD Taman Muda Ibu

Pawiyatan Tamansiswa a. Pemahaman warga sekolah tentang pendidikan multikultural Pendidikan multikultural merupakan pendidikan yang di dalamnya memberikan nilai-nilai yang membina siswa untuk berdampingan dengan keberagaman di dalamnya. Proses pendidikan merupakan suatu kegiatan dalam rangka untuk membentuk perilaku manusia dengan nilai yang berlaku. Pendidikan multikultural sebagai upaya dalam menghadapi kondisi siswa yang beragam baik dari segi suku, agama, dan budaya. Pendidikan multikultural secara eksplisit mengakui dan menyambut keragaman dari warisan etnik yang ditemukan dalam diri setiap orang yang disebut “orang Indonesia” sehingga menolak pandangan bahwa sekolah harus berupaya mencairkan perbedaan kultural atau sebaiknya hanya menoleransi pluralism budaya. Pendidikan multikultural mengakui pentingnya semua anak memiliki banyak kesempatan untuk berinteraksi secara positif dan personal dengan anak-anak dari berbagai latar belakang sosioekonomi dan warisan budaya. SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa merupakan sekolah yang terdiri dari peserta didik yang tidak hanya berasal dari satu daerah. Peserta didik tersebut berasal dari agama, suku, daerah asal dan latar belakang yang berbeda sehingga bahasa, budaya bahkan 68 kemampuan peserta didik berbeda dan beragam. Apalagi SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa menerima Anak Berkebutuhan Khusus ABK. Berikut adalah gambaran keragaman siswa yang digambarkan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 9. Data Keragaman Siswa Kela s Agama Daerah Asal ABK Jumlah siswa kelas Islam Krist en Katho lik Hindu Bud ha Jog ja Luar Jogja I 7 - 2 - 1 7 2 6 10 II 20 1 2 - - 18 4 11 23 III 22 1 2 1 - 22 4 11 26 IV 13 3 1 - - 12 5 5 17 V 14 2 - 1 - 13 4 6 17 VI 13 1 2 - - 13 3 10 16 Beberapa kekhasan sekolah yang peneliti temukan dalam penelitian ini diantaranya iklim sekolah yang sangat kekeluargaan, penerapan sistem among dengan keteladanan, dan implementasi pendidikan budi pekerti luhur. Ketiga hal tersebut juga mendukung implementasi pendidikan multikultural di sekolah. Iklim sekolah yang kekeluargaan memudahkan untuk saling berinteraksi dengan akrab dan mengaburkan perbedaan yang ada. Hubungan antara guru dengan siswa, guru dengan guru, maupun dengan kepala sekolah, terjalin sangat akrab dan kekeluargaan. Kondisi sekolah yang multikultur dan merupakan sekolah inklusi memiliki siswa dengan berbagai karakteristik dan kemampuan. Namun sekolah mampu mengakomodir kebutuhan siswa, misalnya tersedianya guru pendamping bagi siswa berkebutuhan khusus, dan tersedianya guru pendamping untuk masing-masing lima agama yang berbeda yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha. Hal tersebut